just friend

0 0 0
                                    

Selama perjalanan, tidak ada satu dari mereka yang berbicara. Alyna yang tengah menikmati terpaan angin seraya memejamkan mata, sedangkan Lyno sibuk memandangi perempuan dibelakangnya seraya senyum tipis. Cantik.

Dua puluh menit perjalanan, mereka pun sampai disebuah warung kecil dengan pohon belimbing didepannya. Lyno memarkirkan motornya dan mengajak Alyna untuk menemui Mak Eni dan Novia.

Pas sekali. Baru saja Lino ingin memanggil Novia, tiba-tiba muncul Novia dengan membawa nampan berisi gorengan serta teh yang sepertinya akan ia antar ke tetangganya. Novia yang menyadari keberadaan Lino pun lantas tersenyum manis dan menghampiri Lino.

"Mas Lino?" ucap Novia sebelum menyadari bahwa Lino tak sendiri. Lino yang mengerti tatapan bingung Novia pun membuka suara. "Dia Alyna. Temen gue. Kenalan gih" Lino menarik tangan Alyna untuk lebih dekat dengannya. Ia juga mengode Novia agar terlebih dahulu menjelaskan siapa dirinya.

"Hai. Aku Novia. Temen kecilnya Mas Lino" ucap Novia lembut dengan mengulurkan tangannya. Dengan cepat, Alyna menyambut uluran tangan Novia sembari tersenyum. "Hallo. Gu-aku Alyna"

"Make lo gue aja Lyn. Gak usah dipaksain" cetus Lino dengan berjalan menuju meja yang disediakan didepan warung, sedangkan Alyna hanya mengangguk patuh.

Saat sedang menata piring dan barang lainnya, terdengar suara dari handphonenya. Tegar. Tanpa lama-lama, Ia pun menarik ikon hijau dan langsung menempelkan benda pipihnya pada telinganya.

"No, hari ini kayaknya gue masuk telat. Ada urusan" ucap Tegar disebrang sana.

"Butuh bantuan?"

"Gak usah, thanks. Gue matiin"

"Dari Tegar?" Cetus Alyna dan langsung duduk didepan Lino. Lino hanya mengangguk sebagai jawaban. Dapat Ia lihat jika perempuan didepannya ini seperti sedang gundah?.

"Bisa tolong bilangin ke Tegar buat jemput gue gak No? Kalo gak bis-"

"Ok, tunggu"

Setelah mengabari sahabatnya untuk menjemput Alyna, Lino pun langsung menghampiri Novia yang sedang merebus mie instan. Novia terkejut saat pipinya ditempeli telur yang baru saja diambil oleh Lino.

"Ya Tuhan Mas Lino" sedangkan sang pelaku hanya menyengir kuda.

"Mas, dilihat-lihat kayaknya Mas suka sama Mba Lyna"

"Enggak lah, ngapain juga gue suka dia. Gue kan punya pacar banyak" sahutnya dengan bangga, Novia yang mendengarnya pun langsung berlagak seperti orang muntah.

"Percuma punya pacar banyak, tapi pelit" sindir Novia berhasil membuat Lino membelalakkan matanya.

"Lo tau? Buset gue famous banget ternyata" Saat sedang asyik-asyiknya bercerita, Lino mendengar suara motor yang tak lain pemiliknya adalah sahabatnya sendiri, Tegar.

"No? Thanks ya, sorry ngerepotin" ucap Tegar sembari merangkul pinggang Alyna.

"Punya hubungan apa lo berdua?" Lino bertanya spontan. Ia pun langsung menepuk pelan mulutnya. Bego nih mulut.

"Eh so-"

"Kita cuma temen, oh ya kita duluan. Lo berangkat juga kan? Jangan sampe telat" ucap Tegar dan langsung melenggang pergi. Lino yang melihatnya pun berdecih. Cuma teman? Teman kok posesif.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hi! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang