O2. almooost caught

619 49 4
                                    

-
-
-

Renjun dan Jeno sudah berada di mall terbesar di Korea Selatan. Jeno awalnya sempat ragu untuk pergi ke mall ini tetapi Renjun terus memaksa jadi ia mengalah saja.

"ren, apa kau tidak bercanda untuk pergi ke mall elit seperti ini?" tanya Jeno sambil mengamati sekelilingnya yang penuh dengan barang barang branded. "aku memang sudah sering kesini." balas Renjun.

Jeno mengangguk paham. "kau ingin menemani ku membeli baju?" tanya Renjun dan di angguki oleh Jeno. "baiklah, ayo!" Renjun menarik tangan Jeno lalu pergi menuju lantai dua.

Renjun dan Jeno sedang berada di salah satu toko pakaian yang cukup luxury karena sesuai yang Renjun katakan bahwa ia akan membeli beberapa baju.

"apa ini bagus untuk ku?"

Renjun yang tengah memilih sweater dan menemukan sweater berwarna cokelat muda maka ia langsung bertanya kepada Jeno. "bagus, beli itu saja" ucap Jeno dan langsung di angguki oleh Renjun.

lalu mereka pergi ke kasir untuk membayar baju baju yang Renjun pilih.

"totalnya 1,2 juta, tuan." ucap sang penjaga kasir. Renjun memberikan blackcardnya yang di beri oleh Jaemin.

setelah membeli beberapa pakaian Renjun dan Jeno memilih untuk makan terlebih dahulu di salah satu restoran yang ada di mall itu. Renjun memang sengaja untuk menyewa private room untuk mereka berdua.

katanya sih agar mendapat privasi, tapi entahlah.

"bagaimana kau bisa masuk ke sekolah NEO?" tanya Renjun untuk mencairkan suasana agar tidak canggung. "aku tidak tau, orang tua ku yang menyuruh untuk bersekolah disana." Renjun mengangguk paham. "lalu, hubungan mu dengan Haera?"

Jeno menghentikan kegiatan makannya dan menatap Renjun yang menatapnya juga dengan penuh tanda tanya.

"kami sudah tidak memiliki hubungan lagi setelah dia berkencan dengan lelaki lain."

"oh maafkan aku, aku tidak tau.."

Jeno tersenyum hingga membentuk eye smile andalannya yang akan memikat submissive mau pun gadis lain. "tetapi tidak apa, selagi masih ada kau." ucap Jeno. Renjun terdiam sebentar lalu melanjutkan makannya dan mengangguk kecil.

"oh ya, boleh aku meminta nomor telfon mu?" tanya Jeno sambil mengeluarkan ponselnya.

"tentu saja" Renjun mengambil ponsel Jeno lalu mengetikkan nomornya disana lalu memberikan kembali ponsel Jeno.

"terima kasih" Renjun mengangguk sambil tersenyum kecil.

• • •

setelah selesai makan Jeno mengantarkan Renjun untuk pulang.

"ini benar rumah mu?"

Renjun mengangguk sambil tersenyum.

"baiklah, aku pergi dulu, sampai jumpa besok renjun." Jeno lalu pergi dari rumah Renjun.

Renjun sedikit mengintip dari gerbang rumahnya. "huh.. untung saja daddy belum pulang.. sepertinya.." Renjun berjalan untuk memasuki rumah besarnya.

Renjun memperhatikan sekitar. ia menghela nafas ketika tidak menemui keberadaan daddynya. lalu ia segera naik dan pergi menuju kamar.

saat baru menutup pintu kamar terdengar suara yang tidak asing baginya.

"mengapa baru pulang, sayang?"

Renjun tersentak kaget ketika Jaemin menghampirinya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"astaga! kapan daddy pulang! aku tidak salah lihat bahwa tidak ada mobil daddy yang terparkir!" batin Renjun.

"eum.. maaf daddy.. aku habis kerja kelompok dengan Chenle.."

ketika Renjun sudah berbohong, itu adalah saat saat yang sangat ia hindari. seorang Huang—ralat maksutnya seorang Na Renjun tidak akan berbohong jika ia tidak dalam keadaan yang membahayakan dirinya seperti sekarang.

Renjun tau jika ia memilih untuk mengatakan yang sejujurnya, daddynya ini akan marah besar padanya jadi Renjun tidak ingin mengambil resiko.

"kenapa tidak memberi tau daddy, hm?"

suara datar milik Jaemin masuk kembali ke dalam indra pendengaran Renjun. "maaf.. ponselku mati.."

sedari tadi Renjun menunduk tidak berani untuk menatap daddynya. karena demi apapun, daddynya sangat menyeramkan ketika marah.

Renjun menahan nafasnya ketika tubuh Jaemin menghimpit tubuh kecilnya. Jaemin menatap Renjun lekat tanpa berkedip sedikit pun.

"tidak berbohong?" Renjun menggeleng cepat.

"jangan seperti itu lagi, baby. aku sangat khawatir kau tidak memgabari dan baru pulang malam, kau tau aku benci khawatir kan?" ucap Jaemin. Renjun mengangguk pelan.

"maaf daddy, aku tidak akan mengulanginya lagi."

Jaemin tersenyum lalu mengusap rambut anak tirinya itu. Renjun masih belum berani melihat wajah Jaemin. Jaemin mengangkat dagu Renjun agar si manis menatapnya.

"daddy ingin berbicara denganmu"

Jaemin mengangkat tubuh mungil Renjun dan ia duduk di tepi ranjang dengan Renjun yang berada di pangkuannya. Jaemin melingkarkan tangannya di pinggang Renjun.

"daddy akan pergi keluar kota besok karena ada masalah pekerjaan. tidak apa-apa jika injun daddy tinggal? atau daddy akan mengirimkan bodyguard untuk menjagamu?" jelas Jaemin.

"tidak usah daddy, aku akan tinggal disini bersama para bibi saja, daddy tidak perlu mengirimkan bodyguard untukku." ucap sambil Renjun tersenyum tipis.

"benar tidak apa-apa?" Jaemin memastikan.

"iya daddy, tapi apa daddy akan lama disana?"

"daddy tidak tau, baby. semoga saja tidak terlalu lama agar aku tidak merindukan mu." Jaemin terkekeh kecil sambil mencubit pelan pipi gembul milik Renjun membuat pipi Renjun bersemu merah.

"j-jangan menggoda ku daddy!" Renjun menutup wajahnya menggunakan tangan mungilnya. Jaemin kembali terkekeh melihat tingkah anaknya yang sangat menggemaskan.

"daddy akan berangkat besok pagi. jadi daddy tidak bisa mengantarmu ke sekolah, tidak apa?"

Renjun mengangguk "tidak apa daddy, aku akan berangkat bersama jen-eum maksutku Chenle saja."

Jaemin melirik jam yang berada di atas nakas dan terlihat waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.

"ayo tidur, baby. sudah malam, kau besok juga ada ulangan lagi bukan?"

Jaemin merebahkan tubuh mungil Renjun di kasur lalu dirinya ikut tidur di sebelah Renjun. Jaemin tidak lupa memakaikan selimut dan menyalakan Air Conditioner. Jaemin memeluk Renjun dan di balas oleh si manis. Jaemin mencium pucuk kepala anaknya.

"good night baby, sleep tight."

"good night too daddy"






to be continue :p






see you on next chapter!

with love, sherana.

STEP DADDY | JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang