01- Pagi yang indah

243 20 5
                                    



°°

Pagi itu di kediaman keluarga Bimantara, sudah diawali dengan Jay si  tertua kedua lagi masak di dapur. Dari jam 5 subuh cowok itu sudah bangun, beberes rumah, sedangkan saudaranya yang lain masih tertidur pulas di kamar masing-masing.

Sekarang sudah jam 6, waktunya membangunkan Cia, adik bungsunya yang harus siap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Selesai membuat nasi goreng beserta telur ceploknya, Jay berjalan menuju kamar Cia yang sudah ada tulisan disitu 'kamar Cia' dengan segala tempelan-tempelan girly di pintu kamar itu.

Jay mengetuk dulu pintu itu, tidak mendengar suara apapun, cowok itu memutuskan membuka perlahan pintu kamar Cia. Jay langsung disambut suhu ac yang dingin, kamarnya masih gelap, gorden masih ditutup rapat. Gadis itu tertidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hingga kepala.

Jay mendekat ke ranjang Cia, membuka selimut yang menutupi wajah adiknya itu, langsung saja Cia menggerutu merasa terganggu.

"Cia bangun."

Cia masih menutup mata. Melihat itu, Jay langsung narik guling yang dipeluk gadis itu membuatnya langsung terbangun.

"Bang Jay, kayaknya Cia sakit deh." Ucap Cia masih dengan mata terpejam, menarik kembali selimut itu, mencoba menutupi kepalanya.

Jay langsung mengecek jidat Cia dengan telapak tangannya, lalu ia menghelah nafas, "gak usah banyak alasan, cepat bangun, katanya hari ini ada ulangan."

Jay menjauh dari ranjang Cia, lalu menekan saklar hingga lampu menyala, menerangi seluruh ruang kamar Cia.

Jay keluar dari kamar Cia, sedangkan gadis itu bangun dari posisi baringnya, dan duduk melamun dulu, mencoba mengumpulkan nyawa selama lima menit sebelum akhirnya berjalan gontai ke arah kamar mandi.









Shanan yang memang jam 7 nanti ada mata kuliah sudah bangun juga. Dengan kaos putihnya dan celana hitam selutut, cowok itu menuju meja makan dan melihat sudah ada nasi goreng beserta telur ceplok empat biji, mata cowok itu langsung berbinar.

Dengan semangat ia mengambil piring dan mulai menyendokkan nasi goreng ke piringnya.

"Jangan banyak-banyak, Cia juga mau makan."

Shanan terlonjak saat mendengar suara dari belakangnya. Ia berbalik dan mendapati Jay sudah berdiri disitu memperhatikannya.

"Ck iya iya elah, ngagetin aje lu ngab." Shanan lalu lanjut menyendokkan nasi goreng ke piringnya.

Setelah selesai, ia mulai makan dengan nikmat. Sedangkan Jay duduk di kursi meja makan sambil bermain hape, menunggu yang lain dulu.

Sekitar 20 menit kemudian, Shanan udah selesai makan, dan Cia baru keluar kamar sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.

Gadis itu mendekat ke meja makan dan langsung berbinar juga melihat nasi goreng disitu. Sedangkan Shanan udah beranjak ke wastafel cuci piring, mau nyuci piringnya sendiri, kalau gak dia yang dilemparin piring ama Jay kalau gak dicuci itu piring.

Cia dengan semangat menyendokkan nasi goreng ke piringnya dengan porsi yang banyak, gak lupa ama telur ceploknya, Jay yang ngeliat itu hanya bisa geleng-geleng udah biasa melihat porsi makan adeknya itu.

Cia mulai sarapan, Jay yang ngeliat itu juga otw mau nyendok nasi goreng ke piringnya, dan ikut sarapan.

Gak lama Jake keluar dari kamarnya, masih merem melek, rambutnya juga masih berantakan. Cowok itu berjalan mendekat ke meja makan dimana Cia dan Jay lagi asik sarapan.

Brothers📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang