W

7.2K 608 4
                                    

"Sebenernya...."

"sebenarnya Nana yang pernah kembali ke masa lalu Pernah berkata kepada mommy dan bunda jika masa depan tidak dapat diubah" ungkap taeyong menundukkan kepalanya.

Hening, semuanya terkejut sekaligus bingung kecuali jaehyun yang sudah tau tentang hal itu.

"Maksud mommy apa??" Tanya Jeno masih dalam mode ngeleg.

"Nak, masa depan kalian tidak dapat di ubah!!" tekan taeyong pada anaknya menongak menatap Jeno dengan dalam.

"Tidak dapat di ubah bagaimana mom?? Ini masa depan sudah bisa kita ubah lalu dimana hal yang tidak bisa kita ubah??" Ujar jaemin masih tak mengerti apa yang di maksud taeyong.

"Memang masa depan di dunia kita bisa di ubah tapi di dunia lain?? Kau tau bukan jika di masa depan sebelumnya Jeno dan jaemin nekat mengubah masa lalu, itu berarti mereka juga harus menerima resiko di masa depan" jelas taeyong.

"Resiko yang di tangung apa mom??" Tanya Mark setelah berhasil mencerna ucapan taeyong.

Taeyong menghela nafas panjang, "Mereka harus mengulang kejadian itu berkali kali"

"Maksud mom mengulang jisung kembali ke masa lalu??" Tanya Jeno juga sudah mulai paham dengan apa yang di maksud taeyong.

Taeyong mengangguk pelan, ia menatap Jeno dan jaemin dengan tatapan sendu.

"Jisung harus kembali ke masa lalu untuk mengulang lagi dan lagi kejadian yang kalian alami, dia harus mengorbankan nyawanya untuk masa depan kalian di kehidupan yang berputar terus" lirih taeyong sendu, dirinya tak mau membahayakan keselamatan sang cucu tapi takdir seperti jahat sekali pada mereka karena mereka menentang takdir yang di buat tuhan.

"Nggak!!..... Jisung nggak boleh pergi!!..." Gumam jaemin menunduk menatap kosong lantai.

"Tapi na-"

Jaemin menongak ke arah taeyong dengan mata yang berkaca kaca.

"NGGAK MOM!!! JISUNG NGGAK BOLEH PERGI!!" Pekik jaemin tak akan memperbolehkan anaknya pergi lagi ke masa lalu.

Taeyong diam membisu, jaehyun yang melihat istrinya seperti itu akhirnya memeluk dan menangkan taeyong yang tangisnya pecah di pelukan jaehyun.

Jeno pun sama, dirinya memeluk jaemin membisikkan kata kata penenang. Jika jaemin tak tenang dan tak berpikir dengan kepala dingin maka itu akan membuat masalah yang baru.

"N-no hiks.... Anak kita no, anak kita!! Aku nggak mau anak kita pergi!! Sampai kapanpun aku nggak mauu!! Hiks" Tangis jaemin di pelukan Jeno.

"Sssttt, tenang sayang. Anak kita nggak akan pergi, dia akan ada di sana sama kita" ujar Jeno menenangkan sang istri.

"T-tapi....tapi kata mommy??"

"Tenang dulu, jangan di pikiran apa kata mommy. Kalau kamu nggak tenang masalah ini nggak akan pernah selesai" balas Jeno lembut.

Jaemin mengangguk pelan , "aku nggak mau jisungku pergi, cukup kemarin aja jisung menderita gara gara limit nya. Hatiku sakit no liat jisung kesakitan, kamu tau sendiri kan kita udah nunggu jisung berapa lama?? Kamu juga tau kan Betapa berharganya jisung di hidup kita?? Ngelerain jisung pergi itu sama aja ngebunuh jisung, no" pungkas jaemin lirih di pelukan mereka.

Jeno mengangguk pelan, dirinya mengusap Surai jaemin dengan lembut yang membuat ketegangan tadi perlahan hilang di gantikan dengan kenyamanan yang ada.

"Hm, aku juga nggak rela na kalo jisung harus pergi. Tapi kamu pernah berpikir nggak, gimana jadinya kalo jisung nggak akan pernah pergi ke masa lalu?? Mungkin takdir kita masih itu na, takdir kita masih nunggu jisung sampai 7 tahun ke depan. Takdir kita,.kamu masih sakit hati gara gara aku berhubungan lagi sama Karina"

go to the past✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang