CHAPTER 8

2.1K 315 23
                                    

"Adek, mainannya udah di pilah?" Bunda arzhel menyuruh anaknya untuk memisahkan mainan yang nantinya dia akan bawa untuk pindah dan yang nantinya akan di sumbangkan. Arzhel masih sibuk memilih dengan teliti, akhirnya arzhel hanya menyimpan 5 mainan saja lebih tepatnya 2 boneka moomin dan 3 nya merupakan mainan yang pernah marlon, galen dan jarrel berikan semasa arzhel ulang tahun dulu.

"Yakin kamu cuman itu?" Bunda arzhel memastikan lagi, karena mainan arzhel ini lumayan banyak tapi anaknya hanya mengambil 5 mainan saja. Arzhel mengangguk sambil memeluk mainan yang dia pilih sendiri.

"Iya bunda, nanti kan disana bisa beli mainan lagi" Dengan polosnya arzhel mengatakan hal tersebut, sehingga membuat bundanya tertawa.

"Iya nanti beli lagi ya disana" Bunda arzhel membelai rambut arzhel, yang masih memeluk erat mainannya.

///////////

Keesokan harinya.

Arzhel berdiam diri di depan kaca selama 15 menit sambil menatap bayangannya sendiri di kaca, arzhel sedih karena hari ini merupakan terakhir kalinya dia akan berangkat kesekolah karena besok siang arzhel sudah harus meninggal rumahnya. Bahkan beberapa barang dirumahnya sudah di angkut, arzhel turun ke lantai 1 disana bundanya tengah duduk bersama ayahnya.

"Ayok zhel makan, bentar lagi telat" Arzhel mengangguk lalu segera duduk di meja makan lalu memakan masakan bundanya, hari ini bunda memasak nasi dan sosis dengan lahap arzhel habiskan.

"Gimana? Udah bisa bahasa mandarin?" Bunda arzhel menanyakan progres les bahasa mandiri kilat dalam minggu ini.

"Hmmmm bisa bund kalo sehali hali" Bundanya mengangguk, setidaknya arzhel nanti sedikit banyak akan mengerti. Akan sangat kesulitan beradaptasi di tempat yang baru apalagi seusia arzhel yang baru 5 tahun.

"Bunda aljhel belangkat ya" Arzhel mencium pipi bundanya lalu menyusul ayahnya yang sudah berada di mobil.

........

Setelah sampai di sekolah ntah kenapa rasanya begitu gugup, karena arzhel akan berpamitan kepada ke 3 sahabatnya, ntah reaksi apa yang nanti mereka tunjukan kecewa, sedih atau malah senang. Arzhel tidak peduli yang penting dia ingin menghabiskan banyak waktu bersama sahabatnya, arzhel masuk kedalam kelas ternyata masih kosong tentu saja ini masih jam 6 pagi ntah makhluk apa yang merasuki arzhel untuk pertama kalinya dia masuk paling pertama.

Arzhel menaruh tasnya di kursi lalu pergi ke arah belakang kelas, disana ada berbagai macam foto tempelan dan beberapa karya yang saat itu kelasnya mengadakan praktek mengambar lalu menulis perihal cita-cita dan berbagai macam foto dirinya dan teman sekelasnya.

Arzhel melihat semua hal di kelas ini, mencoba untuk merekam sebaik mungkin sebelum besok dirinya harus pergi jauh. Hingga arzhel tak sadar di belakangnya sudah ada zion, hendry dan nevan yang membuntuti arzhel, arzhel berjalan ke kanan mereka ikut membuntuti bahkan ketika arzhel berjongkok mereka ikut berjongkok.

"Loh kalian sudah datang?" Arzhel terkejut ketika berbalik ingin duduk terdapat ketiga sahabatnya yang tengah berbaris di belakangnya.

"Hmmm aljhel lagi apa?" - Hendry.

"Hanya lihat-lihat memang tidak boleh?" Arzhel binggung harus mulai dari mana, haruskah dia mengatakan sekarang atau nanti ketika ibu guru yang mengumumkannya.

"Tidak apa apa kok hanya aneh, biasanya aljhel telat" Zion, sahabatnya satu ini benar benar tau semua kebiasaan arzhel.

"Hanya ingin datang cepat" Nevan hanya memandang diam kearah arzhel yang menurutnya aneh akhir akhir ini, seolah menyembunyikan sesuatu hal dan nevan rasa itu bukan suatu hal yang bagus karena melihat dari tingkah arzhel yang sering kali gelisah.

A Litte Friend [ Renjun Harem ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang