Yukki Riko

Tortole 🐢

Ruang meeting hari ini terasa cukup dingin, dengan keadaan gelap dan hanya diterangi oleh cahaya dari layar tancap modern yang berada ditengah ruangan ini. Aku hanya terdiam memperhatikan karyawan yang sedang menjelaskan mengenai model pakaian wanita yang akan segera rilis. Seksi menurut orang-orang biasa, tapi untuk aku yang membangun bisnis itu sejak berumur 20 tahun, baju-baju kurang bahan itu tidak lagi menarik di mata ku, bahkan terkadang tidak menggugah selera.

Rapat selesai dalam 1 jam. Aku membubarkannya karena kepala ku mulai terasa sakit dan juga mengantuk, ditambah baju-baju tipis nan transparan yang terpampang besar di layar beberapa menit lalu membuat kepala ku semakin bertambah sakit.

Aku berdecak kesal, lalu keluar dari ruang rapat, menuju basement, menyalakan mobil, berniat pergi menuju salah satu cafe yang berjarak kurang lebih 15 menit dari kantor ku. Jauh? Iya kalo jalan kaki, saya kan naik mobil.

Kling!

"Selamat siang dan selamat datang di Tortole!!" Aku menghembuskan nafas sejenak, lalu berjalan menuju kasir "Iya mas mau pesen apa?" Aku hanya diam menatap kasir berambut pendek berwarna hitam legam dengan sepasang matanya yang cantik dan berkilauan. His so gorgeous. Ahhh aku fikir wajah ku memerah "Ice americano satu, Lemon cheesecake satu, and Yogurt special satu with Vanilla puding, and Matcha latte satu"

Dia tampak sedikit terkejut membuat ku terkekeh "Itu aja mas?" Aku mengangguk "Baik ini struk nya, mohon tunggu sebentar ya" aku berjalan meninggalkan kasir lalu duduk di salah satu bangku yang berada di pojok ruangan, tempat yang paling nikmat untuk melihat bagaimana si manis itu bekerja.

Aku selalu datang kemari hanya untuk melihat nya, walau hanya sekedar menggunakan apron berwarna hitam dengan sweater atau kemeja didalam nya, itu cukup membuat ku menghilangkan segala penat yang ku rasakan selama bekerja.

"Ini mas pesanan nya" dengan tersenyum tipis ia menghampiri ku "Kamu .... Bisa temenin saya makan sebentar?"

Ia tampak terkejut, lalu menunjuk pada dirinya sendiri "Saya?" Aku mengangguk dengan tertawa kecil. Ketika melihatnya yang dengan segera menoleh cepat ke arah temannya yang berada di kasir. Aku ikut menatap ke arah kasir mencoba ber telepati 'Izinkan saja!' seolah mengerti, temannya dengan rambut coklat gelap berkuncir kuda itu mengangguk senang "Ya udah deh mas"

Aku tersenyum kemenangan, lalu mempersilakan dia duduk di hadapan ku seraya menyodorkan Matcha latte kepadanya "Nih minum aja, makan juga Vanilla pudingnya, Cheesecake nya juga gak papa"

Ia terlihat terkejut "Ha?! Enggak usah mas! Kan mas yang pesen, saya cuman—"

"Sttt udah gak papa, saya sekalian mau ngobrol santai sama kamu" dia membelalakkan matanya tampak terkejut dan juga panik. Itu terlihat imut dan juga menggemaskan untuk ku "Nama kamu siapa?"

Ia yang sedang meneguk matcha latte yang ku berikan beberapa saat lalu berhenti sejenak "Riko mas" aku terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis "Kerja disini udah berapa lama?"

"Baru banget kok mas, beberapa bulan ini" aku mengangguk. Sunyi sejenak, jujur saja aku gugup berada di dekat nya "Kamu cantik" ucap ku tiba-tiba tentu saja membuat dia terkejut "Thanks? Tapi saya cowo mas" aku mengangguk "Ya, aku tau" Aku tertawa kecil sambil meliriknya sekilas.

Tidak terasa waktu istirahat ku sudah hampir habis aku menatap nya dalam sedikit tidak rela meninggalkan nya " Riko, kamu pulang kerja jam berapa?" Dia tampak berfikir "Jam 8 atau jam 9 an mas" aku mengangguk lalu bangkit dari duduk ku berniat meninggalkan cafe itu dengan mood yang kembali membaik, walaupun ada sedikit rasa sedih "Terimakasih sudah menemani ku, ini tip. Aku akan merindukanmu, sampai jumpa lagi Riko" ku berikan beberapa lembar uang berwarna merah dan dengan segera meninggalkan cafe tersebut dengan rasa senang yang tidak lagi terbendung.