First

4.9K 61 5
                                    

Pagi itu matahari terlihat sangat cerah dan terik menembus kaca jendela ku, membnagunkanku dari tidur. Mata sembab membuatku enggan untuk bangun

Tok...tok......tokkkk

"Nichol,,,,,,,bangunnnn,,,,Nichol" suara ibuku dibalik pintu kamarku yang tengah menggedor-gedor

"iyaaaaaa" jawabku yang enggan bangun

"Ayo bangun, kau sudah janji akan pergi hari ini" kata ibuku yang masih menagih soal janjiku. Ya, janjiku yang ku bilang saat ulang tahun yang ke 17 bahwa aku akan pindah dengan ibu dan suami barunya di Cambridge, Inggris.

"Sebentar,,,,,," aku yang masih bersembunyi dibalik selimut tebalku.

....................................

Suara mobil menyala yang akan membawaku pergi dari kota ini ke Cambridge, kota Indah yang ada di Inggris. Aku meninggalkan sahabat, pacar, dan rumah lamaku disini, meninggalkan rumah yang sebagian adalah mimpi burukku. 

"Nichol, kamu harus nerima ayah barumu sebagai keluarga. Dan satu lagi dia punya anak yang bernama Nick, dia sudah kuliah jurusan Hukum. Jadi, kamu harus menghargai dan menghormati mereka. Kita adalah keluarga Nichol, jadi kamu juga punya hak yang sama" ucap ibuku panjang lebar sambil menyetir mobil

Aku yang tengah membaca buku ikut mendengarkan ocehannya

"kamu dengar tidak" tanya ibuku

"iya" jawabku singkat

---------------------------

Tiba dirumah baru yang sangat megah bak penthouse, ada dua pembantu dan dua supir, dan tentu saja suami baru ibuku. Mereka menyambut kami seperti di kerajaan-kerajaan. Tak lupa ayah tiriku mengajak kami berkeliling rumahnya yang megah itu. Ada taman, ruang baca, ruang tv, kolam renang, dan tentu saja kamarku yang lebih megah diabnding kamar lamaku. Aku sempat terpesona dengan kemegahan ini, tapi aku langsung berfikir dengan sahabatku yang ada di london ya Patricia "Helo, patricia" ucapku dalam telepon kami

"holaa, gimna ayah tirimu?"

"cukup baik, rumahnya gila megah bangettt, ada lapang voli juga, tapi sayangnya gak ada kalian"

"hiks, iya sudahlah ngga papa, berseng-senanglah, undang kami nanti pas libur semster"

"pasti dong" ucapku 

aku sambil pergi ke dapur untuk mengambil camilan karena lapar sekali 

"aaaah" suaraku kaget karena tiba-tiba melihat wajah pria itu dibalik pintu kulkas

"Nick!" ucapku

"dan kamu?"

"excuse me?" tanya ku

"Nichol kamu masih disana?" ucap Patricia dibalik telepon

"Nichol? kayak nama laki-laki" ucap Nich menyindir

"helooo, gak tau nama nama unisex ya, sial"

"oke, kamu seperti pencuri saja menyelinap"

"ha? tadi aku bersuara sambil nelpon, masa ngga kedengeran, gajelas banget sumpah"

"oiya, jadi aku yang menyelinap gitu?"

"menurut lho" ucapku

"hay kalian berdua udah berkenalan toh" ucap ibuku yang muncul tiba-tiba

"Iya bu, Nick sangat baik bangetttttttt" ucapku kesal

"oke nichol kamu harus siap-siap ya malam ini kita mau makan malam diluar, jadi jangan lupa pilih dress nya yaa yang ada di lemari kamar kamu"

"aku capeee bu, pengen tidur di kamar aja"

"Nichol, ibu mohon oke hanya malam ini. Malam besok-besoknya kalian nanti pada sibuk-sibuk" pinta ibuku

"ya deh" jawabku



My Fault (Ini Salahku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang