Chapter ii : "Noah, kabur."

1K 75 24
                                    


Louise Vinn Efirllwend, putra bungsu dari keluarga Willhelms. Omega yang termasuk jejeran omega yang terkenal karena parasnya yang indah, tubuh ideal, kekuatan serta skill-nya yang sangat memukau, belum lagi pheromone-nya. Sangat harum dan membuat kesan menawannya menonjol keras. Bagus sekali untuk masuk seleksi.

Tujuan Ia mengikuti seleksi ini adalah untuk memegang gelar Ratu disalah satu Kerajaan yang cukup tinggi derajatnya—seharusnya begitu.

Namun sekarang yang menjalani hari-hari milik sang Pangeran bukan lagi jiwa rapuh Louise, melainkan jiwa penuh damba Liam.




"Psst.. Noah!" Bisik Louise. Frederick menoleh kepada pemuda berparas cantik disebelahnya itu, "Unh, kenapa?"

Louise mendekat kearah Frederick, menyebabkan kereta yang kini mereka tumpangi sedikit bergoyang. Langit sudah mulai terik sekarang.

Semilir-semilir angin dapat mereka rasakan seiring bergoyangnya jalanan akibat batu-batu dan tanah yang tak rata.

"Gimana caranya biar kita bisa kabur dari sini?"

Louise sudah berpikir dalam-dalam. Jika sedari awal kisah cinta sang Ratu memang sempurna maka pasti ada yang bermasalah dengan perjalannya saja.

Jika pikirannya benar, maka masalah itu ada didalam gedung itu sendiri. Liam bukanlah Louise yang tak memiliki pendirian terhadap perasaanya, dia adalah lelaki straight dan menjadi omega yang manja tentu bukanlah hal yang masuk dalam listnya.

Frederick atau bisa dibilang Noah mengerjap, "Bukankah kita akan seleksi?"

Liam memukul pelan Noah, "Kau mau nasib kita sama?! Gw ga mau ya Noah, geli bayanginnya."

Pada akhirnya keputusan Liam sudah sepenuh dengan tekat bulat. Yaitu, "Noah, kabur."

Setelah satu kalimat itu terlontarkan dengan indah, hanya suara gemerisik dan gaduh yang terdengar di hutan yang mulai sunyi itu.

Mereka akan kemana? Liam juga tidak tau, yang dipikirannya sekarang adalah: kabur. Ia perlu kabur tak peduli keadaan yang padahal masih aman.

Dengan nafas ngos-ngosan Liam memandang Noah dengan sorot yang mematikan, "Kenapa ga dibunuh?!"

Noah melotot, "Lo pikir aja, emangnya gw mau ini tangan berharga pangeran digunain buat mbunuh orang??" Dengan nafas yang juga tak kalah penat Noah terduduk dibawah salah satu pohon di hutan rimba itu.

Liam hanya memutar matanya malas, "Itu tangan juga udah buat mbunuh orang kali! Lo aja yang ga tau." Sembari mengecek keutuhan tubuh barunya Liam duduk tepat diseberang Noah.

"Hahhh.. Udah diem deh, Li. Sekarang kita gimana? Lo kenapa sih sok jagoan banget, kita itu gaada pengetahuan tentang survival di alam liar. Belum lagi tubuh lu juga omega, entar kalau heat gimana??" Jelas Noah panjang lebar.

"Noah, mending lu pikir lagi deh, kalau kita masih disana yang ada malah kita keburu ngikut alur cerita mereka juga! Gw gak mau ya sampai harus jadi selir begituan, gak sudi!"

"Terus sekarang gimana? Lo mau gitu hidup disini kaya orang gila?" Ucap Noah dengan penuh gusar. Ia tak bodoh untuk mengetahui bahwa pada jaman ini, bahkan sihir-sihir pun masih lumrah dan belum teratasi sepenuhnya. Di jamannya saja masih ada yang belum diketahui, apalagi jaman ini!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑩𝒍𝒖𝒆 𝑹𝒐𝒔𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑻𝒉𝒆 𝑪𝒓𝒐𝒘𝒏 |Omegaverse|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang