01

1K 79 26
                                    

7 tahun sudah Zee dan Nunew menikah dan hidup bersama.

Kebosanan datang pada hati Zee dengan kehidupan mereka yang monoton.

"Hia, ayo makan dulu takut Hia terlambat pergi ke kantor." teriak Nunew dari ruang makan yang berada tak jauh dari ruang tidur mereka.

Zee menutup telinganya merasa terganggu dengan teriakan Nunew.

'Mengapa harus berteriak? Berisik dan mengagetkan saja.' pikir Zee.

Nunew menatap pintu kamar dan bertanya2 mengapa Zee belum keluar juga.
Akhirnya Nunew pun menghampiri kamar dan memasukinya.

Nunew melihat Zee yang masih berbaring dengan menutupi kepalanya dengan bantal.
Nunew pun menghampiri Zee dan menarik bantal yang menutupi kepala Zee.

"Hia ayo bangun, malah menutup kuping." ujar Nunew dan Zee pun menatap Nunew di depannya.

"Bisakah kau jangan teriak2 begitu? Kau berisik sekali." ujar Zee dan bangkit dari tidurnya.

"Hia, Nhu sibuk di dapur, mengapa Hia tidak bangun sendiri saja. Mengapa Nhu harus berteriak dulu baru Hia akan bangun. Yang terlambat kerja nanti Hia juga." ujar Nunew sambil tersenyum.

Namun tiba2 Zee bangkit dari atas tempat tidur dan berdiri menghadap Nunew yang terkejut dengan gerakan tiba2 itu.

"Kau tahu tidak kalau aku mulai bosan dengan kehidupan pernikahan kita? Setiap pagi hanya teriak2 yang ku dengar, Hia Hia Hia, muak aku mendengar kata2 itu dari mulutmu." teriak Zee dan membuat Nunew benar2 terkejut.

Nunew hanya terdiam dengan selimut masih tergenggam ditangannya.

Zee yang sangat marah pun akhirnya berjalan dan masuk ke kamar mandi dan membanting pintunya.
Nunew sedikit mengejutkan bahunya kaget dengan bantingan pintu.

Nunew pun melepaskan selimut dari tangannya dan duduk di samping tempat tidur sambil melamun.

Nunew tidak menyangka kata2 yang Zee baru katakan padanya.
Nunew tidak merasa ada masalah dengan suaminya itu namun mengapa Zee seperti itu.

Nunew baru mengetahui kalau Zee suaminya sudah merasa bosan padanya.
Padahal dalam hati Nunew, tidak ada sedikitpun rasa bosan pada Zee malah makin hari Nunew merasa semakin sayang pada Zee.
Akhirnya airmata pun jatuh di pipi Nunew.

Tak lama kemudian Zee pun keluar dari kamar mandi dan melihat Nunew yang masih terduduk di pinggir tempat tidur dengan airmata di pipinya.

"Jangan cengeng, bagaimana pun kau adalah seorang laki2." ujar Zee dan berjalan melewati Nunew.

Nunew pun menghapus airmatanya namun masih tetap diam terduduk di atas tempat tidur.

"Aku pergi dulu. Jangan tunggu aku, aku akan pulang terlambat. Jenuh aku dirumah." ujar Zee yang telah selesai berpakaian dan berjalan keluar dari kamar.

Setelah Nunew mendengar kalau mobil Zee pergi dari rumah mereka, Nunew pun kembali menangis dan Nunew menangis semakin kencang.

Nunew benar2 tidak menyangka kalau suami yang sangat dia cintai dan dia harapkan akan selalu mencintainya dapat mengatakan hal seperti itu yang sangat menyakiti hatinya.

Setelah beberapa saat Nunew pun menetapkan hati akan mengabulkan keinginan suaminya untuk mendapatkan ketenangan di rumah.

Nunew berjanji akan membuat Zee mendapatkan apa yang diinginkan suaminya itu.
.
..
...

Hampir tengah malam Zee baru pulang dan Nunew pun menyambut Zee dan mengambil jas dan tas Zee dari tangan Zee.
Zee melihat Nunew dengan kesal.

"Sudah kubilang tidak usah menungguku." ujar Zee pelan.

Seven Years Of Love (ZeeNunew) (023)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang