2

81 6 1
                                    

"Kasim Han"

"Ya Yang Mulia"seorang pria muncul dari pintu samping aula besar itu.

"Bagaimana dengan kasus pemberontakan di utara?"

"Para pemberontak belum menunjukkan pergerakan apapun lagi Yang Mulia"

"Ini aneh. Panggil Jendral Yun segera"

"Baik Yang Mulia"pria yang dipanggil Kasim Han tadi undur diri meninggalkan ruangan.

Raja memijat pelipisnya. Masih banyak tumpukan gulungan laporan yang harus ia periksa, tapi pikirannya melayang ke tempat lain. Entah kenapa pikirannya dipenuhi dengan pria yang ia tinggalkan sendirian subuh buta tadi.

Apakah dia baik-baik saja?

Apa aku terlalu kasar untuk seorang yang baru pertama kali melakukannya?

Aku ingin mendengar ia mendesah lagi di bawahku

"Sial. Aku rasa aku sudah gila"

"Lagi pula kenapa hari ini laporannya lebih banyak dari biasanya"

Brak

Suara gebrakan meja itu terdengar nyaring hingga membuat para dayang dan kasim di luar aula terperanjat.
Raja mereka memang terkenal memiliki tempramen yang buruk dan kadang menjadi sangat menakutkan pada situasi tertentu terutama ketika suasana hatinya sedang tidak baik seperti siang ini setelah pertemuan dengan para mentri tadi.

***

Sementara itu di kediaman Ibu Suri.

"Bagaimana hasil pertemuan tadi Mentri Yoo?"

Seorang wanita berumur 40-an dengan tusuk konde berukir naga emas dan penampilan elegan tengah meminum teh herbal dengan asap yang masih sedikit mengepul di depannya.

"Belum ada hal baik yang muncul ke permukaan hingga saat ini Yang Mulia"

"Aku khawatir akan sulit bagi kita mendapatkan Ratu baru dalam waktu dekat. Tentu saja jika dibiarkan semakin lama, situasi istana dan martabat keluarga kerjaan tidak akan dalam kondisi yang menguntungkan."

Wanita itu tersenyum kecil di balik cangkir gelasnya.

"Apa kau mempunyai saran yang berguna Mentri Yoo?"

"Bukankah sudah waktunya Anda turun tangan sebagai penguasa Istana Dalam dan sebagai seorang tetua isatana Yang Mulia?" dia meminum teh panas itu sedikit.

"Hem aku memang sudah berencana untuk bergerak."

"Kudengar kau mempunyai seorang anak gadis cantik dan pintar mentri Yoo?"

"Ahh...orang-orang hanya suka melebih-lebihkan Yang Mulia. Hohoho"

Wanita itu hanya terus tersenyum manis di antara wajahnya yang mulai menunjukkan garis-garis halus akibat bertambahnya usia.

"Tapi bukankah akan sangat baik Anda jika memiliki seseorang yang dapat memperkuat kedudukanmu Yang Mulia?"

Jari-jari lentik itu mengetuk-ngetuk meja seakan menunjukkan bahwa ia sedang berpikir.

"Tentu saja jika putrimu menjadi Ratu yang baik aku pasti akan mati dengan tenang bukan?"

"Jangan berpikir hal mengerikan seperti itu Yang Mulia"

Male Queen of The TiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang