Jam telah menunjukkan pukul 17.00, sudah semestinya semua siswa pulang ke rumah masing-masing. Tapi tidak dengan yang memiliki ekstra kurikuller atau rapat Osis dan lain sebagainya.
Dio masih memiliki ekstra bahasa Mandarin yang ia ikuti, sehingga ia pulang lebih lambat dari biasanya. Kini ia sedang bersiap membawa buku dan barang yang Dio butuhkan. Dio baru menyadari bahwa teman sebangkunya tidak muncul setelah istirahat ke-dua. Entah apa yang terjadi, Dio merasa ada yang tidak beres dengan siswi baru alias Lyo.
Tidak ingin peduli dan memang tidak peduli Dio keluar kelas lalu menuju Lab. Bahasa. Sesampainya di Lab. Dio langsung duduk di bangku depan meja guru. Peminat dari ekstra ini tidaklah sedikit sehingga Dio tidak ingin diganggu oleh siswa lain. Tapi sepertinnya yang hadir kali ini tidak banyak karena rapat Osis dan siswa Paskibra. Baiklah kalau begitu, Dio bisa belajar dengan tenang kali ini.
Satu jam berlalu, ekstra ini akhirnya berakhir juga. Namun Dio masih harus menunggu Tio yang belum juga selesai rapat. Dio memutuskan kembali ke kelas dan melanjutkan membaca komik Gransmaster of Demonic Cultivation. Saat sampai di depan kelas ada notif yang masuk dari Tio.
Kak Tio
"Tunggu!!"
"Masih 30 menit lagi"
"Oke"
Ketika Dio masuk kelas, ia mendapati teman sebangkunya tengah meringkuk disana. Ia berjalan mendekat ke bangku tempatnya duduk. Memasukkan barang-barangnya ke dalam tas dan kembali duduk di bangku kesayangannya :). Dari sana ia bisa melihat bahwa temannya tidak tidur tapi lebih ke arah kesakitan? Jika dilihat dari arah depan ataupun arah teman yang lain tidak akan terlihat bahwa Lyo terus meremas perut bagian bawahnya.
Pantas saja siswa yang masih di dalam kelas bersikap tak acuh. Demi apa, melihat Lyo kesakitan membangkitkan sedikit kepedulian Dio. Mungkin karena teman yang lain tidak tahu, jadi Dio merasa bersalah jika tidak membantu. Dio mulai memikirkan bagaimana cara membantu teman sebangkunya ini.
Dio ingat saat diajari tentang menghormati dan melonong perempuan oleh ma'am Gretha. Terkadang perempuan merasakan sakit karena datang.. datang sakit? Datang apa ya? Ahh, ya datang bulan. Tapi apa iya? ahh sudahlah lebih baik bertanya saja. Tanyanya gimana?
'Apa anda sedang datang bulan?'
'Perutnya kenapa sakit?'
Semakin banyak pertanyaan semakin ia bingung, akhirnya Dio bertanya. "Hari pertama ya?" kata itu keluar begitu saja. Yang ditanya terkejut lantaran diberi pertanyaan oleh lelaki di sebelahnya. Lyo pasrah dan mengangguk untuk menjawab.
Entah apa yang Dio pikirkan ia beranjak berdiri, melihat ke sekeliling kelas. Kosong. Tinggal mereka berdua saja sekarang. Dio melihat jam di tangan kirinya yang menunjukkan pukul 18.25, sebentar lagi Tio selesai rapat maka ia harus segera. Dio berlari menelusuri lorong membelokkan kaki ke arah kantin secepat yang ia bisa. Sesampainya disana ia langsung memesan air gula merah hangat. dengan cekatan pegawai disana membuatkan yang Dio minta
Gelas cup berisikan air gula merah sudah di tangan Dio, ia kembali ke kelas. Di depan kelas Tio telah menunggu adiknya yang malah menghilang entah kemana. Dengan kemunculan Dio dari arah kantin Tio bertanya-tanya tapi tak ia tanyakan.
Dio segera masuk kelas dan menaruh gelas cup di meja Lyo begitu saja. Lalu berkata, "Diminum!" seperti titah raja, Lyo langsung meminumnya dengan tuntas tak bersisa setetespun. Lyo ingin berterima kasih namun Dio telah pergi dengan kakaknya terlebih dahulu. maka ia urungkan niat untuk berterima kasih itu untuk lain waktu.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
To be Yours
RomanceBagaimana jika orang dingin suka dengan orang yang dingin juga? Gimana cara ngedeketinnya? Dio merasa bahwa ia suka dengan teman barunya bernama Lyo yang entah bagaimana asal-usulnya. memiliki sikap yang sama-sama dinginnya membuat keduanya sulit be...