✩6

24 2 2
                                    


🐺🐺🐺

Arte

Bentar bentar, ga mungkin kan aku bakal ngomong gitu ke dia? Kalau iya, yang pastinya aku bakal malu banget. Jadi aku diem bentar, dianya masih ngeliatin aku. Mukanya masih kaget sama bingung.

Aku mau gamau harus bohong nih, tapi aku gaada alasan yg kuat untuk nutupin 'wah' tadi.

... aku ada sih.

"Aku lupa sama Gregory," aku sengaja mengecilkan suaraku.

Maaf Gregory, aku terpaksa jual namamu. Nanti gantinya aku beliin sesuatu deh.

"Ho, lupa bagaimana?"

"Lupa, kalau mau ngerjain tugas bareng."

"Kapan?"

"Sekarang."

NGGA KOK SUWER GA GITU, TAPI AKU MALU JADI AKU MAU KELUAR DARI SUASANA INI SEKARANG.

Yoi, aku ngadep ke bawah, ga berani aku natal mukanya. Malu Cok.

"Kalau gitu sampai disini dulu?"

Aku memberinya anggukan.

"Ah, nanti minumannya aku ganti besok, dadah." Aku memberinya lambaian saat pergi dari rooftop, menuju tangga.

"Aku tau kok."

Samar samar aku denger itu dari mulut Sun, jadi aku balik tuh.

"Hah?"

"Hah." Matanya langsung menatapku, wjaahnya yg terkejut dan kebingungan. Membuatku tambah bingung dengan ucapannya itu.

Kok gitu sih jawabnya.

"Ngga, yaudah, hati hati." Lalu aku pergi dari rooftop itu.

Lari Cok, lari dari kenyataan.

☀️☀️☀️

Kulihat Arte sudah pergi dari rooftop, tapi aku harus memastikannya lagi. Maka aku diam diam mendekati pintu tangga dan mendengar langkah kakinya yang menjauh. Karena sudah yakin bahwa dia bernar benar pergi, aku kembali ke pagar rooftop dan duduk.

Ga-gawat, untung saja dia pergi. Kalau dia masih menetap, dimana aku bisa menyembunyikan wajah ini?

Aku bersender di pagar rooftop dengan tangan yang menutupi wajahku, jelas sekali bahwa sekarang wajahku sekarang merah. Aku tau, pasti tadi dia juga berpikir seperti itu saat selesai meminum minumanku ini.

Aku menatap kotak jus apel yang sudah habis itu.

Sial. Aku juga baru sadar saat dia terkejut.

"Aah... Aku harus bagajmana kedepannya?"

🦊🦊🦊

Gregory

Aku yakin ada sesuatu yang terjadi dengan Arte, buktinya sekarang dia duduk di samping mejaku, yah, tempat duduk kami memang dekat, lebih tepatnya sebelahan. Wajahnya tenggelam dimeja itu dan tangannya yang menutupi sekitarnya.

Esema Au | Oc X FnafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang