Canteen

10 2 0
                                    

          Setelah pelajaran Miss Eyka ada 2 pelajaran lainnya yang kami jalani. Bel istirahat berbunyi seluruh siswa-siswi bebas melakukan hal yang mereka ingikan selama 30 menit. kebanyakan dari mereka berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut yang keroncongan. tak terkecuali Dio yang kini tengah berjalan di lorong menuju kantin sekolah. Ada siswi yang narsis di depannya, ada pula yang hanya berani melirik ketampanan dari seorang Dio Aksandra.

          Ya, semua tak dihiraukan oleh sang empu yang menjadi salah satu primadona itu. Ia lebih memperhatikan handphone di tangannya seraya berharap lalat pengganggunya itu segera pergi. Dio memasuki area kantin dan langsung mengantri dengan siswa lainnya. Saat gilirannya mengambil jatah makan yang disediakan sekolah, Dio memilih untuk makan nasi goreng, ommelete, susu coklat favoritnya dan diimbangi dengan buah semangka yang telah dipotong dadu. Setelah mendapat apa yang diinginkannya Dio duduk di bangku yang belum terjamah oleh siswa lain.

          Tak berselang berapa lama, tiba-tiba ada siswa yang datang mengerubunginya bagaikan lebah bertemu bunga. Kalau bukan Tio Aksandra dan kawan-kawannya siapa lagii~ Meja satu baris full hanya tersisa satu bangku lagi saja.

          "Kakak dan Papa ada janji nanti malam dengan perusahaan A-Sang, Papa juga ajak kamu, mau ikut?" tanya Tio pada adiknya yang sedang menjejal nasi ke mulutnya.

          Sebelum Dio sempat menjawab banyak siswa maupun siswi berbisik-bisik, bahkan teman-teman dari Tio pun ikut membicarakan hal tersebut. Tio mulai melihat sekitar melupakan pertanyaan yang baru dilontarkan. Setelah mendengar beberapa saat ternyata mereka membicarakan siswi baru yang dengan beraninya duduk satu barisan dengan anak basket terkenal di sekolah. Anak itu kini menjadi pusat perhatian semua siswa-siswi yang berada di sana.

          Tapi lagi-lagi siswi itu melirik sedikitpun tidakkk!! Sungguh sangat cuek, di dunia bukan cuman ia seorang tau. Karena semakin ricuhnya kantin, Tio pun mencari cara agar kantin itu kembali tenang.

          "Hmm, teman-teman semua, tolong untuk tenang! Ini tempat umum terserah dia-lah mau duduk dimana, dan kalau ada temen baru itu kita harus kenalan dulu, iyakan?!" teriak Tio memenuhi kantin. Kini perhatian telah berubah mengarah ke Ketua Osis SMA Institute Lan Xian. Tio berdiri dan berjalan mendekati Lyo, kemudian mulai memegang pundak Lyo dengan santainya.

          Lyo yang sedikit risih karena disentuh oleh orang asing pun mengempas tangan Tio beberapa kali. Tapi memang kodrat seorang Tio adalah friendly dan tidak peka jadi ia tak menghiraukan kode tersebut.

          "Namanya siapa? Dari kelas mana? Nomernya berapa?" runtutan pertanyaan Tio ke Lyo meluncur deras dari mulutnya.

          "WUUU, DASAR!!" yang lain pun menyoraki sedangkan yang disoraki hanya tersenyum pepsodent.

          "Tio, Tio! Gak takut apa sama tunangan lo itu, huu merinding gue kalo misal dia tau" kata salah satu teman Tio. Bagaimanapun rumor Tio sudah bertunangan memang menyebar dengan cepat di sekolah. Teman Tio yang lain mendekati Tio dan membisikan sesuatu di telinganya. Setelah mendengarnya Tio merubah air wajahnya yang tadi senang sekarang menjadi terkejut dan bingung, lalu berteriak, "Ommo, jinjja?"

          Tio menatap ke arah Dio yang tengah selesai memakan makanannya, yang ditatap pun menatap balik. Serasa melontarkan kata 'kenapa?' dari matanya. Karena tidak ada suara yang keluar dari mulut Tio, Dio pun beranjak pergi membawa piring kotornya kepada pegawai kantin. Sembari berdiri ia berkata pada kakaknya, "Nanti ikut," dan pergi begitu saja.

 Sembari berdiri ia berkata pada kakaknya, "Nanti ikut," dan pergi begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Tio pun mengangguk dan mendudukkan pantatnya ke bangku kantin. Masih tidak percaya dengan yang ia dengar barusan lalu melirik ke arah siswi yang diketahui namanya sebagai Lyo. Tak ingin memikirkan lebih dalam ia pun melanjutkan makan dan berbincang kecil dengan temannya.

To be continue

To be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang