Arloji Hasan menunjukkan pukul 12 malam, sudah saatnya ia ke hotel, ia pun segera menarik Galen lebih tepatnya ia menggendong ala bridal style di hadapan para tamunya, mereka pun memekik girang.
"Romantis banget." sayup-sayup ia dengar ketika langkahnya menjauhi kerumunan.
Galen mencoba tersenyum.
"Udah gak ada orang kan?" Galen melihat ke samping, tidak ada siapapun di sini tapi kenapa Hasan tetap menggendongnya?
"Gue berat kan? turunin." lanjutnya memberontak ingin turun.
"Sampe mobil."
"Udah anjing, gak ada orang."
Dengan terpaksa Hasan menurunkan Galen, lalu Galen berjalan mendahuluinya. Mungkin Galen ingin cepat-cepat istirahat, sama sepertinya rasanya sekujur tubuh remuk setelah beberapa hari bergabung mengatur pernikahannya.
Masuklah Galen ke mobil yang sudah dibukakan oleh beberapa suruhan suaminya, ia langsung merebahkan diri di jok belakang.
"Kak Galen, " semua yang bekerja di bawah keluarganya memang diharuskan memanggil Galen dengan embel-embel 'kak' katanya ia masih terlalu muda untuk dipanggil 'pak'.
Galen tidak menghiraukan panggilan supirnya, ia benar-benar ingin tidur sekarang.
"Pak Hasan nanti duduk di mana, Kak?" masalahnya Galen menjulurkan kakinya di kursi mobil sebelahnya.
"Di depan bisa, pake mobil lain bisa kan?"
Tiba-tiba ia teringat sesuatu, ia langsung terduduk, aduh bodoh banget lo len batinnya.
"Mana sih suamiku?"
"Sebentar Kak, kayaknya masih ada urusan di sana."
Cukup lama, Hasan muncul dan langsung masuk ke mobil jok belakang, ternyata Galen sudah tertidur dengan posisi duduk.
Hasan duduk di sebelahnya lalu mengelus kepala Galen, ia juga meraih jemari Galen untuk ia genggam dengan erat.
"Jalan pak."
Supir pun tersenyum melihat pasangan yang baru menikah itu, romantis sekali batinnya, "Baik pak."
—
Sesampainya di hotel, Hasan menatap lamat kekasihnya yang masih tertidur, ia enggan untuk membangunkannya, Galen sepertinya sangat lelah.
Dengan hati-hati Hasan menggendong Galen ala bridal syle.
Semua bodyguard yang memang ditugaskan di luar hotel langsung berdiri ketika mendapati Hasan dan Galen yang berada digendongannya keluar dari mobil, mereka sudah menawarkan bantuan namun yang mereka dapatkan hanya tolakan mentah-mentah.
"Saya sudah bilang biar saya saja, kalian dengar?"
"Satu saja yang masuk." perintahnya ketika sudah di depan lift.
Tanpa babibu satu bodyguard membantu menekan tombol-tombol di lift itu, tentunya ia sudah tahu di lantai berapa dan nomor kamar berapa mereka menginap karena kalau tidak tahu, ia akan dipecat saat itu juga. Bosnya memang akan bersikap manis kepada suami dan orang terdekat?
Kita mah apa atuh? batin sang bodyguard.
Di depan kamar mereka juga sudah ada beberapa bodyguard.
"Semuanya sudah disiapkan, Pak."
Tak menjawab, ia melesat ke dalam kamar itu dan langsung meletakkan Galen di kasur king size dengan hati-hati. Ia melakukan peregangan pada tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMP | Hajeongwoo
RomanceSemuanya teratur dengan rapih dan bersih, bahkan jika tembok kamar bisa berbicara, ia akan dengan lantang berseru, "Lo berdua mending jadi aktor aja!" BxB | 🔞 | Anak-anak dilarang membaca | Karangan fiksi Hajeongwoo, semua media cr. to twitter dan...