Chapter 98

1.2K 202 8
                                    

Mereka memasuki gerbong lima dan melihat beberapa musuh masih ada di sini, (Y/N) melambaikan tangan pada mereka yang marah.

Masih ada banyak musuh di sini.

"Halo! Boleh kami lewat?" (Y/N) berseru, bertanya pada mereka yang terdiam.

Dia tersenyum lebar, menyapa mereka yang kaget.

Sesaat para musuh terdiam dan memikirkan pertanyaan mendadak (Y/N), kesempatan itu di pakai oleh Sanji untuk menendang sebagian dari mereka.

Sogeking lalu menembak yang lain dengan katapelnya. Sedangkan (Y/N) menerbangkan beberapa orang ke luar melalui jendela, rantainya melilit mereka dan melemparkan ke lantai atau dinding.

"Wow." (Y/N) kagum karena berhasil melumpuhkan beberapa orang bersamaan.

Ternyata aku hebat juga! Tidak kalah dari para kakak dulu.

Wajahnya terdapat senyum bangga yang langsung lenyap saat melihat tinju Franky terbang, kemudian kembali lagi dengan rantai di dalam tangan. (Y/N) terkejut dan terkesima, sebagian perasaannya merasa ngeri saat melihat itu.

Tidak sampai di situ saja, tembakan senjata api juga tidak berfungsi padanya sedikit pun. Franky lalu melempar kursi ke arah musuh.

"Sebenarnya kau ini mahluk apa?!" Sanji bertanya kaget.

"Aku? Aku ini manusia robot." Franky menjawab santai.

"Manusia robot?!" Sogeking berseru histeris.

"Ew." (Y/N) berkata dengan geli tapi kagum, tidak bisa membayangkan manusia robot.

Ternyata manusia di dunia ada beragam bentuk.

"Di dalam bagian tubuh ku sudah di pasang peralatan logam dan senjata. Jadi, walau terluka aku hanya akan mengeluarkan sedikit darah dan tidak berpengaruh besar pada ku." Franky tersenyum lebar.

"Rupanya begitu. Ternyata dunia ini memang luas." Sanji berujar takjub.

"Ew." (Y/N) berkata geli tapi kagum lagi, penasaran bagaimana meletakkan semua itu di dalam tubuh.

Apa tidak berat?

Sogeking mendadak mengambil rantai (Y/N) yang masih mengeluarkan duri, dia menusukkan pada punggung Franky untuk percobaan. Sedangkan (Y/N) diam saja melihat itu, penasaran.

Akibat punggungnya di tusuk, Franky berteriak heboh. Membuat (Y/N) dan yang lain terkejut.

"Lho? Harusnya kan tidak mempan." Seru Sogeking.

"Bodoh! Memangnya aku ini bahan percobaan? Hanya separuh bagian depan badan ku saja yang berbentuk robot! Karena semua peralatan itu ku pasang sendiri dan tangan ku tidak sampai ke bagian punggung!" Franky menunjuk-nunjuk punggungnya sambil melotot.

"Ew." (Y/N) untuk kesekian kalinya berkata geli dan kagum, tidak menyangka Franky memodifikasi badannya sendirian.

Menepuk perutnya, Franky bertanya kenapa perutnya terasa dingin dari tempat lain. Sogeking mengangkat bahu tidak perduli.

"Itu karena aku memasang kulkas supaya persediaan minuman soda ku tetap dingin, di manapun dan kapan pun!"

Franky membuka perutnya, menunjukkan botol-botol soda dingin di dalamnya. Ketiga orang yang lain ternganga kaget, terlebih (Y/N).

"Wow! Hebat juga!" Sanji melotot dan terkagum-kagum.

"Hebat! Pasti sejuk sekali di musim panas!" Sogeking berseru takjub.

"Ew."

Aku tidak akan mau minum atau makan apapun dari kulkas itu!

Mereka berempat lalu sadar kalau semua musuh sudah di bereskan, Sanji kemudian memimpin rombongan untuk menuju ke gerbong selanjutnya yaitu, gerbong empat.

"Nama ku Wanze! Nama ku Wanze! Ayo ayo ayo! Itulah aku Mad Wanze! Hallo!"

Mereka berdiri heran di depan pintu, memperhatikan seseorang berambut aneh dan mendorong kereta makanan. (Y/N) yakin sekali ini satu orang aneh lagi yang akan dia temui.

"Kalian lapar? Nama ku Wanze, juru masak di gerbong ini. Kalian bisa menyebutkan makanan apa saja, kalian mau makan ramen?" Wanze berdiri di hadapan mereka.

Semuanya tidak menjawab, hanya menatapnya dengan datar dan tidak tahu harus bereaksi apa sekarang.

"Baiklah! Tapi, sebelumnya aku harus memberi tahu kalian sesuatu. Bulu hidung ku bentuknya seperti jala penangkap ikan!" Wanze membentuk tangannya menjadi tanda silang.

Dahi (Y/N) berkerut, tidak mengerti dengan laporan tentang bulu hidung Wanze.

Apa pentingnya bentuk bulu hidungnya dengan hidup kami?

Wanze lalu memasukkan tepung ke dalam mulutnya.

"Pertama, masukkan tepung ke dalam mulut lalu remas dengan seksama."

Tiba-tiba dari dalam hidung Wanze keluar mie ramen, dia mengarahkan ke dalam mangkok yang sudah di penuhi kuah ramen.

"Silakan makan!"

"Tidak akan!" Mereka berempat berteriak.

Wajah (Y/N) berubah jijik, dia tidak yakin bisa makan ramen lagi tanpa mengingat kejadian menjijikkan ini.

"Ew." (Y/N) berseru, kali ini bukan karena geli tapi murni karena jijik.

Aku tidak mau makan ramen untuk beberapa bulan ini lagi!

"Maaf Wanze. Tapi, kami tidak punya waktu dengan mu. Kami masih ada urusan." Sanji menggandeng (Y/N) untuk segera pergi dari gerbong ini.

"Tunggu!"

Wanze menghentikan mereka. Masih dengan wajah yang penuh dengan senyum anehnya.

"Jika kalian ingin melewati gerbong ini, kalian harus lewati kami dulu!"

"Kami?" (Y/N) bertanya bingung.

Sejauh ini mereka hanya melihat Wanze seorang, dia menoleh ke sana kemari. Begitu juga yang lain.

"Apa maksud mu dengan 'kami'?" Tanya Sanji.

Dari tempat pencucian piring, sesuatu yang licin muncul. Sesuatu yang licin itu lalu berubah menjadi sesosok laki-laki yang berdiri di belakang Wanze.

Semua orang melotot kaget. Terutama (Y/N) yang awalnya mengira dia salah satu varian baru dari spons pencuci piring.

"Mahluk apa itu?!" Sogeking berseru panik.

"Keren." Franky terkagum-kagum.

"Sial, apa lagi ini?" Sanji bergumam kesal.

"Dia licin dan kenyal, seperti puding." Komentar (Y/N).

Atau mungkin agar-agar?

Lelaki puding itu menatapnya, (Y/N) sontak bersembunyi di belakang Sogeking. Mengintip sedikit, matanya memandang curiga.

"Seperti anak kecil." Sogeking bergumam saat (Y/N) bersembunyi di belakangnya.

"Diam. Aku tidak sembunyi tapi laki-laki puding itu selalu menatap ku!" (Y/N) cemberut dan menunjuk diam-diam.

Wanze lalu menunjuk si laki-laki puding dan memperkenalkan dia.

"Dia Wijen! Rekan ku di dapur kereta ini!" Wijen yang di perkenalkan hanya diam saja dan mengangguk singkat.

"Pasti dia yang bertugas menggantikan spons cuci piring." Seru (Y/N).

"Atau dia yang bertugas menghiasi roti?" Sogeking membalas.

"Dan menggantikan pengepel lantai." Mereka berkata bersamaan.

Sedangkan Wijen melotot tidak terima.

TBC

Pesan moral dari (Y/N) di chapter ini,"ew."

Sudah ku putuskan juga untuk book ini tamat setelah time skip 2 tahun dan di sambung ke book yang selanjutnya.

Tapi, mungkin bakal agak lama update di book 2 karena fokus buat edit dan memperbaiki di sini dulu.

Harmonia ( One Piece x Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang