Chapter 3

75 13 7
                                    

Lanjutan Chapter 2...

"Kau tidak ingin mengungkapkan perasaan mu padanya?" Tanya Izumi serius.


______________________________


"Kau tau kan kalau acara kelulusan tinggal 3 hari lagi?"

"Aku tau itu ... " Nada suara [Name] terdengar lesu dan ragu-ragu. 'apakah dirinya harus mengungkapkan perasaan nya?'

Izumi yang melihat reaksi itu membuat nya menghela nafas gusar. "Chou uzai ..." Gumam Izumi.

"Jangan sampai kau menyesal jika kau tidak segera mengungkapkan nya, bocah."

Selesai Izumi mengatakan itu, dia beranjak dari tempat duduknya dan mengelus pucuk kepala [Name] sambil tersenyum kecil dan pergi dari Cafe itu, meninggalkan [Name] disana.

[Name] terdiam sambil menatap kepergian Izumi dari Cafe itu, dan sesekali memegang pucuk kepala nya yang di pegang oleh Izumi tadi.

[Name] tersenyum.

'Harusnya kau mengucapkan terima kasih padaku atas foto Makoto, dasar tsundere.' Ucap batinnya saat mengingat Izumi tadi.

'tunggu ... Ini minuman nya siapa yang bayar? ... '


____________________________

Malam hari...

[Name] membaringkan tubuhnya di atas kasur selesai membersihkan diri. [Name] mencoba untuk tidur, namun perkataan Izumi masih terngiang di kepalanya.

[Name] masih sedikit ragu untuk menyatakan perasaannya pada Mao. Apa mungkin karena [Name] memiliki trust issue?

Itu mungkin saja. Karena dirinya sering khawatir berlebihan jika menyangkut hubungan percintaan.

Hahh. [Name] menghela nafas panjang. Sungguh rumit sekali dirinya ini.

[Name] mencoba untuk memejamkan matanya, hingga akhirnya tertidur.


__________________________

Keesokan harinya...

Hari ke 3 sebelum kelulusan...

[Name] saat ini sedang berjalan di koridor sekolah menuju ruang OSIS untuk membahas mengenai acara kelulusan nanti.

[Name] telah sampai di depan pintu ruangan OSIS berada. Lalu mencoba untuk mengetuk pintu itu.

Tok tok...

Namun pintu itu tidak terbuka dan tidak terdengar suara orang didalam ruangan itu.

[Name] bingung. Tidak biasanya ruang OSIS tidak ada orang dan begitu sepi. [Name] mendekatkan telinganya hingga menempel ke pintu, berharap mendengar suara orang di dalam. Tapi nihil, karena tidak ada suara di dalam ruangan itu.

[Name] menyerah dan membalikkan badannya untuk segera pergi dari sana, tapi sayangnya--

"Loh, [Name]-san? Ada keperluan apa?" Tanya seseorang yang ada di hadapan [Name] dengan rambut berwarna merah maroon, Isara Mao.

[Name] yang melihat Mao yang tiba-tiba muncul membuat nya tersentak kaget, apalagi dengan jarak mereka berdua yang cukup dekat.

Mao yang peka bahwa [Name] terkejut langsung meminta maaf.

"Maaf, apa aku mengejutkan mu?"

"Sedikit ... " Gumam [Name].

"Maaf."

[Name] menggeleng, "tidak apa-apa. Aku ingin membahas tentang acara kelulusan beberapa hari lagi."

Mao tersenyum dan mengangguk mengerti. Mao mendekati [Name].

[Name] sedikit mundur saat Mao mendekati nya, tapi Mao semakin mendekati nya, hal itu membuat jantung [Name] berdegup kencang dan gugup.

[Name] menutup matanya karena takut apa yang akan dilakukan Mao. Dan ternyata--

Ceklek.

'eh?' [Name] membuka matanya dan ternyata Mao mendekati karena pintu ruang OSIS nya dibelakang dirinya nya.

Sial. Wajah [Name] sedikit memerah karena malu dengan apa yang dipikirkannya, tapi ternyata Mao hanya ingin membuka pintu.

Mao yang menatap [Name] yang terdiam dengan pipi yang merona lantas tersenyum dan tertawa.

Sepertinya Mao tau apa yang dipikirkan [Name] saat dirinya mendekat.

Mendengar suara tawa dari Mao membuat [Name] semakin malu. Dengan langkah secepat mungkin, [Name] langsung masuk ke ruangan itu dan meninggalkan Mao sendiri di depan pintu.

'ya ampun, [Name] terlihat sangat imut.'

'AAAAAAAAAA! MALU BANGET!'



TBC...


_____________________________

Graduation; Isara Mao x reader [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang