Chapter - 01.

455 39 0
                                    

Luna menepati ucapannya di grup chat semalam. Pagi ini, ia terpaksa membolos karena takut bertemu Juna.

Luna merosot turun dari tempat tidur dengan malas malasan. Setelah membasuh muka dan menyikat gigi, ia memakai hoodie dan pergi keluar membeli sarapan.

Luna hanya hidup berdua dengan Husein– kakaknya. Tetapi saat ini Husein tidak ada di rumah karena sedang ada urusan pekerjaan di luar kota. Sedangkan orang tua mereka sudah lama meninggal.

Di tengah perjalanannya membeli sarapan, tiba-tiba muncul notifikasi pesan dari ponsel Luna.

Raut wajah Luna seketika berubah lesu seperti tidak punya semangat hidup setelah tau siapa yang mengirim pesan padanya.

Junaidi Mahesa.

|dimana?

dimana mana
hatiku senang|

|sama dong.
|jangan jangan
jodoh.

setres|

|galak bgt, jadi
makin suka.
|😘

muka lo
kek palkon!|

|seru kali ya,
foto cpkn kita
gue kirim ke
cowo lo.

jangan
anjing!|

|penasaran liat
reaksi cowo
lo gimana.
|😂

gue tonjok
muka lo kalo
sampe Julian
tau!|

|tonjok pake
bibir kan
maksudnya?
|dengan senang
hati, cantik.

sinting!|

|kalo ngga mau
cowo lo tau, ntar
malem lo harus
dateng ke
Apartemen gue.
|gimana? deal?

ogah|
ngga mau|

|oh ya udah
fotonya gue
kirim ☺
|mumpung cowo
lo lagi online
nih.

jangan plis|
ya iya nanti
gue dateng|
kirim alamat
Apartemen lo|


|Sweet Castel
Apartemen, no 15
di lantai 3.
|jangan sampe telat.
|telat sedetik
aja, langsung gue
kirim fotonya.

iya Juna babi|

|dandan yang
cantik, Una.
|sampe ketemu
nanti malem.
|😘

sekali lagi kirim
emot itu, gue
kirim lo ke
neraka jahanam|

|love you tu.

Luna kesal dan reflek mengangkat ponselnya ke udara hendak membantingnya. Namun pergerakan tangannya terhenti ketika otaknya berpikir dua kali.

Kalau seandainya ponselnya di banting dan rusak, nanti ia tidak bisa telfonan lagi dengan Julian.

Luna menggeleng, kemudian ia memeluk ponselnya sendiri dengan dramatis.

Dan sebagai gantinya, Luna menginjak injak aspal jalanan dengan ribut, membuat orang yang berada di sekitar situ mengiranya gila.

Kalau saja tidak ada hukum di negaranya, mungkin sekarang Luna sudah menemui Juna dan membunuhnya.

Sedangkan di seberang sana, Juna tengah tersenyum senyum sendiri sambil menatap layar ponselnya.

KISS | Junkyu Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang