40. Pergilah Kasih

9.6K 941 119
                                    

Vote ya~ komen ya~ wajib follow

Happy Reading ✨

"Ululu akhirnya cimol balado kecini uga unch~ cini cini Daddy kasi aipon," sambut Erman dengan merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Neil yang baru saja memasuki kediaman Aditama.

"Hehe sore Om.. maaf ngerepo–"

Ucapan Neil terpotong akibat Lafran menyeret dia ke belakang punggungnya, seakan melindungi dari Daddynya sendiri yang hendak mendekati miliknya.

"Anak durjana emang! Daddy cuma mau cipika cipiki sama calon mantu loh, Pran! Pelit amat cih!"

"Gak."

Tak lama dari arah belakang, Azura datang dengan penampilan teramat stylish bak anak muda, menghiraukan umurnya yang sudah hampir kepala empat itu.

"Sayang, kok ga disuruh masuk itu Bunnynya? Sini Honey, anggep rumah sendiri ya.. Bentar Papa ambilkan sertifikat rumahnya dulu," Azura hendak kembali memasuki kamarnya guna mencari surat akta tanah.

"Sebaiknya jangan gegabah," panik Emran mengehentikan langkah Azura.

Azura tergelak dan kembali menghampiri Neil yang masih terlihat canggung di belakang Lafran.

Kali ini Lafran membiarkan Papanya mendekati Neil bahkan sampai memeluknya dan mengunyel-nguyel pipi gembul milik kekasihnya itu.

"Uuh gumush! Nikah sekarang aja ya sama si Fran! Biar cepet jadi anak Papa ucukucuk..." gemas Azura tak henti-hentinya memainkan pipi Neil, sedangkan sang empunya ikut melepas tawa dengan tingkah absurd calon mertuanya ini.

"Loh he! Ga adil! Papa boleh meluk si cimol, kok Daddy ga boleh?!" sergah Emran tak terima dengan menggoyangkan tubuh Lafran.

Dari arah pintu masuk Jihan datang dengan anggunnya bak model, gadis itu yang sudah kelewat tinggi ditambah dengan heelsnya, benar-benar tampak elegan.

Tersadar saat kedatangan tamu menggemaskan, Ia lekas melemparkan tasnya pada Emran.

"Aku mau ini," pinta Jihan merebut Neil dari dekapan Azura.

"Anju empuk!" batin Neil yang kini wajahnya tenggelam di antara dua buah melon milik Jihan.

Lafran kembali tersulut, tangannya hendak merebut kembali kekasihnya itu dari dekapan Jihan.

Namun, Jihan lebih cepat menangkap pergelangan tangan Lafran dan memelintirnya hingga membuat sang empunya meringis.

Hanya satu orang yang bisa membuat seorang Lafran Aditama tak berdaya. Bukan orang tuanya, melainkan sang kakak sulungnya. Yah, hanya Jihan yang mampu menaklukan Lafran.

"Berani lo sama gue?" ketus Jihan menatap sengit adik keduanya itu, mengeluarkan aura sang dominan.

"Ck! Give him back!" sungut Lafran tak mau kalah memberikan tatapan intimidasi.

Emran dan Azura berpelukan ketar-ketir saat kedua anaknya itu sudah mulai mengibarkan bendera peperangan. Terkahir kali Jihan dan Lafran bertengkar satu kabupaten rata tak tersisa.

Jihan terkekeh dan melepaskan dekapannya, "Maaf ya, cuma bercanda kok. Kamu Neil, kan? Aku Jihan. Terserah mau panggil Kak, Teteh, atau Mbak yang penting jangan Ajojing, ya."

"Siap Nuna!" jawab Neil memilih dengan panggilannya sendiri.

[Noona/Nuna adalah panggilan kakak perempuan dalam bahasa Korea buat adik laki-laki ya gaes]

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang