BAB 05 - MY GIRL

1.2K 126 18
                                    

Holaaaa, update lagi

Vote 65++ yaa baru aku update lagi😌

Jangan lupa vote, tinggal klik bintang yang ada di pojok kiri kok😉

HAPPY READING

"Lepas!" Violetta dengan suaranya yang masih lemah, mencoba melepaskan Ivan yang masih memeluknya. Dia mendorong tubuh Ivan dengan tangan dinginnya yang gemetaran. Efek kedinginan dan pingsan membuat tenaga Violetta masih lemah.

"Lepasin gue!" ujar Violetta lagi. Violetta merasa risih, kenapa Ivan bisa bersikap seperti ini dengan dirinya? Seperti bukan Ivan saja, yang selalu merendahkan dan memandangnya dengan pandangan meremehkan.

Violetta mengguncangkan badannya yang masih lemas, berharap agar dapat terlepas dari Ivan. Namun, Ivan menahannya dan berkata. "Biarin gini dulu bentar. Gue cuma mau yakinin kalo Lo masih hidup!" Ivan berujar lirih yang membuat Violetta terdiam dan memilih untuk membiarkannya. Lebih baik, ia kumpulan tenaganya agar bisa segera pulang.

"By the way, I like black," celetuk Ivan yang sudah melepaskan pelukannya dengan Violetta.

Violetta mengernyit bingung. "Hah? What do you mean?"

Ivan hanya menggerakkan dagunya ke arah yang ia maksud. Violetta dengan polosnya mengikuti arah dagu Ivan dan memeriksa tubuhnya sendiri. Sial! Dalamannya terlihat!

Violetta spontan langsung menangkupkan tangannya, melindungi asetnya agar tidak terlihat lagi oleh Ivan. "Pervert! Dasar mesum!" teriak Violetta dengan muka yang memerah, menahan malu dan marah.

Ivan tersenyum miring menahan geli. Sebelum ia beranjak mengambilkan jas sekolahnya, lebih dahulu berbisik kepada Violetta tepat ditelinganya. "You know, gue juga suka warna merah," ucapnya sambil meniupkan napas hangatnya ke telinga Violetta.

"I don't fucking care Jerk!" respons Violetta menahan kekesalannya yang memuncak.

Violetta berdiri, hendak mengambil tas sekolahnya. Namun, tubuhnya harus kembali terjatuh karena rupanya dia masih belum kuat untuk berdiri. Ketika mencoba berdiri lagi, punggung Violetta merasakan sebuah jas sekolah menyelimuti tubuhnya. Ivan yang memasangkannya. Dia ternyata selain mengambil barang-barangnya sendiri, juga mengambilkan tas dan juga jas sekolah milik Violetta. "Thanks," ujar Violetta singkat. Come on, dirinya bukan orang yang tidak tahu berterimakasih.

"Anytime darling," balas Ivan dengan senyum mautnya. Violetta bergidik.

"Gue bantu!" tawar Ivan lalu bergerak untuk memapah Violetta.

Violetta menolaknya. Dia malah menyingkirkan tangan Ivan yang bertengger di lengannya. "No, thanks. Gue bisa sendiri!"

Ivan berdecak. "Please, Ta! Singkirin ego Lo sekarang."

"Kalau gue bilang gue bisa, itu berarti bisa. Do you understand?" kekeh Violetta yang tetap tidak mau menerima bantuan dari Ivan.

Ivan mendengus. "Fine! Urus urusan Lo sendiri! Gue cabut!" Ivan lantas melangkah untuk meninggalkan Violetta sendirian.

"Good! Itu yang gue mau. Lo jauh-jauh dari gue!" Violetta tersenyum pongah.

Mengusir rasa tidak enaknya, Violetta dengan perlahan mengambil tas miliknya yang tadi di lempar oleh Ivan, lalu menggendongnya dengan tangan kanannya.

Baru bergerak beberapa langkah, Violetta sudah mengeluh. "Shit! Gue kenapa lemah banget si. Kalo gini caranya, kapan gue bisa pulang."

"Mana ini udah makin sore lagi," lanjutnya mendumel. Dengan langkah tertatih-tatih Violetta membawa tubuhnya yang masih basah menuju pintu keluar.

IVANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang