•••
★Bandung, 05 Oktober 2019★
Dia, Alaska.
Alaska Alvarez. Lelaki yang membuatku jatuh cinta berkali-kali saat melihatnya.
Aku mencintainya, tanpa berkomunikasi. Walaupun begitu, rasanya tidak pernah mengurangi rasa suka ku kepadanya. Selama ini aku memendam perasaan. Bahkan sebuah pena dan kertas menjadi saksi bisu kerinduan ku.
Aku juga senang memandangnya dari kejauhan. Di sela-sela menatapnya, tak jarang ada senyum manis yang muncul.
Bolehkah aku seperti ini?
Bolehkah aku melukis dirimu disetiap lembar perjalanku?
dan,
Bolehkah aku mencintaimu, tanpa ada pertanyaan mengapa?
•••
Bel masuk telah berbunyi sekitar lima menit lalu. Arumi dengan napas yang ngos-ngosan berlarian menuju kelas. Arumi mendesah lega, beruntungnya dosen yang mengajar pagi ini belum memasuki kelas.
Arumi mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan, perutnya mulai merasa keram akibat berlari-larian. Ia melangkah menuju tempat duduknya yang disampingnya terdapat sahabatnya.
" Ar, lo kok bisa sampai telat, sih? " tanya Lydia menghampirinya dengan raut wajah khawatir.
Arumi menaruh totebag nya di atas meja. "Dijalan tadi macet, parah. " ucapnya seadanya, lalu ia menegak air minum dalam botol mini yang dibawa dari rumah.
" Untung dosennya belum masuk! "seru Lydia.
" Iya. "
" Iya-iya aja lo! gue khawatir, tau! " beri tahu Lydia dengan dramatis.
" Maaf Lydiaaaa" jawab Arumi memutar bola matanya, Lydia berlebihan.
" Ih, lo ngejek? "
" Siapa? " heran Arumi menatap Lydia, seolah tak paham.
" Lo! " jengkel Lydia kelewat kesal pada Arumi yang kini terkekeh,
" Udah-udah, lanjut istirahat aja ngomel-ngomel nya, dosen udah masuk. "
" Ngeselin banget lo. Yodah istirahat tar gue mo beli mie ayam, deh~ "
" Okeee" sahut Arumi mengacungkan kedua jempolnya kedepan.
Kring~
Bel istirahat telah berbunyi kencang disepenjuru gedung besar itu, Arumi dan Lydia menuju kantin yang berada di kampusnya. Berpapasan dengan banyaknya kerumunan orang-orang---
" Ly, kamu duluan aja, tar aku nyusul. " ucap Arumi lalu berlari terbirit-birit menjauh dari Lydia menuju toilet, untuk menuntaskan hajatnya.
" Sipp" sahut Lydia.
Setelah selesai dan ingin kembali, tak sengaja sorot mata Arumi menatap dua orang yang sedang menatapnya intens di ujung lorong, dua orang itu, tentu, sangat dirinya kenal di kalangan kampus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI [ON GOING]
ChickLit"Tolong, jangan hancurin masa depan yang udah lama saya rancang bersama, Maureen. " • • • • • ⚠️JANGAN COBA-COBA MENDEKAT KALO CUMAN MAU PLAGIAT/MENJIPLAK KARYA KU. HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH TUHAN.