CHAPTER 1

3 4 0
                                    

Seorang pemuda berusia 15 tahun bernama 'Felix' tampak sedang ber kultivasi di sebuah pegunungan yang di temani oleh guru pribadinya, Paul.

"Sudah seminggu kamu ber kultivasi, apakah kamu sudah menerobos tingkat 5?" Ujar Paul kepada muridnya itu.

Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dari sekeliling tubuh Felix, melihat itu Paul sedikit terkejut. "Hm... Julukan si jenius muda memang cocok bagimu nak, kamu bisa mencapai tingkat 6 diumur yang begitu muda." Batin Paul.

Felix membuka matanya, "Guru, aku menerobos tingkat lagi!" Ujarnya kegirangan.

Melihat itu Paul hanya menggelengkan kepalanya. "Felix, guru bertanya kepadamu, kenapa kau tidak memilih untuk bergabung ke suatu akademi seperti adikmu? Mungkin dengan kemampuan mu ini reputasi mu semakin besar dari sekarang."

"Tidak! Guru, alasan aku tidak mau bergabung ke suatu akademi ialah, waktu disana sangat terbatas untuk ber kultivasi, murid-murid di semua akademi seumuran ku hanya di perbolehkan ber kultivasi maksimal 3 hari penuh, hal itu membuatku tidak yakin untuk menerobos ke tingkat lebih jauh seperti ini."

"Pemikiranmu lumayan cerdas, guru bangga padamu nak." Paul menepuk pundak Felix dengan rasa penuh kebanggaan. "Sekarang ayo kita pulang, sepertinya yang mulia telah menunggumu di Kerajaan."

Felix menganggukkan kepalanya dan terbang ke Kerajaan bersama guru pribadinya itu.

✨✨✨

Sesampainya di Kerajaan

"SAYANG.....!!!" Teriak seorang wanita dengan telinga kelinci berlari ke arah Felix lalu memeluk putra sulungnya itu.

"Mama!" Felix membalas pelukan hangat yang di berikan wanita tercintanya itu.

Suara kaki terdengar sedang melangkah ke arah mereka. "Felix, bagaimana kondisimu sekarang? Apakah kamu sudah menerobos lagi?"

Felix melepas pelukan dari ibunya. "Iya, papa! Aku sekarang menerobos tingkat 6!"
Mendengar itu Almero- ayahnya sangat kaget sekaligus bangga. "Kamu memang memiliki kemampuan yang berbeda dari anak seumuran mu lainnya."

"Anaknya siapa dulu dong?" Ujar Grace- ibunya.

Paul terkekeh. "Kalau bukan aku yang ngajarin mungkin dia tidak sehebat ini."

Grace memutar bola matanya malas. "Hilih...."

"Sudah-sudah ayo makan." Ujar Almero

Mereka semua pun pergi ke ruang makan.

15 menit kemudian

Makanan di atas meja sudah mulai habis, sepertinya mereka sudah kenyang. Keadaan mulai hening

"Paul, dua tahun lagi akan ada pertandingan. Pertandingan dimana peserta nya berasal dari berbagai benua dan akademi." Almero memecah keheningan.

"Pertandingan?" Paul bertanya-tanya tentang apa yang di maksud Almero.

"Ya, pertandingan ini di sesuai kan dengan role nya masing-masing dan peserta akan melawan peserta lain dengan role yang sama. Nanti juara akan di bagi menjadi tiga, setiap juara akan diisi role yang mendapati juara tersebut." Ujar Almero menjelaskan.

Paul mengangguk-ngangguk memahami. "Apakah peserta yang tidak memiliki akademi seperti Felix di perbolehkan ikut serta?"

"Sepertinya bisa, asal harus mengisi nama guru pribadinya."

"Wah... Kalau begitu aku juga terkenal dong?"

Almero terkekeh. "Bisa aja kamu. Felix, apakah kamu mau-"

BREAK THE DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang