Setelah perbincangan mengenai acara kelulusan dengan Mao selesai, tibalah lonceng sekolah berbunyi, menandakan bahwa semua murid telah diperbolehkan pulang.
Ngomong-ngomong, mengenai acara kelulusan, sebenarnya acara itu harus nya di urus oleh Anzu. Tapi sayangnya, Anzu harus mengurus beberapa pekerjaan di Ensemble Square. Jadi, mau tidak mau [Name] harus mengurus acara kelulusan kali ini bersama yang lain.
[Name] saat ini sedang berada di halte bus, menunggu bus untuk pulang ke rumah nya dan kebetulan hujan turun deras saat [Name] sedang menunggu bus.
Sudah hampir setengah jam, namun tidak ada satu bus pun yang melewati halte itu. [Name] menghela nafas panjang dan sesaat berfikir bahwa seharusnya dia tidak meninggalkan payung nya di rumah.
Awalnya [Name] berniat untuk membawa payung nya, namun ramalan cuaca mengatakan bahwa hari ini tidak akan turun hujan, hingga akhirnya dia mengurungkan niatnya itu. Sayang nya, ramalan cuaca itu salah karena buktinya saat ini sedang turun hujan.
Sungguh, [Name] merasa sial sekali hari ini.
Tap tap tap... (Anggap aja suara langkah kaki.)
[Name] yang awalnya tadi fokus menatap hujan yang turun, langsung menoleh kan tatapannya ke arah seseorang yang mendekati nya.
"Loh? [Name]-san?" Ujar orang itu, Isara Mao.
"Isara-kun? Kamu belum pulang?" Tanya Niya bingung karena melihat Mao yang tiba-tiba muncul.
'Bukankah jam pulang sudah lama berbunyi? Kenapa Mao masih di sini?' Batin [Name].
Mao menggelengkan kepalanya. "[Name]-san kenapa belum pulang?"
"Aku sedang menunggu bus."
Mao mengangguk mengerti lalu tiba-tiba Mao membuka tas nya dan mengambil sesuatu, sebuah payung.
"Ingin pulang bersama?" Tawar Mao pada [Name] sambil tersenyum.
[Name] tertegun sejenak mendengar hal itu.
[Name] menatap payung itu dan sepertinya payung itu terlalu kecil untuk mereka berdua. Entah kenapa, [Name] ingin menolak nya karena itu mungkin akan merepotkan Mao.
Walaupun [Name] itu suka banget sama Mao, sampai jadi pengagum rahasia nya atau bisa di sebut stalker, [Name] tetap lah masih sedikit waras untuk hal ini.
Karena jika mereka berdua yang memakai payung itu, otomatis air hujan pasti akan mengenai mereka walaupun sedikit. Dan [Name] bukanlah orang yang suka merepotkan orang lain, kecuali jika orang itu sepupunya (Sena Izumi).
"Tidak perlu, Isara-kun. Aku akan menunggu sebentar lagi." [Name] tersenyum.
"Tapi sepertinya hujan akan semakin deras ... " Raut wajah Mao terlihat khawatir saat mengatakan hal itu.
[Name] yang mendengar hal itu jadi tidak tega untuk menolak permintaan Mao lagi. Dan pada akhirnya [Name] mengangguk.
Mao tersenyum dan mengangguk senang dan terlihat rona merah tipis di pipinya.
[Name] mengerjapkan matanya sesekali. Merasa sedikit tidak percaya bahwa Mao terlihat senang karena dia menyetujui ajakan nya.
Mao mulai membuka payung nya dan menatap [Name] sambil tersenyum.
"Ayo."
[Name] mengangguk dan berdiri.
Hingga akhirnya, mereka pulang bersamaan dengan hujan yang terus turun mengguyur kota.
Selama diperjalanan, tidak ada satupun yang membuka suaranya, entah karena canggung ataupun malu.
Hingga tiba-tiba Mao membuka suaranya.
"Maaf jika aku terkesan memaksamu untuk pulang bersama denganku ... "
"Tidak apa-apa. Seharusnya akulah yang berterimakasih atas ajakan mu. Jadi ... Terimakasih." [Name] tersenyum manis sambil menatap lelaki yang ada di sampingnya ini.
Mao ikut tersenyum manis mendengarnya. "Sama-sama."
"Syukurlah ... " Gumam Mao.
[Name] yang tidak sengaja mendengar itu lantas bertanya, "kenapa?"
"Ah, tidak ada apa-apa. Hanya saja akhir-akhir ini aku merasa seperti ada yang mengikuti ku. Awalnya aku berfikir mungkin ada stalker yang mengikuti ku, tapi sepertinya itu hanya firasat ku saja." Jelas Mao.
Mendengar hal itu membuat [Name] terdiam dengan wajah pucat pasi.
'Tunggu ... Jangan bilang kalau Mao sadar bahwa aku selama ini mengikuti nya setiap pulang sekolah untuk memotret nya, kan?' Batin [Name] panik.
Ya ampun [Name]. Kenapa kamu sampai mengikuti Mao setiap pulang sekolah, hanya untuk memotret nya?
"Y-ya, mungkin itu hanya firasat mu saja, Isara-kun." [Name] menetralkan wajahnya agar tidak ketahuan oleh Mao bahwa dirinya sedang panik saat ini.
"Sepertinya iya. Tapi aku senang karena [Name]-san menerima ajakan ku." Ujar Mao sambil tersenyum.
Cr: Twitter.
Blush~
Wajah [Name] memerah merona mendengar perkataan itu, apalagi dengan tatapan Mao yang begitu—–
'GANTENG BANGET JKSHDKJKDHKJ.'
Sial. Demi apapun, Mao terlihat tampan BANGET.
__________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Graduation; Isara Mao x reader [√]
Acak"I-Isara-kun! A-aku menyukaimu!" [Fullname] seorang produser unit Trickstar, memiliki perasaan dengan salah satu anggota unit nya yaitu Isara Mao yang saat ini menjabat sebagai ketua osis. Dia sudah lama menyukai Isara Mao bahkan menjadi pengagum ra...