.

0 0 0
                                    

Terlintas dalam logikaku.
Ya mungkin terdengar konyol, aneh, dan reaksi tak menyangka lainnya.
Setelah aku pikir, aku tidak mau membuka hati lagi.

Entah bagaimana jadinya di masa depan, tapi untuk sekarang aku menolak keras memiliki kekasih.
Untuk apa?
Mencintai orang lain?
Perhatian kepada orang lain hanya karena cinta? Mengurus orang lain?
Fokus padanya?
Tidak bebas?
Belum lagi patah hati, overthinking, rasa cemburu, yang berujung pada kesehatan mental.

Cinta dapat membuat orang buta.
Ah, aku tidak mau itu. Karena memiliki kekasih merupakan jebakan besar.

Ya jika kekasih itu setia maka melegahkan, lelaki zaman sekarang tidak cukup hanya dengan satu perempuan.
Apa lagi jika perempuan cantik, tentu akan ada perempuan yang lebih cantik dan lebih di atasku, enggan betul merasa yang namanya insicure.

Insicure itu menyakiti diri sendiri.
Padahal Tuhan telah membuat manusia sebaik-baiknya.

Sudahlah, cinta hanya menguras energi, menguras mental, menguras waktu, dapat mengendali diri tak menjadi diri sendiri.

Ya, aku berpikir seperti itu karena aku mengalami yang namanya patah hati.

Bukan, bukannya aku menyesali.
Aku sangat bersyukur karena setelah mengalami patah hati dipengaruh cinta, aku dapat pelajaran berharga untuk diriku.

Sedih tentu ada, justru terlarut dalam kesedihan mendalam.
Tapi sekarang, aku sadar ada lebih banyak hal di luar sana yang menjadi sumber kebahagiaan, garis bawahi bukan hanya cinta.

Cinta yang pada ujung akan kandas, entah karena jarak, waktu, keegoisan, bosan, orang ketiga, dan faktor lain.
Jika bukan karena faktor yang dibuat dari salah satu atau kedua belah pihak, maka Tuhan lah yang mengakhiri, ya maut.

Dan detik ini,
Aku merasa mati rasa.

Siapa pun nanti,
Sosok yang mampu buatku kembali percaya akan cinta,
Maka kamu begitu hebat.

Aku sendiri tidak yakin akan kembali percaya pada cinta.

☾☾☾

Tertanda, flythty.

Goresan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang