🐰Eps. 3🐶

1.7K 152 9
                                    

"Kenapa kau mau jadi pasangan ku?" Karina menatap lelaki di sebelahnya dengan mata memerah menahan tangis.

Sebagai alat supaya Yena cemburu, barang kali ada sedikit perasaan dari Yena untukku. Seharusnya Jeno menjawab begitu, namun bibirnya malah berkata, "Aku menyukai mu."

Entah sudah ke berapa kalinya, berbohong adalah yang mudah Jeno ucapkan.

"Lalu kenapa aku tidak merasa begitu?" Suara Karina mulai bergetar.

"Di hari pertama kita. Aku bilang sifatku itu cuek, dan sulit menunjukan perhatian tapi kau masih mau terima. Sekarang kau permasalahkan sifatku ini?"

Playing fictim yang bagus Jeno. Kau yang salah di sini, tapi kau menyalahkan pasanganmu, sebab kau tahu perempuan itu sangat mencintaimu. Ejek Jeno pada dirinya sendiri.

"Karena aku yakin kau berubah. Tapi semakin lama, aku semakin lihat, kalau perhatian yang kau berikan itu hanya untuk satu orang, Yena." Nama terakhir yang Karina katakan, sukses membuat perempuan itu menangis. "Kau... kau menyukai Yena 'kan?"

Jeno tidak menjawab.

Dia memeluk Karina tiba-tiba, sampai tubuh perempuan itu mulai sedikit tenang, Jeno melepaskan pelukannya dan mengusap kedua pipi Karina dengan ibu jarinya. Menghapus jejak air mata di pipi perempuan itu.

Aroma sehabis hujan, udara yang terasa lebih dingin dari biasanya. Membuat suasana menjadi lebih sedikit romantis. Mungkin mirip cerita-cerita drama kisah percintaan remaja.

Hingga tanpa sadar Karina mencondongkan sedikit wajahnya, dengan mata tertutup.

Jeno paham apa yang di mau Karina.

Ibu jarinya kini berpindah ke bibir ranum Karina. Lalu setelah itu, dia mencium ibunya jarinya sendiri yang berada di bibir Karina.

Matanya tak tertutup. Namun menatap tajam lelaki yang mengintipnya berada di balik tembok lorong menuju taman.

Setelah lelaki itu pergi. Jeno menjauh dari Karina yang kini mematung karena perlakuan Jeno.

"Kau kenapa pura-pura menciumku?"

"Hanya mengetest seberapa tingginya harga dirimu. Baru berapa hari pacaran kau berani ingin menciumku? Jangan-jangan kalau hubungan kita masuk sebulan, kau berani mengajak ku having sex? Kenapa kau mudah memberikan tubuhmu? Bahkan ke orang yang baru memulai hubungan denganmu," ucap Jeno tajam.

Karina menunduk dalam, dengan sendu dia berkata, "ini karena aku mencintaimu."

Lalu tangisan itu kembali terdengar.

Jeno tak peduli lagi. Dia malah melangkah pergi seraya berkata, "aku rasa lebih baik kita sendiri dulu, tenangkan pikiran masing-masing."

Tenang? Bagaimana mungkin pikirannya bisa tenang sekarang?

Bicara tentang tubuh, memberikan hal yang paling berharga karena takut orang yang di cinta pergi. Apa mungkin juga terbesit hal yang sama di diri Yena?

 Apa mungkin juga terbesit hal yang sama di diri Yena?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Devil Beside Me » Jeno X You X Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang