Mikha berlari menuju ruang latihan. Beberapa menit yang lalu mikha menanyakan keberadaan eren kepada manager, dan benar saja Eeren ada di ruang latihan sejak malam.
Mikha merasa sangat bersalah. Ia sudah berjanji kepada eren untuk datang ke apartemen nya, tapi mikha justru mengingkari nya. Ia malah bermalam dengan james dan melupakan eren begitu saja.
Mikha berlari secepat mungkin menuju lantai dua, ketika ia sampai di ruang latihan, mikha segera membuka pintu ruang latihan itu dengan kasar.
"Eren!"
Eren yang ada di dalam ruangan itu sangat terkejut dengan kedatangan mikha, jangan lupakan suara melengking mikha yang membuat gendang telinganya berdengung.
"Kak? Ada ap-"
Belum selesai berbicara, mikha tiba-tiba memeluk eren hingga tubuhnya hampir terjungkal kebelakang, untung saja eren dapat menyeimbangkan tubuhnya.
"Kak mikha kenapa?" tanya Eren, bingung.
"Aku salah, aku minta maaf."
Eren mengerti, ia sangat paham apa yang di maksud mikha. Tapi, meski mikha lupa dengan janjinya, eren sama sekali tidak menyalahkannya. Lupa adalah hal yang wajar.
"Kak, jangan nangis...aku gak masalah kok," kata Eren. Ia mencoba menenangkan mikha.
"Eren, kamu pasti kecewa kan? Kamu menunggu aku terlalu lama kan, Eren? Sampai kamu harus menginap di ruang latihan?"
Eren menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Tangan besarnya menangkup kedua pipi mikha yang tembam.
"Kak, aku baik-baik saja, sama sekali tidak kecewa. Menginap di ruang latihan sejak semalam memang pilihanku, jadi jangan menyalahkan diri lagi. Oke..."
Mikha memeluk eren dengan erat. Meski eren mengatakan jika dirinya baik-baik saja, mikha tetap merasa bersalah.
Mikha melepas pelukannya dan menarik eren untuk duduk. Mikha memastikan tidak ada siapapun yang akan masuk kedalam ruang latihan.
"Eren, tolong jawab jujur."
Eren melebarkan matanya, mulai panik. "I-iya."
"Sebenarnya...kamu ada perasaan denganku atau tidak?"
Benarkan, dugaan eren tidak salah. Namun, eren terkejut karena mikha menanyakan hal ini lebih dulu di banding dirinya.
"Eren jawab!"
"I-iya...aku sebenarnya-"
"Kau suka dengan ku atau tidak?"
"Tidak."
Mikha terkejut, dadanya terasa sakit. Bukan ini jawaban yang ia inginkan.
"Kenapa, Eren?"
Eren tersenyum dan menjawab, "aku tidak menyukai kakak, tapi aku mencintai kakak. Sangat cintaaa..."
Mikha merasa beban di dadanya tadi jatuh hingga merasa sangat plong. Mikha sudah berpikir akan mengancam eren jika sampai eren tidak menyukainya.
"Eren..." Mikha menangkup wajah Eren secara tiba-tiba, membuat laki-laki itu terkejut.
"Eren, aku cinta kamu...jadilah kekasihku," bisik mikha, lalu dengan cepat beralih ke bibir eren dan menciumnya.
Disisi lain, di ruangan yang sedikit gelap james sedang tersenyum devil. Melalui lubang kecil yang ada di ruangan baju, ia dapat mengintip mikha dan eren yang sedang berciuman.
James merasa dikhianati. James tidak terima. Bibir itu, bibir itu seharusnya milk james, harusnya james yang merasakannya lebih dulu. Dan eren? Bukankah ia menganggap mikha kakaknya, lalu kenapa sekarang dia berciuman dengan mikha?
KAMU SEDANG MEMBACA
UNMATCHED 1985
Teen FictionTragedi di tahun 1985, di alami oleh 3 personil band unmatched.