Cast :
Lee Haechan
Jung JenoGenre : Historical, Drama
Rated : G
WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH
.
.
.
.
..
.
.
.
.Kesehatan Selir Lee semakin hari makin membaik, meskipun tetap dalam pengawasan ketat dari tabib Kwon. Luka bekas lubang anak panah didadanya pun juga sudah mulai mengering walaupun masih meninggalkan bekas yang membuat Haechan sedikit risih.
Terkadang ia malu jika sedang mandi bersama Yang Mulia, takut Raja akan merasa jijik dengan bekas luka itu. Namun bersyukurnya Raja Jeno sama sekali tidak peduli dengan itu. Dia bahkan berkali-kali mengatakan jika Haechan tetap menawan meski dengan bekas luka.
"Aku hanya peduli padamu, aku tidak memikirkan apapun selain dirimu. Kekuranganmu atau luka pada tubuhmu, aku tidak peduli." Itu ucapnya.
Haechan merasa sangat dicintai karna ketulusan Raja yang sedia menerima dirinya.
Apalagi semenjak dirinya siuman dari komanya, Raja Jeno benar-benar menjaganya dengan ketat. Haechan dilarang keluar paviliun sampai ia benar-benar pulih, bahkan Raja menambah dayang dan prajurit untuk berjaga di paviliunnya. Karna takut kejadian naas itu akan kembali terulang.
"Yerim-ah.." Panggil Haechan pada dayangnya yang masih sibuk menyisir rambut panjang miliknya.
"Yee?"
"Kau belum menceritakan apa yang terjadi diistana selama aku koma. Cepat ceritakan padaku, aku sangat penasaran.." Paksanya.
"Selir Lee yakin ingin mendengarnya?" Tanya Dayang Kim ragu.
"Tentu saja, kenapa?"
"Eummm... Aku hanya takut Selir Lee akan tekejut jika mengetahui kebenaranya."
"Memang kenapa? Ayolah ceritakan padaku~~" Haechan menarik tangan Dayang Kim yang masih menyisir rambutnya untuk duduk dikursi kosong disebelahnya. "Cepat ceritakan.."
Dayang Kim yang melihat Selir Lee terus memaksanya seperti itu menjadi agak tak enak hati untuk menolaknya. Dan mau tidak mau ia pun akhirnya mulai menceritakan semua yang ia ketahui.
Ia mulai menceritakan bagaimana Raja Jeno mengerahkan seluruh pasukan prajurit untuk mencari pelaku penyerangan itu diseluruh negeri, bahkan sampai harus melakukan sayembara dengan hadiah sekantong emas tael jika ada rakyat yang berhasil menemukan pelaku itu.
Bahkan Raja mendatangkan tabib-tabib hebat dari berbagai negeri untuk menyembuhkan Selir Lee. Namun hasilnya tetap sama, tidak mampu menyadarkan Selir Lee dari tidur panjangnya.
Lalu dayang Kim juga bercerita jika pelaku itu adalah seorang pembunuh bayaran yang disewa oleh Yang Mulia Ratu untuk membunuh Selir Lee.
Dan disaat itu juga Selir Lee membungkam dan terkejut bukan main. Dia tidak tahu jika Yang Mulia Ratu sampai senekat itu untuk membuatnya keluar dari istana.
"Lalu apa yang terjadi pada Ratu?" Tanya Haechan.
Dayang Kim menggigit bibir dalamnya, merasa ragu untuk melanjutkan ceritanya atau tidak.
"Yerim-ah, apa yang terjadi pada Ratu?" Haechan memaksanya.
"Eummm~ Ya-Yang Mulia Ratu dipenggal oleh Raja bersamaan dengan pembunuh dan dayangnya itu. Lalu Yang Mulia Raja membuang ketiganya dihutan belantara dengan tubuh mereka yang dimutilasi."
"Apa?!!"
Haechan kembali tercengang dengan berita yang ia dengar barusan. Tubuhnya tanpa sadar merinding karna membayangkan mantan Ratu Choi yang dipenggal dan dimutilasi.
"Ka-kau ser-ius?" Tanya Haechan.
"Tentu saja aku serius. Makanya sampai saat ini keadaan istana sedikit tidak kondusif, itulah mengapa Yang Mulia Raja melarang Selir Lee untuk keluar dan tetap dipaviliun sampai keadaan disana kembali normal."
Haechan terdiam setelah mendengar penjelasan dari dayang Kim. Dia tidak menyangka jika banyak kejadian tak terduga selama dirinya tak sadarkan diri.
Walaupun Haechan tidak menyukai Ratu, tapi mendengar bagaimana kondisi Ratu diakhir hayatnya, membuatnya merasa kasihan. Dia pun tidak menyangka bagaimana kejamnya Raja Jeno menghukum Ratu.
Sebenarnya itu juga menjadi alasan dayang Kim ragu untuk menceritakan kejadian sebenarnya. Dia takut Selir Lee malah berpikiran buruk tentang Raja Jeno. Dan menganggap Raja Jeno adalah Raja yang kejam dan menakutkan.
Padahal Raja Jeno melakukan itu karna ingin melindungi Selir Lee agar mereka yang selalu menjahati Selir Lee bisa mengurungkan niatnya kembali.
Dayang Kim yang melihat respon diam dari Selir Lee segera berucap, "Selir Lee, tolong jangan salah paham pada Yang Mulia Raja. Percayalah, Yang Mulia Raja melakukan itu untuk melindungi Selir Lee. Ampuni Hamba yang sudah berbicara lancang.."
Dayang Kim sungguh takut jika ucapannya tadi malah membuat Selir Lee takut pada Raja Jeno.
Selir Lee masih terdiam ditempat duduknya, dia tengah sibuk dengan pikirannya sendiri.
Namun setelah diam beberapa saat Selir Lee berbicara, "Aku ingin bertemu dengan Yang Mulia."
"Ye?"
Tanpa merespon tatapan bingung dayang Kim, Selir Lee langsung bangun dari duduknya dan bersiap untuk keluar dari ruangannya.
"Selir Lee, tunggu.." Dayang Kim yang melihat Selir Lee sudah membuka pintu segera menghalanginya.
"Kenapa?" Tanya Haechan bingung.
"Yang Mulia Raja berpesan kalau Selir Lee belum boleh keluar dari paviliun." Jawab Dayang Kim.
"Aku hanya ingin menemui Raja." -Selir Lee-
"Hamba tahu, tapi Raja Jeno sudah memperingati hamba kalau Selir Lee belum boleh keluar dari sini sampai masalah besar di istana selesai." Jawab Dayang Kim cepat.
Mendengar jawaban dayang Kim membuat Selir Lee mengernyit bingung. "Masalah besar? Masalah apa?"
Dayang Kim segera menutup rapat bibirnya yang tanpa sadar sudah membuka rahasia yang diminta oleh Raja Jeno.
"Yerim-ah, ada masalah apa diistana? Ayo jawab.."
"Eumm... I-itu.."
Haechan sudah munduga sebelumnya, sejak Dayang Kim bercerita tentang kematian Ratu, Haechan sudah tahu jika akan ada keributan perihal posisi Ratu yang kosong. Apalagi kematian Ratu yang tragis seperti ini pasti telah membuat kegaduhan yang luar biasa.
"Aku akan menemui Yang Mulia Raja."
Setelah mengatakan itu Selir Lee langsung bergegas dengan langkah yang lebar. Ia tetap akan menemui Raja Jeno meskipun dibelakangnya ada dayang Kim yang terus saja melarangnya..
.
.
.
..
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Musisi [NoHyuk] END
FanfictionHaechan hanya seorang musisi jalanan yang dibawa oleh Raja Jeno untuk tinggal di istana. . . . . BxB Bahasa Baku