Chapter i : Seleksi.

165 9 2
                                    

Suara langkah kaki mengalihkan atensi Louise. Setelah itu pintu diketuk lalu terbuka memperlihatkan Alm.Ratu Willhelms.

Jika saja Louise tak ingat bahwa ia entah kenapa telah kembali ke masa lalu, mungkin sekarang ia sudah pingsan karena melihat Ratu terdahulu yang jelas-jelas sudah tiada.

"Loui, apa kau sudah sudah siap? Hari ini Kakak pertamamu juga akan ikut untuk menemanimu mendaftarkan seleksi," Sang Ratu menjelaskan bahwa sudah saatnya untuk Pangeran Louise mendaftar dipemilihan seleksi.

Kalau tidak salah, pemilihan seleksi yang dimaksud adalah untuk melihat seberapa tingkat kekuatanmu, dan bonusnya yang belum memiliki pasangan dapat terpilih oleh pewaris Kerajaan-Kerajaan yang juga belum memiliki pasangan.

Istilahnya ini seperti saat sekolah, perbedaanya adalah guna ilmu yang diterapkan. Jika sekolah hanya mengajarkan ilmu-ilmu yang berbasis teori, maka seleksi ini sekaligus praktek tanpa dijaga. Nama-nama gedung seleksi juga berbeda, nama gedung dapat berdasarkan tempat atau memilih sendiri.

Singkat saja, inti dari penjelasannya adalah sekolah hidup dan mati kalau kata Louise.

Bingung akan menjawab apa, Louise reflek membungkuk, "Salam untuk Baginda Yang Mulia Ratu Willhelms, uh itu—mohon maaf, saya belum siap."

Reflek Alhena tertawa terbahak-bahak, "Sayang, kenapa kau memanggil Ibu 'Baginda Yang Mulia Ratu Willhelms'? Kepalamu terbentur mungkin?"

Louise bersemu merah, 'Aduh malu ' Ia tak manyangka Ratu terdahulu itu begitu menawan, pantas saja anaknya cantik.

"Loui, kau tak apa honey? Kalau memang kau sakit, Ibu akan mengizinkanmu."

Menggeleng ribut Louise menjawab, "Tidak usah, Rat—IBU! Ya, Aku sehat luar dalam!"

Alhena kembali terkekeh, "Kau ini memang ada-ada saja. Kau tidak mau bertemu dengan Putra Mahkota Frederick? Ia mengatakan bahwa sedang merindukanmu."

Louise menatap horor Ratu yang ia sebut Ibu itu, bagaimana bisa ia lupa.. DIA OMEGA DISINI! Duh.. Jangan bilang kalau nanti dia bakalan hamil.. Ngelahirin..sampe disodok!? Dimasa depan, ga ada yang namanya gender kedua yang beda, karena manusia masa depan telah memikirkan keadilan maka hanya ada 2 gender utama dimasa depan.

"Matilah Aku.. " Louise mencicit kecil.

"Kau bilang apa nak?" Alhena memang tidak mendengarkan perkataan putra bungsunya karena sedang mengecek data-data keuangan Kerajaan.

Louise tersenyum cengengesan, "Tidak ada, hanya sedang gembira!"

Mengusak lembut rambut hitam legam putranya, Alhena tidak bisa untuk tidak gemas dengan putranya ini, "Ibu tau kau memang merindukan Pangeran Mahkota. Jadi sebaiknya sekarang kau bersiap, satu jam lagi kita akan segera berangkat."

Louise hanya mengangguk dan kembali merenungkan hidupnya. Kalau dia disini, bukankah berarti bestie kurang ahlaknya itu juga?!!Noah pasti juga ada disini!

Tapi Louise teringat lagi.. Bukankah hanya dia yang memegang bunga itu?

"Eh tunggu bentar, kalau Ratu Alhena Ibuku terus Pangeran Mahkota itu temenku berarti.... AKU PANGERAN LOUISE?!" Dengan sigap Louise memasuki kamar mandi dan melihat kepantulan cermin.

"Ya Tuhan.. Kenapa kau memberiku cobaan seperti ini? Eh tapi wajahku ganteng banget buset. " Louise—atau Louise palsu itu memang benar. Pangeran Louis memanglah salah satu Pangeran tercantik dimasanya.

Lekuk tubuhnya indah, matanya menawan, bahkan jika dia memiliki postur yang tinggi pun karena tubuh rampingnya itu tetaplah poin plus dalam penampilan.

Ketika akan menggerutu lagi, Louise mendengar suara memanggil namanya, "Halo tuan!"

𝑩𝒍𝒖𝒆 𝑹𝒐𝒔𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑻𝒉𝒆 𝑪𝒓𝒐𝒘𝒏 |Omegaverse|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang