satu

68 6 0
                                    

[typo ada dimana mana]

tidur pulas pemuda bernama rasendriya riyansyah terganggu akibat sinar sang surya yang perlahan menembus tirai tirai dikamar nya, dengan pelan ia membuka mata lalu melihat kearah jam diatas nakas, sudah menunjukan pukul 06.12. Hari ini adalah hari terakhir ia menikmati masa liburan nya karna esok sekolah akan dimulai.

Setelah berdiam diri cukup lama diatas ranjang, riyan pun beranjak dari tempat tidur untuk meregangkan badan nya terlebih dahulu lalu ia lanjutkan dengan membuka tirai dan merapikan tempat tidur. setelah selesai beberes riyan pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah beberapa puluh menit riyan pun akhirnya keluar hanya dengan handuk putih yang bertengger di pinggang nya, ia melihat ke cermin lalu memuji penampilan diri sendiri, tak sia sia dia work out selama libur pikirnya, buktinya sekarang otot di dada, lengan, bahu, dan juga perut nya sudah agak terbentuk, riyan sengaja tidak latihan yang berat berat karna riyan hanya ingin membentuk tapi tidak terlalu menonjol

(ngerti g sie lo pd? kek otot nya kebentuk trus masih kerasa lekukan lekukan otot nya tapi g gede gede amat, ah pokonya gitu deh)

setelah puas memuji sendiri, riyan pun segera memakai pakaian.

riyan baru selangkah memasuki ruang keluarga namun aroma harum masakan sudah memasuki indra penciuman nya, riyan langsung bergegas menuju area dapur dan saat ia sudah sampai didapur, bisa ia lihat mami nya yang sedag memasak

"pagi mami, masak apa nih kayak nya enak bener ampe aroma nya kecium dari ruang keluarga" ucap riyan yang sudah berdiri dibelakang mami nya

"selamat pagi anak ku yang paling ganteng, inih mami lagi masak opor buat sarapan. maaf ya mami agak telat masak nya, seharusnya jam segini semua nya udah beres tapi mami tadi tuh bangun nya telat, jadi masak nya juga telat deh, gapapa yh kamu nunggu bentar? ini bentar lagi masak kok" jelas mami wanda panjang lebar tentang kronologi "telat masak"

"ngga apa apa kok mii, mami masak aja dulu yah, riyan mau bangunin kebok penghasil uang dulu" ucap riyan lalu melenggang pergi menuju lantai atas untuk membangun "kebok" yang ia maksut

"riyan gabole gitu, gitu gitu juga papi kamu, nanti ga dikasi duit jajan nangis" ucap mami wanda sedikit teriak agar anak nya itu bisa mendengar apa yang ia ucapkan

riyan dengan sangat pelan dan hati hati membuka pintu kamar orang tua nya, ia sedikit mengintip untuk milihat apakah papi nya masih tertidur atau tidak. saat ia melihat ke arah kasur, bisa ia lihat ayah nya masih tertidur lelap padahal tirai kamar tersebut sudah terbuka lebar.

kaki jenjang riyan melangkah menuju kasur ukurang king size tersebut, dengan pelan ia menggoyangkan badan papi nya dengan tujuan untuk membangunkan tanpa membuat papi nya terkejut.

"pi, bangun pi" ucap riyan yang masih setia menggoyangkan badan papi nya dengan tangan namun tak mendapat respon apapun, riyan tiba tiba mendapat suatu ide yang mungkin agak aneh namun harus ia coba

"pi, kata mami kalo papi ga bangun sekarang ga dapet jatah selama setahun, papi bakal tidur diruang tamu" ucap riyan dengan nada yang agak keras agar papi nya yang sedang berhibernasi ini dapat mendengarkan apa yang ia ucapkan.

ide jahil milik riyan sepertinya berhasil, buktinya sang papi sekarang membuka lebar matanya "OKEH PAPI BANGUN INI UDAH INI UDAH BANGUN PAPI, PAPI MANDI DULU YAH, EH INI HANDUK PAPI MANA YANN"
ucap papi chandra panik, bisa lemah letih lesu loyo lunglay dia kalo ga tidur sekamar ama mami wanda, riyan yang melihat kepanikan papinya hanya bisa tertawa, dasar orang tua.

[time skip sesudah sarapan]

riyan sedang membereskan meja makan, mengelap dan menaruh piring di wastafel agar segera dicuci oleh mami wanda.

"riyan ini sun*light kita habis, beliin dulu gih"
ucap mami wanda sambil memberikan selembar uang berwarna biru kepada riyan.

"oke mi, tunggu bentar ya"
setelah mengambil duit tersebut riyan pun langsung pergi menuju alfa*mart yang berada didekat perumahan nya.

jarak antara rumah riyan ke alfa*mart tidak lah jauh, hanya memerlukan 5 menit berjalan kaki menurut riyan.

saat sampai di alfa*mart, riyan tak sengaja menyenggol lengan remaja yang sepertinya sebaya dengan nya hingga membuat remaja tersebut oleng lalu menjatuhkan semua barang nya, riyan yang merasa menjadi pelaku utama ditragedi ini langsung membantu remaja tersebut.

"aduh aduh sorry ya gw ga fokus tadi, ini gw pungutin yah barang barang lo"
riyan mengambil seluruh barang yang berjatuhan dan disimpan nya kedalam keranjang.

setelah selesai mengambil barang yang jatuh, riyan menyodorkan tangannya untuk membantu remaja yang ia buat jatuh tadi. riyan belum melihat jelas wajah remaja tersebut, ia hanya bisa melihat kulit putih bersih yang tertutup oleh hoodie mint oversize.

remaja tersebut menoleh kearah riyan, bisa riyan lihat wajah yang tak asing menurut nya, namun ia sedikit lupa.

"kamu, rasendriya riyansyahkan?"
tanya pemuda tersebut dengan tak yakin, takut salah orang.

siapa dia? kenapa dia bisa mengetahui nama lengkap riyan padahal riyan saja sulit untuk mengingat nama pemuda tersebut.

"aku nathan loh, temen sekelas kamuu!"



tbc

haloo semuaa, udah sekian lama aku g up hehehe, maaf ya ceritanya jadi sku ulang dri chap awal, kemaren itu aku rasa alur nya kecepatan trus berantakan bangeeet.
sekarang aku nyoba buat ngerapihin semuanya, makasih yaa buat kalian yang masih mau nunggu book ini!!

jangan lupa vomant nya sayang sayang kuuu!

temen sekelas [RenMin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang