Beni adalah seorang ayah 41 tahun yang memiliki seorang anak laki laki yaitu Defan. Beni memiliki istri bernama Vera yang usia nya memang lebih tua dari dirinya.
Ilustrasi Beni:
Ilustrasi Defan:
S
uatu malam, Beni ingin melampiaskan hasratnya pada istri nya, yaitu dengan cara berhubungan badan. Namun istrinya tersebut menolak, karna istrinya ingin beristirahat yang cukup karna di usianya yang sudah tua, dia tidak bisa melakukan hal tersebut. Terlebih, dia tidak bisa melakukan aktivitas yang cukup berat untuk seusia nya. Hari demi hari Beni di tolak, dia pun lantas marah pada istrinya.
Beni: "Mamah kenapa sih? Gak mau layanin Papah. Padahal udah lama papah gak merasakan hal itu."
Vera: "Pah, mamah itu udah tua. Kalo mau ya ayo, cuma gak sekuat dulu."
Beni: "Mah, papah itu cinta sama mamah. Papah ngerti keadaan mamah. Cuma, papah udah lama gak merasakan itu mah."
Vera: "Tolong ngertiin mamah. Mamah mau istirahat sekarang. Mamah minta maaf."
Setelah itu, Beni pun pergi ke kamar mandi dengan raut wajah yang kesal. Ke esokan hari nya, dia pergi ke seorang dukun. Dia minta pada dukun tersebut agar di beri solusi. Dia ingin merasakan apa yang dia rasakan tapi tidak dengan selingkuh. Lalu dukun pun mengeluarkan mantra dari mulutnya. Beni hanya bisa tertunduk sambil merasa ketakutan dengan perilaku dukun tersebut. Lalu, dia pun di berikan suatu selembaran oleh dukun tersebut.
Dukun: "Pakai mantra ini. Ini suatu jalan satu satunya agar keinginanmu terpenuhi."
Beni: "Ini apa mbah?"
Dukun: "Ini membuat target yang kamu incar bisa memenuhi keinginanmu."
Beni: "Yang betul mbah?"
Dukun: "Cukup ucapkan saja di dekat target. Niscaya keajaiban akan terjadi setelahnya."
Lalu Beni pun memberikan sejumlah uang pada dukun tersebut dan pergi pulang sambil membawa kertas tersebut.
Sesampainya di rumah, Beni melihat anaknya sedang duduk di teras sambil bermain HP. Sedangkan istrinya sedang menjahit di ruang tamu.
Vera: "Papah dari mana? Tumben kok gak izin dulu sama mamah?"
Beni: "Nggak mah. Tadi ke warkop depan pos satpam bentar. Lagi pada bahas kontes kicau burung"
Lalu Beni pun mengambil secangkir kopi dan duduk di dekat anaknya.
Beni pun membuka kertas selembaran yang di berikan oleh dukun yang dia temui. Kertas tersebut berisi sebuah mantra. Beni pun mengucapkan mantra tersebut dengan suara pelan. Setelah membaca mantra tersebut, tiba tiba ada hembusan angin kecil. Beni pun diam sejenak sambil melamun.
Beni: "Jadi gimana? Kok gak ada perubahan? Apa jangan jangan dia nipu?"
Lalu Beni pun pergi mandi. Tanpa disadari Beni, mantra yang di ucapkan oleh dia adalah mantra pengubah realita. Yang dimana dia mengubah realita anaknya sendiri, Defan. Secara utuh, dia laki laki namun memiliki alat kelamin perempuan. Dan dia punya ketertarikan pada laki laki. Begitupun sebaliknya, berkat mantra tersebut, dia mengubah orientasi seksnya.
Setelah selesai mandi, Beni pun memakai baju dan pergi makan malam. Seperti biasa, dia mengajak istrinya untuk berhubungan badan, namun tetap mendapat penolakan. Beni pun pergi duduk ke ruang tamu. Saat sedang duduk, dia melihat ke arah kamar Defan yang pintunya terbuka. Dia melihat Defan sedang mengganti bajunya. Dia pun masuk ke kamar Defan lalu menutup pintunya. Defan kaget dan bertanya pada ayahnya tersebut.
Defan: "Loh? Tumben papah mau masuk ke kamar Defan."
Beni: "Gak papa kok. Cuma mau liat aja kamar anak perawan papah."
Defan: "Ah papah bisa aja."
Beni: "Ngomong ngomong, badan kamu kok sekarang makin berisi ya?" (Sambil memeluk dan mengelus dada Defan)
Defan: "Ahh papah ini. Geli tau"
Beni: "Papah malam ini boleh tidur sama kamu ya?"
Defan: "Emm gimana ya?"
Lalu Beni pun menciumi leher Defan. Defan merasa geli namun dia merasakan sensasi birahi dia semakin naik. Dia secara tidak sadar membuka kan celana milik ayahnya tersebut.
Defan: "Ahhh.... Pah.... Ini apa pah?" (Sambil meraba penis Beni yang berdiri)
Beni: "Raba saja sayang. Ini punya kamu kok."
Lalu Defan pun meremas penis ayahnya tersebut sambil menikmati sensasi barunya tersebut. Lalu Beni pun membuka seluruh bajunya dan membuka celana yang dipakai oleh Beni. Beni melihat vagina Defan yang masih kencang dan berbulu tipis. Sebaliknya, Defan melihat penis ayahnya yang berdiri tegak.
Defan: "Papah... Punyamu besar banget." (Sambil mengulum penis ayahnya)
Beni: "Hisap sayang. Ahh... Terus sayanghhhh"
Aksinya semakin liar. Setelah mengulum, Beni pun mendorong Defan sampai terjatuh ke kasur. Dia mencium bibir Defan sambil menikmati ciuman tersebut. Saat sedang berciuman, tangan Defan kembali meraih penis ayahnya dan memasukkan nya ke dalam vagina miliknya.
Defan: "Pah... Aku masukin ya"
Beni: "Ahhhhh papah jadi makin sayang..."
Lalu mereka melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Mereka melakukan nya sebanyak 3 ronde sampai benar benar Beni kelelahan.
Beni: "Makasih ya anakku." (Sambil mengecup jidat Defan)
Defan: "Sama sama pah."
Lalu Beni pun menjilati vagina Defan. Defan yang kelelahan pun hanya bisa mendesah kenikmatan sampai cairan kewanitaan nya keluar membasahi lantai kamarnya. Setelah itu mereka kembali bepakaian. Sebelum pergi dari kamar Defan, Beni kembali mencium bibir Defan dengan tatapan sayang.
Beni tidak menyadari bahwa efek mantra tersebut berefek permanen dan hanya bisa di kembalikan seperti semula dengan cara menghapus mantra nya dan menggantinya dengan mantra yang baru.
Pada akhirnya, istrinya yang semakin tua pun wafat dan Beni menjalani hidupnya sebagai duda dan hidup bersama anak laki laki nya. Terkadang mereka melakukan hubungan badan layaknya sepasang suami istri.