Infinite

524 5 4
                                    

     Hari ini Edmond panas banget. Maklum, emang lagi summer. Bagiku yang notabene seorang pengamen, cuaca kayak gini aku rasakan tiap hari saat summer. Lain lagi kalo lagi winter. Walaupun dingin, aku tetap bernyanyi, berjualan mistletoe atau kerajinan tangan ibuku. Kalo gak gitu, aku dan keluargaku gak bisa makan. Keluargaku emang miskin. Ayahku udah meninggal sejak aku berumur 6 tahun. Yang aku tau ayahku dibunuh di depanku. Ingatanku gak begitu jelas, yang jelas si pembunuh mempunyai bekas luka di mata kirinya akibat perlawanan ayahku. Ah sudahlah, itu kenangan burukku. Ibuku hanya seorang nanny. Padahal dulu, ibuku adalah seorang pianis yang sering concert keluar negeri. Aku mempunyai satu adik perempuan. Sejak ayahku meninggal, Ibu berhenti menjadi pianis. Jadi, aku dan adikku putus sekolah karena penghasilan ibu tidak mencukupi biaya sekolah.

     “HAILEEE!” panggil Kate dari halte bus. Oiya Kate ini Katelyn Tarver, dia sahabat karibku. Dia juga pengamen sepertiku. Kami selalu bersama sama. Aku bernyanyi dan Kate bermain gitar. Aku setengah berlari ke halte bus. Lalu duduk disebelah Kate.

     “Hey-Hey-Hey! Kita mau kemana hari ini?” tanyaku.

     "Oklahoma Train Station!" jawab Kate bersemangat.

     “Hahaha, semangat banget sih Kate. Eh, itu busnya!”

***                                                            

  Sesampainya di OKTS, Kate langsung membuka kotak gitarnya, bersiap siap dan menggonjrengnya. Aku juga bersiap siap menyanyi.

   “Some people call me crazy. But I don't think I'm crazy. To believe in you and me could be something. To believe in you and me could be something...” Aku bernyanyi. Orang orang yang lewat melirikku dan Kate. Sedikit sih yang ngasih uang, tapi aku senang hehe.       

     “Kate, kita disini aja atau pindah tempat?” tanyaku sehabis bernyanyi. Kate sedang menghitung uang dan merapihkan kotak gitarnya.

    “15 dollar 50 cent! Wow! Hmm... What about Midwest City?”                                                                  

     “Good idea!”

     Aku dan Kate berjalan keluar stasiun.

  “KAATTEEE!” teriak seseorang. Aku dan Kate berhenti dan menoleh. Rupanya itu Billy. Billy Unger. Temannya Kate. Aku tau Billy suka sama Kate dan ya-ya-ya.   

     “Hello, Kate. Hai, Hailee!” Ia menyapa. Awkward.

     Aku tersenyum, “Hai Bill Lebih baik aku pergi.” Aku melengos.

   "Tunggu aku di Bus Stop! 5menit lagi aku kesana. Ini bawa gitarku.” Kata Kate. Dia memang bawel!

     Aku duduk di Bus Stop. Membuka kota gitar dan mulai meinkannya. Aku gak sejago Kate. Lagu yang bisa kumainkan juga sedikit. Aku menggonjreng gitar sambil bernyanyi. Dari sudut mataku, kulihat seseorang memperhatikanku. Aku berhenti bermain dan menatap cowok yang sedari tadi memperhatikanku. Mata kami saling bertemu, dan AWKWARD!-_-

     “Yah, why you stop? I like it.” Kata orang itu. Aku memperhatikannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rambutnya coklat, kulitnya putih, memakai kacamata hitam, berpakaian serba hitam-putih-abuabu. Oh, hey dia memakai kaus The Beatles! That’s my favs, btw. Aku punya beberapa kaus bergambar The Beatles dirumah.

    “Hellooo? What are you looking at?” tanya orang itu sambil melambai lambaikan tangannya didepan mukaku.

      “Who are you?!”

      “Well, hmm I am Greyson.” Dia mengulurkan tangannya.

     “Huh? Hailee.” Sambutku. Loh kok malah jadi kenalan?:/

     “You play guitar very well” kata cowok bernama Greyson itu.

     “Aww... Thankyou.”

     “Okay then, mau naik bus apa?”

     “Blue Bus.” Jawabku.

     “Woah, kebetulan aku juga. Jodoh kali ya?” dia terkikik. What? NO:/

     “Ah asal ngomong aja. That’s the bus, come on!” kataku.

   Aku dan engg, Greyson naik bus yang sama. Greyson is very sweet and old fashioned guy. Manusia yung awalnya kupikir gila ini ternyata lucu, asik diajak ngomong. Sepanjang perjalanan aku dan Greyson bertukar cerita, bercanda, dan menyanyi.

***

     “Hei! Bangun! Bangun!” Seseorang mengguncang guncangkan badanku.

    Eugh, bahuku berat. Samar samar kubuka mataku dan kulihat petugas bus. Lalu kulirik bahuku, Greyson. Ia tertidur pulas sekali. Aku menengok ke jendela, sepertinya ini di Fairgrounds. Pemberhentian terahkir! Penumpang di bus ini juga tinggal aku dan Greyson. Omg, aku kelewatan 8 halte. Tadi, aku dan Greyson sama sama tidur, jadi gak ada yang bangunin. Aku membangunkan Greyson. Kacamatanya jatuh. Aku mengamati wajahnya. Ups, ternyata dia babyface... and handsome :/

-To Be Continue...-

     Hello, Fellas:3 Thank you for reading, yeay! What do you think? Tell me, comment. Do you like it? Vote. Penasaran sama kelanjutannya? Follow me!;) Find me on my personal account: @aflzka or my fanbase: @IndoGreysonC. Thankyouh, much love

InfiniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang