01. Rencana

513 23 1
                                    

"Kita udah mulai libur sekolah, ya?" tanya remaja laki-laki dengan surai putih-abu yang tengah memakan gorengannya.

Remaja bersurai coklat yang duduk di sofa sebrang itu mengangguk guna mengiyakan perkataan si surai putih-abu. "Ya, dah libur." jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari handphone kesayangannya.

Karena tidak mendapat respon sesuai yang diharapkan remaja laki-laki bersurai putih-abu yang bernama Bokuto Koutaro itu kini kembali berkata.

"Gak ada rencana liburan atau apa gitu?" tanyanya sedikit kesal.

"Mandi, tidur, main HP, makan." jawab si surai hitam sambil terus menghisap batang rokoknya.

"Live tiktok sampe dapet gift singa." jawab si surai coklat yang bernama Oikawa Tooru.

Kuroo Tetsurou, remaja dengan surai hitam itu sontak menatap Oikawa dengan tatapan mengejeknya. "Mandi lumpur dek, kalo mau dapet gift singa."

Oikawa bergidik mendengar itu kemudian membalas. "Ngapain? Pake tanktop terus pargoy doang juga bisa."

"Badan lo gede Wa, jangan belagu mau make tanktop." saut Bokuto kemudian menatap kedua temannya itu dengan kesal. "Gua serius! Ayo kita keluar liburan ini!!"

Kuroo menaruh puntung rokoknya di asbak kemudian menatap Bokuto dengan malas. "Gak ada duit, kalo lo mau tau mah."

Bokuto menyipitkan matanya tak percaya mendengar itu. "Halah bohong!! Orang tua lo aja lagi keluar selama satu minggu!! Mereka pasti naro duit buat lo!"

"Iya, naro. Dua ratus ribu doang tapi. Itu juga gua pas-pasan anjir." ucap Kuroo dan membalas tatapan tak percaya Bokuto dengan tatapan kesal miliknya.

"Gue malah gak dapet sama sekali karena libur sekolah." Oikawa berkata sambil meletakkan handphonenya diatas meja dan menatap kedua temannya. Sudah siap untuk adu nasib.

"Ya gue juga kalo ortu gue gak keluar gak bakal dapet duit." balas Kuroo tak mau kalah.

"Nice info, tapi gue gak nanya." ucap Oikawa dan mengedikan bahunya kemudian menatap langit-langit ruang tamu Kuroo itu. "Tapi kalo ada yang bandarin gak papa sih, gue bisa gas ngeng."

Kuroo menyeringai mendengar perkataan Oikawa dan menyenderkan punggungnya di sofa. "Iya juga sih Wa, bener. Jadwal liburan gue  bisa diatur ulang kalo ada yang bandarin mah."

Oikawa mengangguk mendengar itu. "Iya iya.... Dan seharusnya yang bandarin yang ngajak gak sih?"

"Nah! Betul!"

Kuroo dan Oikawa sontak menoleh secara bersamaan kearah Bokuto kemudian tersenyum lebar. "Jadi gimana Bok? Bandarin kita, ya?"

Mata Bokuto berkedut tak percaya mendengar perkataan kedua temannya itu.

Iya Bokuto tahu kalo mereka emang mata duitan dan gak mau modal.

TAPI TOLONG LAH TAHU DIRI DIKIT! JANGAN MENTANG-MENTANG KAWAN JADI NGELUNJAK.

Bokuto mendengus sebal mendengar itu namun akhirnya dia menganggukkan kepalanya. "Iya iya gue bayarin lo berdua!"

Bokuto bisa mendengar bahwa kedua temannya itu bersorak senang atas pernyataannya.

"Jadi? Kemana kita bakalan liburan?" tanya Kuroo sambil tersenyum lebar. Sudah merasa plong karena akhirnya dia bisa keluar rumah tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Bokuto berbinar mendengar pertanyaan Kuroo dan refleks dia langsung memukul meja untuk mendapatkan kedua atensi temannya.

"Gue tau!!!"

Kuroo dan Oikawa sedikit tersentak kaget berkat Bokuto yang tiba-tiba saja berkata dengan semangat.

Oikawa mengangkat satu alisnya heran mendengar itu. "Kemana?"

"Ke.... Hutan!! Yey!!!!" Bokuto berkata sambil bertepuk tangan karena merasa bangga dengan idenya.

Tetapi, kedua temannya tidak menampilkan reaksi yang sama dengannya dan malah menatapnya dengan heran, jijik, kesal, pengen nabok, dan lain sebagainya.

"Tolong lah Bok tolong.... Kita hidup udah bukan di jaman dulu lagi." Oikawa menghela nafasnya kemudian menatap Bokuto dengan kesal. "KENAPA LO MALAH NGAJAK KE HUTAN?!"

Kuroo mengangguk setuju mendengarnya. "Lo mau ngapain di hutan? Mau nebang pohon lo?"

Bokuto berdecak sebal mendengar itu. "Gini nih anak jaman sekarang, taunya cuman ke mall sama ketempat-tempat lainnya doang." dia berkata sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Dan gue ke hutan bukan mau nebang pohon! Tapi gue mau kemah di sana!!" kesebalan Bokuto seketika hilang dan digantikan oleh rasa semangat yang membara ketika dia membayangkan apa saja yang akan dia lakukan selama di hutan nanti.

"Hah? Kemah?" Kuroo menatapnya dengan tak percaya dan penuh ketidaksetujuan.

Tetapi Oikawa malah memberikannya tatapan sebaliknya. "Bilang kek kalo lo mau kemah! Kalo gitu mah gue setuju!!"

"Beneran lo setuju?!"

Oikawa mengangguk. "Iya lah! Gue juga mau kemah sebenernya dari liburan kemaren sama keluarga. Tapi ada aja  yang ngebatalin."

Kuroo menghela nafas ketika menyaksikan antusiasme teman-temannya. "Mau ngapain kemah? Kayak anak SD aja."

Bokuto dan Oikawa menyipitkan matanya ketika merasakan aura ketidaksetujuan yang terpancar dari diri Kuroo.

"Ucap orang yang selalu ikut pas acara persami." cibir Oikawa.

Kuroo menatapnya dengan kesal mendengar itu. "Lo berdua yang gak mau ikut sendiri ya anjing!"

"Gue gak di bolehin sama Mami!! Bukan gak mau ikut!!" bantah Bokuto.

"Iya gue tau kalo lo! Yang gue maksud si Kawah ini!" kata Kuroo sambil menatapnya dengan kesal.

"Gue kan pacar yang patuh. Jadi gue gak bisa ikut." ucap Oikawa dengan enteng.

"Patuh patuh, bulol monyet itu namanya!" geram Kuroo kemudian membuang mukanya.

"Halah mending kalo gak mau ikut lo diem aja!" ucap Oikawa dengan kesal.

"Hah? Kata siapa gue gak mau ikut?!" Kuroo kembali menoleh kepada Oikawa ketika mendengar itu.

"Jadi lu ikut?!" tanya Bokuto dengan semangat.

"Iya lah, gratis kayak gini ya kali gue lepas."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sedikit informasi, untuk cerita yang ini gue akan menguploadnya setiap malam jum'at aja. Dan kalo tetiba gue up nih cerita bukan di malem jum'at doang itu tandanya gue lagi gabut. Oh iya kayaknya kali ini gak ada unsur romansa dan blnya. Ya udah gini aja deh, sampai jumpa hari kamis selanjutnya. Btw, pas sampe disitu kan, tarik... Tarik-

Hutan Adem SejahteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang