Sepertinya benar kata orang, kalau rasa sayang itu datang karena terbiasa. Shashi membenarkan hal tersebut, apapun yang terjadi dalam hidupnya dan kesehariannya, Sean haruslah orang pertama yang mengetahui ceritanya.
"bulan depan ada lomba. Gue ikut." Shashi memulai obrolan saat mereka berdua duduk di taman belakang rumah Sean.
Sean sedang berdiri di tepi kolam, bersiap untuk berenang. "bagus. Kejuaraan tingkat apa?"
"biasa. Tingkat SMA Se-Jabodetabek."
"bukannya lo masih pemula?" Sean melakukan peregangan dan tetap fokus dengan cerita Shashi.
"gue kan jago. Gini-gini gue juga pernah juara yah. Walaupun cuma juara 2 sih."
Sean terkekeh mendengar kalimat merendahkan diri sendiri Shashi. "itu udah bagus. Nggak usah serakah."
"yeyyy enak aja. Nggak serakah yah Sean." Shashi memberengut, berdiri dari duduknya dan duduk di samping Sean yang masih melakukan peregangan. "lo tau nggak?"
"nggak."
"gue belum ngomong ih."
"wkwkwkw iya iya. Ada apa wahai hambaku?"
Kaki Shashi menyentuh permukaan air dan merilekskannya. "lo dapat salam. Dari Mulan, ketua kelas gue."
"udah biasa."
"sok kecakepan lo. Ntar jangan lupa follback dia."
Byur!
Sean menceburkan dirinya, membuat massa air bertambah dan membasahi Shashi. "ihhh pelan-pelan dong. Jadi basahkan."
"lagian lo duduk disitu. Yah wajar lah basah." Sean berenang menghampiri Shashi. "kenapa gue harus follback temen lo?"
"yah karena dia temen gue."
"tumben. Kemarin-kemarin lo malas kalau ada temen lo kek gini. Ada sesuatu?"
"nggak ada." Shashi mengalihkan pandangannya saat mata Sean menelisik masuk ke matanya mencari sesuatu yang aneh. "apasih liat-liat. Sana berenang aja."
"aneh. Pasti ada sesuatu kan? Ngaku aja."
"nggak ada. Sumpah."
"lo boong." Sean mulai mencoba ancang-ancang untuk menyiram Shashi. "kalau lo nggak bilang, gue nggak akan follback. Toh, bukan gue yang rugi"
Posisi Sean sama sekali tidak berpindah dari hadapan Shashi, membuat Shashi memberengut kesal. "iya iya. Gue buat kesepakatan."
Kening Sean mengerut. "tumben. Biasanya lo main jambak-jambakan."
Helaan nafas Shashi seakan berat, disambut dengan senyum miring Sean. "gue lupa kumpulin tugas kimia. And as you think, dia ketua kelas. Dan yah" Shashi mengangkat bahunya pasrah.
Sean tidak habis pikir, detik berikutnya ia tertawa dan melanjutkan kegiatan berenangnya.
"kok nggak lo balas sih? Tanya kek kenapa gue bisa lupa. Lo nyebelin tau."
"terus gue harus nanya apa? Kan lo yang lupa."
"Seannn tolong dong. Masa lo tega liat nilai gue C semester ini. Ibu Kimia itu galak tau."
Sean tidak menimpali, ia tertawa kecil di tengah kegiatannya.
"Seannn awas aja yah lo. Sini nggak?"
"lo aja yang sini." Sean menantang Shashi untuk masuk ke kolam, walaupun itu tidak akan terjadi.
"gila." ia berdiri, mencari keberadaan ponsel Sean. "hp lo mana?"
"kepo."
"seriusss." mata Shashi memohon. "atau gue lompat?" ancamnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's There
Teen FictionKehidupan Shashi bagai Jangkrik di dalam kotak yang hanya ada habitatnya. Namun, kehidupan Sean berada di luar kotak itu. Shashi terbiasa dengan kehidupan dalam kotaknya, tapi kehidupan Sean bagaikan bagian lain yang ingin dia datangi. Entah hanya...