28. Kegiatan Bakti.

2 0 0
                                    

Pagi ini, seluruh kelas sepuluh dan sebelas berbaris begitu rapi di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, seluruh kelas sepuluh dan sebelas berbaris begitu rapi di lapangan. Kemana kelas dua belas? Mereka masih melaksanakan ujian ditempat yang aku tulis di chapter 26. EHEHEHEHE.

Semua siswa sudah rapih dengan seragam olahraga berlengan pendek yang mereka kenakan. Sudah berbaris sesuai kelas masing-masing.

"Kenapa feeling gue mengatakan kalo kegiatan bakti yang dimaksud Pak Nathan semalem tuh.. bersih-bersihkan sekolah?" Ellena menerka-nerka maksud dari perkataan Pak Nathan semalam.

"Bisa jadi, sih. Emang kegiatan bakti apalagi yang dilakuin sekolah ini selain bersih-bersih?!" timpal Brianna dengan penekanan.

"Seminar." sahut Ellena dengan penuh keyakinan.

"Salah server, woi!" Brianna, Juna dan Rakha meneriaki Ellena. Ini masih pagi, namun mengapa Ellena sudah membuat mereka darah tinggi saja?

"Ellenot gue gak mau marah, ya. Tapi kegiatan bakti gak ada hubungannya sama seminar, lo ngapain nyebut seminar?!" kali ini Rakha yang bertanya dengan penuh emosi.

Namun, Juna yang berbaris dibelakang Rakha- menahan lengan pemuda itu agar tidak mencaplok Ellena, "sabar, banh, sabar, masih pagi."

"Udahlah tuh, diem. Itu Pak Budi udah naik podium!" Brianna menunjuk Pak Budi yang sudah berada di podium bersama sebuah micropon yang dia pegang.

"Oke, anak-anak. Selamat pagi, kok lemes banget, belum pada sarapan, ya?" tanya Pak Budi tanpa jeda.

"Kan belum dijawab, Pak.." sahut Ellena dibelakang dengan wajah tertekan, yang mendengar hanya para siswa yang berbaris dibelakang termasuk ketiga temannya saja.

"Udah gue bilang, ambil jabatan karena gabut. Makanya begini!" ucap Juna, pemuda itu mengingat ucapannya yang mengatakan bahwa Pak Budi menjadi wakil kepala sekolah karena gabut semata.

"Udah tau, kan? Kita mau ngapain hari ini?" tanya Pak Budi, mencoba mengamati satu persatu wajah seluruh siswa yang berbaris.

"Ngonser!" - Brianna.

"Mukbang!" - Rakha.

"Giveaway!" - Juna.

"Nonton anime bareng!" - Ellena.

Karena yang menjawab hanya mereka berempat, tentu semua mata tertuju pada mereka saat ini. Pak Nathan yang menjaga dibelakang langsung berbalik badan, pura-pura tidak tau, aslinya malu setengah mampus.

Pak Budi tertawa kecil melihat tingkah keempat siswanya yang berada di barisan paling belakang, "salah, salah. Bapak gak mau buat kalian kecewa tapi hari ini kita akan bergotong royong untuk membersihkan luar dan dalam sekolah,"

"Nah, sebelum kegiatan dimulai, kita akan melakukan senam sehat sebagai pemanasan. Jadi, Bapak kasih pembagian tugasnya sekarang," Pak Budi menerima sebuah kertas HVS dari Bu Nia.

𝐄𝐋𝐋𝐄𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang