CHAPTER 7

2.1K 311 7
                                    

Arzhel dan bundanya pergi ke toko peralatan sekolah dahulu, disana arzhel membeli buku gambar, crayon, pensil, penghapus bahkan surat. Jika bundanya pikir arzhel sudah melupakan kesedihanya itu salah karena saat ini arzhel tengah berpura-pura tersenyum dan hampir saja meneteskan air matanya ketika membeli alat untuk nantinya dia gambar dan akan diberikan kenapa teman teman sekolah dan tetangga arzhel.

"Sudah semua kan?" Arzhel mengangguk ketika bundanya menanyakan perihal kelengkapan barang yang arzhel beli, setelah bunda membayar mereka langsung kembali ke rumah. Dan tentu saja jarrel dan marlon nampak sudah menunggu lama di teras rumah miliknya.

"Aljhel kenapa lama sekali pulangnya?" Baru saja arzhel menginjak teras depan rumahnya, jarrel langsung menanyakan hal tersebut.

"Tadi habis belanja, sebental ya aku ganti baju dulu" Arzhel buru buru menenteng barang belanjaannya agar jarrel maupun marlon tidak tau apa isi dari kantong plastik yang arzhel bawa, arzhel, Ingin memberi kejutan kenapa semua sahabatnya walaupun ini akan sakit nantinya.

Arzhel buru buru menyembunyikan plastik yang tadi dia beli bersama bundanya, lalu. Buru buru ganti baju dan turun kembali ke bawah untuk bermain dengan jarrel dan marlon.

"Yuk aku udah selesai" Jarrel langsung menarik arzhel dan marlon lalu berjalan kearah belakang rumahnya tempat biasa mereka bermain, kali ini mereka bermain kejar kejaran. Lihat tawa arzhel, marlon dan jarrel mereka tertawa sangat lepas dan arzhel akan merekam jelas dalam otaknya untuk mengingat moment indah seperti ini.

//////////

"ARZHELLLLLL" Ketika mendengar teriakan bundanya, arzhel langsung pamir kepada marlon dan jarrel lalu langsung berlari kembali ke rumahnya. Hal ini biasa terjadi karena sudah hampir malam hari dan waktunya untuk arzhel mandi dan makan bersama bundanya.

"Arzhel mau ngapain habis maem?" Arzhel, bunda dan ayahnya kini sudah duduk di meja makan.

"Mau mengambal" Arzhel sudah membulatkan tekatnya untuk menggambar potret dirinya bersama temannya, lalu arzjel juga membuat paku yang dia dapatkan dari gudang milik ayahnya lalu dia bengkok kan menjadi bentuk cincin.

"Huhuhuhu" Arzhel tertawa karena berhasil mengambar semua teman temannya, walaupun terlihat tidak bagus setidaknya dia sudah berusaha untuk membuat benda kenang kenangan ini. Butuh sekitar 2 jam baru arzhel selesai menggambar ke 6 temannya.

"Wihhhhh udah selesai gambarnya?" Bunda arzhel mengelap dengan menggunakan tisu basah di kedua pipi arzhel yang penuh dengan crayon.

"Hmmm bagus ndak bund?" Arzhel menunjukan semua hasil gambarnya, bundanya tersenyum anaknya ini memiliki bakat mengambar.

"Bagus banget, pasti nanti temen temen adek suka" Arzhel mengangguk setuju, apapun yang arzhel berikan keenam temannya itu akan menerima dengan senang. Bundanya membelai rambut arzhel, dan pertahanan arzhel runtuh bisa di lihat jelas air mata yang kini mengalir deras di kedua pipi tembamnya belum lagi suara isakan tangis arzhel.

"HIKS HIKS HUAAAA BUNDAAAA ARZHEL TIDAK MAU PINDAH" Arzhel langsung memeluk bundanya erat dan menangis dalam pelukan bundanya, bunda arzhel secara tidak sadar juga meneteskan air mata. Dia juga sedih begitu juga arzhel, hingga setelah kelelahan menangis kedua anak dan ibu tidur sambil berpelukan.

"Bund si ad-" Ayah arzhel seketika berhenti melanjutkan panggilannya ketika melihat kedua orang yang dia cintai sedang saling berpelukan, dengan pelan memandangi istri dan anaknya lalu menyelimuti mereka berdua.

Ayah arzhel tentu tau kesedihan dari istri dan anaknya arzhel tapi mau bagaimana lagi, pekerjaan yang memaksa untuk membuatnya berpindah ke lain negara.

"Maaf" Hanya kata itu yang dapat ayah arzhel sampaikan sambil mencium kening arzhel dan istrinya.

TBC.

https://tellonym.me/skdid31

A Litte Friend [ Renjun Harem ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang