"Lo bisa pergi dari sini?!"
"Ta-tapi..."
"Pergi Rhea!!!"
Kalimat-kalimat itu terus berkeliaran jelas di pikiran seorang gadis yang berjalan di tengah kota. Bahkan di malam beserta sambutan gerimis tidak gadis itu hiraukan.
Dia Rhea Achlys. Nama yang bermakna ibu segala dewa dan dewi kegelapan. Gadis berumur 17 tahun ini, memiliki takdir yang buruk sejak ia di lahirkan. Meratapi nasib di sepanjang hidup sudah menjadi kebiasaannya.
Rhea terus berjalan tertunduk lemah, di tengah-tengah ramai orang yang juga berlalu lalang menghindari rintikan hujan. Rhea tidak peduli bajunya yang mulai basah akibat gerimis. Ia terus berjalan hingga tidak sadar bahwa ia melewati jalan raya yang ramai akan kendaraan.
Tiiiiittttttttt........
Rhea baru saja menoleh dan.....
Bugh.....
Pandangan Rhea samar-samar mulai menggelap. Tubuhnya terbaring lemah di tengah aspal. Di detik-detik matanya yang mulai tertutup, ia sempat melihat orang-orang ramai berdatangan menghampirinya di tengah hujan.
⚘⚘⚘
"Eumm..." mata Rhea terbuka pelan.
Rhea di sambut dengan cahaya pagi dari sebuah jendela. Ia terbangun pelan, sambil memperhatikan ruangan yang ia tempati itu. Ruangan mewah berdekorasi serba putih. Dan ya, itu kamarnya sendiri. Rhea sedikit menoleh ke arah nakas tepat di samping kasurnya.
Rhea melihat jam weker berwarna putih miliknya di atas nakas. Di sana tertera pukul 06.10 pagi, namun ia sedikit keheranan, mengapa jam miliknya tidak berdering sejak pukul 06.00 pagi yang sudah ia atur sejak lama.
Tidak ingin mengambil pusing, Rhea mulai berdiri dan berniat menuju ke kamar mandi. Namun sebelum ia melakukan itu kepala Rhea terasa pusing.
Rasa sakit di kepalanya membuat Rhea merintih kesakitan. Entah mengapa di pikirannya tiba-tiba menayangkan sebuah tragedi kecelakaan.
Ingatan itu terus bermunculan di pikirian Rhea. Awalnya Rhea sama sekali tidak mengerti dengan ingatan itu, tapi ia mulai menyadari dan mengingat bahwa ia tadi malam mengalami kecelakaan.
Rhea perlahan-lahan memperhatikan tubuhnya, namun sama sekali tidak terlihat ada bekas luka disana. Rhea semakin kebingungan, siapa yang membawa dirinya sampai ke kamar miliknya. Apakah kelima sahabatnya?
Seingat Rhea, hubungan antara ia dan kelima sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.
"Huft, ada apa ini." Rhea semakin kebingungan
Di tengah kebingungannya, Rhea mulai menyadari bahwa ia sudah terlambat pergi kesekolah. Rhea memaksakan dirinya untuk bersiap-siap. Ia tidak tau apa yang ia lakukan ini benar atau tidak. Namun yang pasti ia sudah terbiasa untuk memaksakan diri untuk pergi ke sekolah dengan kondisi apa pun.
Iya, kondisi apa pun. Hanya ia sendiri yang merasakan. Rumah yang semewah ini, hidup berkecukupan ini hanya ia sendiri yang merasakan. Dengan rasa hambar.
Rhea tinggal sendiri di rumahnya, sedangkan kakak laki-laki nya bekerja di luar negri dan sudah lama tidak pulang ke rumah. Sudah hampir 10 Tahun, Kakak Rhea pergi bekerja. Saat Rhea berumur 7 Tahun, Rhea dititipkan dengan seorang wanita tua kepercayaan dari mendiang kedua orang tua Rhea dan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLOJI AMOR
Romance"Di dunia ini gue ga seberuntung orang lain" keluh Rhea "Kalau begitu biar kakak yang antarin kamu ke dunia dimana kamu merasa beruntung." "Itu juga menjadi tanggung jawab seorang kakak kan?" sambung Ken