Chapter 4

4.3K 571 81
                                    

"(Y/N)! Lihat apa yang di lakukan oleh Luffy!"

(Y/N) mengambil topi jerami milik Luffy yang tergeletak di tanah, membersihkannya dari pasir yang menempel. Sembari tersenyum ia mendekati dua orang lainnya.

"Tidak masalah. Orang seperti itu memang pantas di pukul, kok."

Senyum gadis itu semakin cerah, surai (H/C)nya bergerak mengikuti arah angin berhembus. Tangan kanannya lalu menjulurkan topi jerami, wajah Luffy yang tadinya sempat mengeras karena marah, mulai melembut saat menerima topinya. Membalas senyum gadis itu dengan lebih cerah lagi.

"(Y/N) juga setuju saja dengan ku."

"Itu tadi hebat sekali!" Rika berseru, memuji Luffy.

"Sungguh?! Seharusnya tadi aku pukul lagi." Luffy menyahut tidak kalah semangat.

Dari dalam suatu rumah tiba-tiba seorang wanita dewasa keluar dan memanggil Rika, memintanya untuk segera masuk ke dalam.

Luffy dan (Y/N) melambaikan tangan dengan senyum di wajah mereka, si gadis yang sedang merapikan rok pendek biru malamnya terkejut ketika Luffy menariknya.

"Ayo, (Y/N)! Kita temui kru baru kita!"

"Tunggu.. tunggu! Pakaian ku berantakan!"

°°°

"Hai." Luffy menyapa Zoro.

"Kalian lagi? Sudah ku bilang aku tidak tertarik pada bajak laut."

Mengabaikan perkataan Zoro, Luffy langsung memperkenalkan namanya. Di ikuti oleh (Y/N).

"Aku punya rencana yang harus ku lakukan. Lagipula aku tidak mau menjadi pelanggar hukum seperti bajak laut."

"Apa bedanya? Kau juga sudah di anggap orang jahat." Balas Luffy.

"Aku tidak perduli pada apapun yang mereka katakan. Aku tidak melakukan hal salah yang perlu ku sesali di masa lalu maupun masa yang akan datang."

"Karena itu, aku tidak mau jadi bajak laut."

Tidak ada perubahan dari wajah Luffy selama mendengarkan Zoro berbicara, ia lalu menghembuskan nafas kasar.

"Aku tidak perduli! Sudah ku putuskan kau harus bergabung dengan ku!"

"Jangan egois!"

Di antara mereka terdapat (Y/N) yang bergantian melihat mereka, menggelengkan kepalanya setiap mendengar mereka berdebat.

"Berhenti!"

Perdebatan terhenti, balik menatap (Y/N) yang cemberut. Luffy juga ikut cemberut karena di beri tatapan kesal dari gadis itu.

"Aku tidak salah! Zoro saja yang keras kepala." Luffy membela diri.

"Aku?! Kau menyalahkan ku?!" Zoro ikut tidak mau di salahkan.

Suasana menjadi hening, perlahan (Y/N) mengambil nafas panjang. Mencoba membawa kembali percakapan pada hal yang lebih penting.

"Lupakan saja. Zoro, kami dengar kau pengguna pedang?"

"Ya. Kalau aku tidak terikat, sudah pasti bisa ku gunakan."

"Di mana pedang mu?" Luffy ikut bertanya, bersilang dada dan melirik Zoro.

"Di sita anak sialan itu. Pedang ku merupakan harta yang paling berharga selain nyawa ku."

Harmonia ( One Piece x Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang