~oo0oo~Di sore hari, Seorang gadis cantik yang duduk di tepi pantai dengan sebuah buku hitam yang berjudul 'AKU' di genggamannya.
Ia menuliskan sesuatu di buku itu hingga satu tetes air mata nya pun jatuh di atas buku itu.
'emang boleh ya benci sama takdir kita sendiri?
Aku ga marah sama Allah atas takdir ini, mungkin ini ujian dari Allah atas kebahagiaan ku di masa lalu. Well aku merindukan tahun-tahun lalu.
Berisik?
Mau sebagus dan sebesar apapun rumah, namun bagi ku itu bukan rumah. Yang aku dapatkan dari rumah itu adalah suara pecahan, teriakan, bentakan, kekosongan.
Sendirian?
So, sendirian bukan lah hal yang menakutkan bagi ku. Semua nya boleh hancur tapi plis jangan isi kepala. Sendirian itu menenangkan, menyenangkan karena aku bisa tidak menyukai keramaian, cukup rumah ku saja yang ramai oleh suara teriakan dan pecahan itu.
"Terimakasih aku"
Ia pun menutup bukunya dan kembali memandang indahnya senja di pantai hari ini.
Dengan tatapan mata yang sendu ia melihat di kejauhan sebuah kapal yang sedang berlayar. Dan suara-suara deruman ombak yang menenangkan pikiran nya. Langit yang berwarna ke orange- orange itu semakin membuat tempat itu menjadi lebih tenang, di tambah lagi dengan angin-angin kecil yang membuat rambutnya terhuyung ke sana ke sini.
Buliran bening pun jatuh dari kelopak matanya tanpa di suruh. Lalu Ia pun tersenyum tipis.
"Terimakasih untuk hari ini senja" ujarnya. Lalu ia pun pergi meninggalkan tempat indah itu.
______________________________________
Yokkk lanjut ke part selanjutnya...
Jangan lupa vote and coment nya..Tinggalkan jejak mu di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
occhiolism
Teen FictionRahel ellwyn jovanka seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang harmonis namun berakhir amat berantakan. "kalo lagi berantem jangan depan rahel, capek tau ga liat nya" "ck! tinggal tanda tangan aja susah" "kenapa ga cerai aja coba" "ngapain mik...