Seatmate

10 2 0
                                    


          Pemandangan dari atas gedung lantai 5 memanglah sangat apik untuk dilihat. Disana seorang pemuda sedang duduk di sebuah bangku di dalam kelas bersama siswa-siswi lainnya. Membaca buku dan komik adalah hobi-nya terkecuali buku pelajaran, buku yang amat sangat mencolok jika dibaca di sekolah. Komik yang kini sedang ia baca adalah manhua Grandmaster of Demonic Cultivation. Salah satu kumpulan komik favoritnya yang sudah ratusan kali ia baca.

          Namun jika kalian bertanya apakah ia tidak bosan? Bagaimana dengan teman-temannya? Jawaban untuk pertanyaan pertama, sama sekali tidak. Jawaban untuk pertanyaan kedua adalah pemuda ini sama sekali tidak memiliki teman di kelas. Tragis. Miris. Kata-kata tepat untuk menggambarkan pemuda yang selalu duduk di bangku belakang, pojok sendirian. Itu karena ia selalu menolak murid yang ingin duduk di sebelahnya.

          Bel masuk berbunyi nyaring, "Kriiing, kriiing!!". Pemuda itu melepas airpods yang dipakainya kemanapun ia pergi. Menambah kesan misterius yang menempel pada identitas si pemuda. langkah tertata dari sepatu stiletto beradu dengan lantai, menandakan guru pengampu mata pelajaran biologi siap menghajar siswa-siswinya. *lebih tepatnya mengajar Epaa~

          Pintu terbuka dan masuklah Miss Eyka membawa buku di tangan kiri dan botol infused water di tangan kanan. Begitulah rata-rata guru di SMA Institute Lan Xian, sangat menjaga kesehatan agar tetap bugar ketika sedang mengajar.

"Good morning, students!" sapa Miss Eyka kepada siswa kelas XI.2.

"Good morning, Miss Eyka!" jawab siswa kelas serentak.

          "Hari ini kalian akan punya teman baru, pindahan dari luar pulau. Silahkan masuk!" Miss Eyka mempersilahkan siswi itu masuk. Beberapa siswa antusias menyambut sedangkan yang lain tidak begitu tertarik, apalagi si Pemuda yang duduk di bangku pojok. Pemuda itu hanya menatap pintu tanpa ekspresi tanda ia sedikit 'muak'.

          Siswi itu masuk dengan santai dan berdiri di samping meja guru menghadap ke siswa lainnya. Miss Eyka memintanya untuk memperkenalkan diri.

"Nama saya Lyo Ainaka, biasa dipanggil Lyo, mohon bantuannya" kata siswi baru dengan singkat.

          "Okay, thank you Lyo sekarang kamu bisa duduk dii~, ah sebelahnya Dio" kata Miss Eyka dengan santai. Sedangkan siswa lainnya sedikit terkejut mendengar nama itu disebut. Bagaimanapun tidak ada yang berani menyentuh bangku di sebelah Dio karena ia selalu menolak bila ada yang ingin duduk di bangku itu. Ya, tebakan kalian benar Dio adalah pemuda yang selalu duduk sendiri di bangku paling pojok. Wataknya sudah terbentuk sejak masih kelas 7, tidak heran bila murid lainnya enggan berteman dengannya. Bagi Dio itulah surganya.

          Rasa was-was itu masih ada di benak mereka, khawatir bila Dio menolak. Padahal hanya bangku itu yang tersisa. Namun anehnya Dio tak berkutik sedikitpun bahkan melirik pun tidak ia malah asyik membaca komiknya. Ya ampun, tidakkah ia peduli sedikit saja dengan teman-temannya yang sedang ketar-ketir itu. Bisa saja tiba-tiba Dio membanting kursi, meja, atau bahkan menjorokan siswi yang ingin duduk di bangku sebelahnya. Dramatis sekali pikiran ini.

         Lyo menarik bangku di sebelah Dio lalu menaruh tasnya di samping meja sebelum duduk. Aneh. Dio sama sekali tak bereaksi meski ia amat sangat tidak suka kehadiran murid di sebelahnya. Tanpa lama-lama Miss Eyka memulai pelajarannya.

To be continue

To be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang