Chapter 1: Murid Baru yang Mengejutkan

158 24 11
                                    

"Astaga! Astaga!"

"Ini tidak mungkin!"

Seluruh Eunjang sedang dihebohkan oleh suatu hal. Semua orang beramai-ramai berkumpul di papan pengumuman, di mana nilai ujian seluruh siswa terpasang di sana. Biasanya tidak banyak yang mempedulikannya, tapi kali ini berbeda.

Karena Sieun Yeon, yang selalu berada di peringkat satu secara permanen, kini tergeser ke peringkat dua. Satu nama baru tertulis di peringkat pertama, nama siswa baru yang masuk belum lama ini.

"Ular Putih Eunjang telah dikalahkan oleh Suho Ahn!"

.

.

.

"HAHAHAHA! Aku tidak menyangka semua orang akan terkejut begitu!" Suho tertawa terbahak-bahak saat duduk bersama di ruang rahasia mereka.

"Hei, Suho. Jelas semua terkejut. Posisi Sieun sebagai siswa terpintar selama ini tidak tergoyahkan lho. Lalu kau tiba-tiba muncul dan menggoyahkannya dalam sekejap," ujar Hyuntak sambil menggelengkan kepalanya.

Suho kini sudah resmi menjadi siswa Eunjang. Hanya dengan beberapa kali sesi belajar dengan Sieun, dia berhasil mendapat nilai yang mengagumkan sehingga bisa langsung bisa satu angkatan dengan mereka semua. Suho menempati kelas 2-10 (mereka sudah naik ke kelas 2 SMA) di mana dia sekelas dengan Gayool.

Mereka semua tentu merasa lega Suho sekelas dengan Gayool. Setidaknya ada satu orang dari mereka yang sekelas dengannya, sehingga kalau ada apa-apa Gayool bisa membantu Suho. Lagipula mereka sudah berjanji pada ibunya Suho untuk menjaganya. Masih teringat dengan jelas di benak mereka saat ibu Suho dengan mata berkaca-kaca menemui mereka, meminta mereka untuk menjaga Suho selama bersekolah di Eunjang.

"Walau sekolah ini tidak begitu bagus, tante merasa tenang Suho bersekolah disini dengan kalian. Tante titip Suho ya..."

"Yah, karena aku sudah berada di peringkat satu, sekarang tidak akan ada yang meremehkanku kan?" ujar Suho sambil terkekeh. "Di Eunjang yang merupakan sarang berandalan ini, aku setidaknya harus membentuk reputasi-ADUH!"

Sebuah pukulan pelan tiba-tiba mengenai Suho. Adalah Sieun, yang menepukkan bukunya ke kepala Suho.

"Kau tidak perlu ikut dengan hal-hal seperti itu. Belajar saja yang benar."

"Wow, aku tak menyangka akan mendapat nasihat itu dari seseorang yang menamai dirinya Ular Putih Eunjang..."

"Bukan aku yang membuat nama itu! Aku tidak tahu siapa yang membuatnya, tapi dia membuatku kesal!"

Sementara itu di Yuseon, Hoyoung Yoon tiba-tiba merasakan hawa dingin di punggungnya.

Humin memerhatikan Suho dan Sieun yang masih mengobrol.

"Ngomong-ngomong... kalau di depan Suho, Sieun jadi kelihatan sedikit lebih ekspresif ya?" gumamnya.

Teman-temannya yang lainnya mengangguk-angguk setuju.

"Yah, itu hal yang wajar. Apalagi saat melihat Suho, rasanya aku seperti melihat matahari..." gumam Juyang.

"Jadi bisa dikatakan... Suho itu mataharinya Planet Sieun..." gumam mereka sepakat.

.

.

.

Suho saat ini sedang berada di ruang guru. Dia berdiri di hadapan wali kelasnya.

"Bapak hanya sedikit heran, saat ujian kemarin, kau bisa menduduki peringkat pertama. Tapi di ujian ini kau turun ke peringkat dua," ujar gurunya cemas. "Kau sedang tidak punya masalah kan?"

"Jangan khawatir pak, saya baik-baik saja," jawab Suho santai.

"Kau juga tidak punya masalah dengan Sieun Yeon kan?" tanya gurunya lagi.

"Eh? Apa maksud bapak?" tanya Suho heran.

"Begini... bapak sebenarnya tidak mau berprasangka buruk. Sieun Yeon itu murid yang cerdas, Eunjang merasa sangat bersyukur memiliki murid sehebat dia. Tapi bapak kemarin tidak sengaja mendengar rumor kalau dia itu dijuluki ular apalah. Bapak jadi khawatir dia terjerumus ke pergaulan yang tidak baik..." guru itu mulai menjelaskan.

Alih-alih turut khawatir, Suho justru terbatuk kecil. Dia berusaha sebisa mungkin menahan tawanya.

"Kenapa kau malah tertawa?" tanya gurunya heran.

"M-maaf, pak... saya hanya terkejut bapak bisa berpikir sampai ke sana..." ujar Suho menjelaskan.

"Bapak tidak perlu khawatir. Saya dan Sieun sudah berteman sejak SMP, jadi saya tahu betul seperti apa dia. Saya jamin Sieun tidak akan terjerumus ke pergaulan yang salah."

Guru itu terdiam sejenak, lalu menyuruh Suho kembali ke kelas.

Suho berjalan ke kelasnya sambil menggelengkan kepalanya.

Aku tak menyangka guru sampai mengira hubunganku dengan Sieun tidak baik hanya karena aku turun ke peringkat dua. Mungkin karena aku dan Sieun jarang pamer kemesraan di depan publik.

Tapi dia bersyukur. Meskipun kualitas Eunjang tergolong rendah, masih ada guru-guru yang peduli dengan muridnya di sini. Apa mungkin Suho mendapat perlakuan istimewa karena tergolong pintar?

Setidaknya mereka tidak seperti Pak Guru Bang yang justru menganggap siswa yang pintar itu merepotkan.

.

.

.

"Sieun... kau tahu kan kalau Suho turun ke peringkat dua?" tanya Juntae pelan.

"Iya, aku tahu," jawab Sieun pendek.

"Apa dia tidak apa-apa? Dia kan sebenarnya bisa menduduki peringkat satu, tapi dia malah turun ke peringkat dua..." gumam Juntae khawatir.

"Suho sejak dulu selalu begitu," jelas Sieun. "Dia sebenarnya bisa menduduki peringkat satu, tapi dia lebih suka ada di peringkat pertengahan. Aku saja heran kenapa dia tetap di peringkat dua."

"Yo, apa yang kalian sedang bicarakan?" Teo tiba-tiba muncul di meja mereka, memberikan mereka masing-masing satu kaleng cola ke meja mereka.

"Ah, cuma Suho yang turun ke peringkat dua kok," jawab Juntae cepat.

"Oh, itu. Memang sedang dibicarakan banyak orang sih. Sampai ada rumor aneh pula," gumam Teo.

"Rumor apa?" tanya Sieun sambil membuka cola itu dan meminumnya.

"Katanya penyebab Suho turun ke peringkat dua adalah karena Ular Putih mengancam akan menghajarnya sampai jadi bubur kalau dia berani merebut peringkat satunya lagi."

"UHUK! UHUK!" Sieun nyaris tersedak cola yang dia minum. Juntae buru-buru membantunya.

Sieun menjambak rambut Suho, membuat wajahnya yang babak belur bertatapan dengannya.

"Beraninya kau mengambil peringkat satu milikku," kata Sieun dengan suara dingin. "Kalau kau berani menduduki peringkat satu lagi, akan kuhajar kau sampai jadi bubur."

Sieun berdiri dari mejanya. Wajahnya terlihat sangat marah.

"Siapa orang yang membuat rumor itu? Biar dia saja yang kuhajar sampai jadi bubur."

"S-Sieun! Sabar! Sabar!" ujar Juntae mencoba menenangkan. Dia lupa kalau sudah menyangkut soal Suho, Sieun jadi gampang tersulut emosi.

TBC

A/N: Atas saran dari seseorang, akhirnya saya bikin sekuelnya hehehe

Don't forget to vote and comment!

New MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang