BAB KEDUA

0 0 0
                                    

Aku berjalan dengan langkah mantap di sepanjang jalan-jalan kota yang sunyi. Cahaya lampu jalanan menyinari langkahku yang penuh tekad. Udara malam yang dingin menyentuh pipiku, memberi semangat pada perjalanan yang baru saja dimulai.

Malam itu, aku menuju ke perpustakaan tua di pusat kota. Aku merasa ada keterkaitan antara mimpi-mimpiku dan sejarah yang tersembunyi di balik lembaran-lembaran buku tua itu. Ketika aku memasuki perpustakaan yang sepi, harum bau kertas tua menyambutku, dan kesunyian yang akrab memenuhi ruangan.

Aku berjalan di antara rak-rak buku, mengamati judul-judul yang berdebu. Mataku terpaku pada sebuah buku berkulit tua yang terletak di rak paling atas. Tanpa ragu, aku memanjat tangga kayu yang berdebu untuk mencapainya. Tanganku meraih buku itu, menariknya perlahan-lahan dan membawanya ke meja yang kosong.

Dengan hati-hati, aku membuka buku tersebut. Halaman-halaman yang rapuh menceritakan legenda kuno tentang perang dan cinta terlarang di dalam dinasti yang berabad-abad lalu. Kulitku merinding saat aku membaca kisah yang begitu mirip dengan mimpi-mimpiku.

Legenda itu mengisahkan tentang seorang jenderal yang terjebak dalam perang sengit dengan musuh bebuyutannya. Di tengah-tengah pertempuran, jenderal itu jatuh cinta pada putri musuhnya, seorang wanita yang memancarkan keanggunan dan kecerdasan. Namun, perasaan itu hanya menambah kompleksitas dalam pertempuran yang mematikan.

Tulisan-tulisan di halaman berikutnya mengungkapkan rahasia keluarga yang tersembunyi dan intrik politik yang merajalela di balik kisah cinta ini. Aku terpesona oleh ketegangan dan kebingungan yang melanda jenderal dan putri tersebut, dan aku merasa bahwa mimpi-mimpiku memiliki keterkaitan yang erat dengan legenda ini.

Aku terus membaca dengan lahap, menelusuri setiap detail dan petunjuk yang tersembunyi di dalamnya. Tiba-tiba, sebuah gambar mengagetkanku di salah satu halaman. Itu adalah lukisan seorang wanita yang sangat mirip dengan putri dalam mimpi-mimpiku. Matanya yang tajam dan senyumnya yang memikat membuat hatiku berdebar kencang.

Saat aku memandangi gambar itu dengan kagum, aku mendengar suara langkah kaki mendekat. Aku menoleh dan melihat seorang pustakawan tua dengan kacamata tebal di hidungnya. Dia menatapku dengan pandangan skeptis, seolah-olah bertanya-tanya apa yang aku lakukan di sana.

"Apa yang sedang kamu cari, anak muda?" tanya pustakawan itu dengan suara serak.

Aku tersadar dari lamunanku dan menjawab dengan hati-hati, "Saya sedang mencari petunjuk tentang sejarah kuno dan legenda-legenda yang terlupakan. Saya merasa ada kaitan antara mimpi-mimpiku dan cerita-cerita ini."

Pustakawan itu mendekat, mengamati buku yang terbuka di hadapanku. Dia mengangguk dengan bijak, seolah-olah mengerti perasaanku.

"Sejarah memiliki kekuatan yang kuat, anak muda. Terkadang, jawaban yang kamu cari terletak di dalamnya," katanya dengan suara lembut.

Aku mengangguk, merasa senang mendapatkan dukungan dari pustakawan itu. Kami mulai berbicara tentang legenda-legenda yang terkait dengan sejarah Tiongkok, dan dia memberiku wawasan yang berharga. Dia mengungkapkan bahwa banyak elemen dalam legenda tersebut memiliki akar historis yang nyata, meskipun terbungkus dalam misteri dan fantasi.

"Ada banyak situs bersejarah dan tempat-tempat terlupakan di kota ini yang mungkin memiliki keterkaitan dengan legenda tersebut. Namun, hati-hati, muda. Jangan biarkan obsesimu membawa kamu terlalu jauh," pustakawan itu memberi peringatan dengan serius.

Aku bersyukur atas nasehatnya dan berjanji untuk tetap waspada. Namun, tekadku untuk menelusuri jejak mimpi-mimpiku tak tergoyahkan. Aku merasa semakin dekat dengan kebenaran yang tersembunyi, dan aku harus melanjutkan perjalanan ini.

Dengan buku tua itu tetap berpegangan erat, aku meninggalkan perpustakaan itu dengan hati yang berdebar. Petualanganku belum berakhir. Aku harus mencari petunjuk berikutnya, menyusuri lorong-lorong bersejarah, dan memasuki tempat-tempat terlupakan yang memancarkan aura masa lalu.

Dalam hati, aku merasakan getaran tak terduga. Ada bahaya yang mengintai, rahasia yang ingin terus tersembunyi, dan pengorbanan yang harus aku hadapi. Namun, aku takkan mundur. Aku akan terus maju, mengikuti jejak mimpi yang tersembunyi, dan mengejar kebenaran yang telah terpendam selama berabad-abad.

Whispers of Destiny: Tracing the Veiled DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang