Deru langkahku berketak ketuk dilantai SMA Arjuna, hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah setelah MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) ,sialnya teman satu kelompokku tidak berada satu kelas denganku, kesal namun aku bisa apa?
" Eh.."
" Minggir ,minggir "
Cowok itu berlalu begitu saja tanpa menoleh sedikitpun kepadaku yang masih shock karena tiba- tiba ditabrak orang tidak jelas yang tidak punya sopan santun itu,
" Dasar cowok gila " setelah mengatakan itu ,aku kembali memfokuskan pikiran untuk mencari ruang kepala sekolah, untuk memberikan titipan yang tadi pagi disuruh ayah ( ayahku kenal dekat dengan kepala sekolah, teman SMA katanya)
" Assalamualaikum " aku mengucapkan salam saat sampai didepan sebuah ruangan berpintu kaca transparan, yang menampakan beberapa sofa dan piala yang tertata rapi didalam etalase yang ku yakini adalah ruang kepala sekolah, bukan karena feeling tapi karena kebetulan aku bertemu dengan seorang staff atau mungkin guru disana yang dengan senang hati mengantarkanku ke ruangan yang beberapa menit lalu sedang aku cari,
" Waalaikumsallam, silahkan masuk" suara berwibawa itu terdengar dari dalam ruangan,aku pun mengikuti guru atau aku panggil saja staff yang telah mendahuluiku masuk dan menemui seorang pria paruh baya yang sedang duduk sambil tersenyum kearahku atau kearah staf tadi, disana terlihat wajah dengan garis tegas yang sudah mulai terdapat kerutan dimana mana,namun tak menghilangkan kesan ramah dari seseorang yang sekarang sedang duduk dihadapanku . aku sempat melihat papan nama yang tertera diatas meja kaca itu ,'Arif Dianto'
" Perkenalkan pak Saya Farunala Rasastra Sasmita pak, saya ada titipan dari ayah saya pak Hendra untuk bapak, " ujarku sambil tersenyum agar suasana tidak begitu canggung,
" Oh, kamu Runa ya, anaknya Hendra wah sudah lama sekali saya tidak bertemu dengan beliau, bagaimana nak kabar ayahmu? " kata bapak itu atau lebih enaknya aku panggil pak Arif itu dengan ramahnya , " Alhamdullilah baik pak, " jawabku agak canggung ,beliau lalu berdiri dan menerima titipan ayah yang aku bawa. setelah memastikan barang itu sudah diterima oleh penerima yang seharusnya kau pamit untuk segera menuju kelasku, jujur saja aku sedikit takut kalua tidak ada yang aku kenal sama sekali di sana, pasalnya setelah melihat aku tidak satu kelas dengan sahabatku aku Sudah tak melanjutkan untuk melihat pengumumannya lagi.
aku masuk di sebuah kelas yang bertuliskan X MIPA 6 , dengan ragu aku melangkahkan kakiku kedalam, didalam sudah agak ramai ada yang sudah bercanda Bersama teman temannya, ada yang masih berkenalan dan ada juga yang duduk santai sambal main Handphone di bangkunya, aku bingung harus bereaksi seperti apa sebelum ada satu suara yang memanggilku " eh , kamu yang didepan pintu sini masuk duduk disebelahku" suara itu begitu nyaring sampai memenuhi satu ruangan kelas , karena aku tak kenal siapapun disini jadi aku terima saja tawarannya . " Naisya, namaku Naisya, kamu bisa memanggilku Nana" todongnya ketika aku sampai di bangku kosong yang ada disebelahnya sambal menyodorkan tangannya mengajak berkenalan, dengan ragu aku menerima jabatan tangannya dan menyebutkan namaku " Runa, Faruna kamu bisa panggil aku Runa saja" jawabku berusaha ramah , " Wah Runa, nama yang unik, kamu kelihatan bingung nggak ada yang kamu kenal ya dikelas ini?" aku sedikit mengerutkan kening, tak menyangka kalua Nana bisa menebak apa yang aku khawatirkan dari tadi, apa kebingunganku tadi terlihat begitu mencolok ya ? " eh.. iya aku bingung, kebetulan dikelas ini aku tidak mengenal siapapun" jawabku masih sedikit kaku " kamu baku banget sih ngomongnya, santai aja sekarang kamu temanku jadi jangan khawatir kamu ngga punya temen disini " jawab Nana dengan ceria, aku heran kenapa orang-orang bisa tidak segan untuk menyapa orang lain dikali pertama pertemuan ya, apalagi langsung menjadikanku seorang temannya padahal dia baru tau namaku " hehehe.. maaf ya aku masih sedikit canggung, memangnya kamu juga tidak mengenal siapapun dikelas ini?" tanyaku " umm, kalua kenal sih ada tapi ga deket banget, dimana ya nah itu disana dia dulu teman satu sekolahku waktu di SMP " Nana berkata sambil menunjuk seorang laki-laki yang anehnya terlihat sedang tertidur di bangkunya " cowok yang lagi tidur itu? " tanyaku lagi "iya, heran ini masih pagi udah tidur aja" kata Nana sambal menggelengkan kepalanya tanda heran melihat teman satu sekolahnya itu, aku hanya mengangguk untuk menanggapi jawabnnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendya
RomanceSekuel pertama dari Lara Univers "Kamu suka senja, Na?" Lalu, jawaban kamu begini "Iya aku suka , kenapa?" Kamu ingat kan Na? Waktu itu, aku belum menemukan jawaban tepat untuk pertanyaan rumit ini. Atau lebih tepatnya aku memilih bersembunyi dari...