7. He's Not You

1.3K 219 47
                                    

CHAPTER 7
HE'S NOT YOU

Satu bulan berlalu sejak kejadian itu. Chen Yu semakin jarang berada di rumah. Di samping beban pekerjaan yang membuatnya sibuk sepanjang waktu, pelatihan tim khusus juga telah dimulai. Xiao Zhan merasa bahwa kekasihnya semakin jauh. Pria itu juga sering lupa memberi kabar.

Apalah arti sebuah rumah bagi Chen Yu, hanya dijadikan tempat singgah sesuka hati. Xiao Zhan merasa sangat kesepian, tetapi tidak pernah mengungkapkannya kepada sang kekasih. Di satu sisi ingin mendapatkan perhatian selayaknya pasangan. Namun di sisi lain, tidak ingin membebani Chen Yu dengan sikap yang terkesan kekanak-kanakan.

Hari ini adalah hari yang cukup buruk untuk Xiao Zhan, di mana lelaki itu harus menanggung rasa bersalah akibat kematian seorang pasien di meja operasi. Ini memang bukan salahnya, kondisi pasien cukup parah karena telah mengalami pecah pembuluh darah ketika dirujuk ke rumah sakit. Namun, bagi seorang dokter yang telah disumpah untuk selalu menyelamatkan nyawa orang, hal itu menyisakan penyesalan tersendiri.

"Dokter Xiao mau makan apa? Aku akan mentraktirmu hari ini," ucap seorang dokter wanita bernama Cheng Xiao, berusaha menghibur Xiao Zhan yang tampak sangat murung sejak mereka menyelesaikan operasi tiga jam yang lalu.

Cheng Xiao adalah seorang dokter anestesi. Dia sudah berteman dengan Xiao Zhan sejak dua tahun yang lalu Xiao Zhan pertama kali bertugas di Shanghai. Gadis yang cukup baik, menurut Xiao Zhan. Cheng Xiao perempuan yang mandiri dan cerdas.

"Tidak usah. Aku tidak lapar," tolak Xiao Zhan.

"Apanya yang tidak lapar?! Zhan-Ge belum makan siang, 'kan? Biar aku mentraktirmu," paksa Cheng Xiao. Sedikit banyak gadis itu khawatir dengan keadaan Xiao Zhan.

"Cheng Xiao, tidak apa-apa. Aku akan makan nanti," ucap Xiao Zhan.

"Zhan-Ge, kau seorang dokter, tetapi kau suka sekali telat makan. Seharusnya kau lebih sadar dengan kesehatanmu. Ada apa? Apa selain operasi itu, ada hal lain yang mengganggu pikiranmu?" Selain cerdas dan ramah, Cheng Xiao juga gadis yang memiliki intuisi cukup tajam.

Xiao Zhan tersenyum tipis, kemudian menggeleng. "Aku baik-baik saja."

"Pasti karena pacarmu, ya," ucap Cheng Xiao. "Sesekali kau harus bersikap egois, Zhan-Ge. Jangan selalu mengalah hanya karena umurmu lebih tua. Katakan padanya, kau membutuhkannya. Buat dia mendengarkan keluh kesahmu. Kalau aku jadi Zhan-Ge, aku pasti sudah menggigit telinganya sampai putus!"

"Telinga siapa yang mau kau gigit?" sahut seorang lelaki dari arah belakang punggung Cheng Xiao.

Xu Kai, seorang dokter umum yang juga bekerja di rumah sakit itu. Dia berpacaran dengan Cheng Xiao sejak enam bulan yang lalu.

Xu Kai mendudukkan dirinya di samping Cheng Xiao. "Aku mencarimu ke mana-mana, dan kau ada di sini untuk merayu Zhan-Ge?"

Cheng Xiao memukul dada Xu Kai dengan sikunya. "Bisakah kau diam. Kau tidak lihat Zhan-Ge sedang galau?!"

"Auch, sakit!" keluh Xu Kai.

Xiao Zhan hanya menggeleng seraya tersenyum. "Kadang aku iri dengan kalian," celetuknya.

"Apa yang membuat Zhan-Ge iri? Penyihir ini selalu menyiksaku!" sanggah Xu Kai.

"Kau bilang apa?!" Cheng Xiao memberikan delikan tajam, membuat Xu Kai beringsut ketakutan.

"Aku hanya bercanda," jawab Xu Kai membela diri.

Melihat dua sejoli di hadapannya, Xiao Zhan berpikir bahwa pasti akan menyenangkan jika memiliki seorang kekasih yang bekerja satu tempat dengannya.

SLOW BURN TORTURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang