Bab 2 (Masa Lalu)

7 2 4
                                    

*Mohon maaf  apabila ada kesalahan penulisan 🙏 saya masih pemula ☺️*

"Ini kembaliannya Pak, terima kasih" kataku sambil menyodorkan kembalian ke Bapak itu.
 
"Lain kali Jangan terlalu difikirin gak bakal kelar" ucap Bapak itu tersenyum ramah.

"Iya pak" sahutku dengan ringisan kecil.

   Salwa geleng-geleng kepala melihat ku. Dia tersenyum kekeh mendengar penuturan pembeli tadi padaku. Aku menatapnya dengan wajah masam. Seketika Salwa terdiam, seakan takut dengan ekspresi ku.

"Makanya Ris jangan kebanyakan melamun, liat tuh disangka punya banyak beban hidup" Salwa melanjutkan perkataannya dengan tawa yang lumayan kencang.

"Kan emang punya banyak beban hidup" sahutku pasrah.

"Eleh..yang namanya manusia ya punya problem lah Ris. Yang gak punya problem tuh malaikat" jawab Salwa ketus.

"Hmmm ..."

"Yaudah jangan sad sad, entar pulang kerja kita nongkrong aja diCoffee Shop yang ada toko bukunya itu gimana? Biar bisa ngopi cantik sekalian baca buku"

"Hmmm boleh juga"
 
        ✿✿✿✿⁠ 

Saat jam kerja telah selesai, kami pun pergi ke Cofee Shop sesuai janji kami. Sebelum itu, ya biasa namanya cewek harus dandan dulu. Usai dandan seadanya kami langsung on the way.
  
   Tempat itu terlihat ramai, wajar saja itu adalah Coffe shop yang lagi hits saat ini. Banyak anak muda seumuran kami yang asyik nongkrong sambil baca buku. Sebagian ada juga pasangan yang sudah menikah bersama dengan anaknya. Aku dan Salwa masuk menyusuri ruang Coffee Shop, kami memilih duduk dipojok dekat jendela yang disamping mejanya terdapat rak buku. Kuambil satu buku yang menurut ku menarik lalu kubaca perlahan, sementara Salwa mengorder minuman dan cemilan.

    Fikiranku hanyut kedalam cerita buku, mataku hanya fokus pada bacaan yang ada dibuku seakan-akan aku memiliki dunia sendiri yang tidak bisa diganggu orang lain. Salwa yang sudah terbiasa dengan kebiasaan ku hanya bisa diam pasrah. Bukan setahun dua tahun aku berteman dengannya, kami adalah rekan sekelas saat SMA wajar saja dia mengenal ku dengan sangat baik.

  Tiba-tiba Salwa berteriak kecil
"Ris!!! Itukan Adrian!! Coba deh Ris liat eh dia mau kesini"

  Sontak saja aku kaget, Adrian nama yang tidak asing bagiku bahkan sangat familier. Orang yang bisa membuat ku takut, deg-degan, senang,  malu-malu semuanya jadi satu. Sosok pria yang selalu kupandang pada saat upacara bendera sewaktu SMA. Pria yang selalu kulirik -lirik dari cermin didepan kelas. Yang bisa membuat ku salah tingkah saat berbicara dengannya, kini berada ditempat yang sama denganku.

      Aneh bukannya menyapa, aku malah berusaha menghindar.  Kututupi wajah ku dengan buku rapat-rapat agar dia tidak mengenaliku. Entah apa yang salah, kenapa aku harus bertingkah seperti ini?

  "Aku panggil dia ya Ris , biar gabung bareng kita"

"Jangan Sal!! No!! Ga Boleh!!"

"Kenapa Ris? Kamu masih suka sama dia? Ya gak papa kan sekalian nanya siapa tau dia belum punya pacar" goda Salwa.

  "Enggak. Pokoknya jangan panggil dia kesini"

"Loh kenapa?? Dia kan crushmu. Terus dia juga baik. Inget gak yang pas rokmu sobek? Dia kan yang ngasih hoodienya buat nutupin rokmu yang sobek"

"Itu dulu Sal"

"Emang sekarang kenapa?? Udah beda??"

"Beda Sal, lagian dulu mungkin dia cuman baik samaku sebagai temen" Ucapku menghela nafas kecil.
  

Unknown Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang