Chapter 4: Badai Dari Masa Lalu (3)

82 20 4
                                    

"Baiklah, kalian boleh melakukan apapun padaku. Tapi jangan sakiti Suho," kata Sieun sambil menunduk.

"SIEUN! JANGAN!" teriak Suho lagi.

"Hahaha! Sudah kuduga kau akan melakukan apapun demi pacarmu!" Beomseok dengan cepat menyuruh bawahan Seonghun untuk menggantikannya menodongkan pisau cutter ke leher Suho. "Awasi b*jing*n itu dengan benar!" katanya.

Kini Seonghun dan Beomseok berjalan menuju Sieun yang berlutut.

"Aku ingin sekali menjepit bajumu dengan pin matras lalu memukulmu dengan kursi..." gumam Seonghun.

"Harusnya kita membawa lakban juga ke sini... supaya cecunguk ini bisa kita ikat dan tendang sepuasnya..." gumam Beomseok.

Sieun tetap membisu, sama sekali tidak mengeluarkan suara untuk menanggapi perkataan kedua orang itu. Dia menatap ke arah mereka dengan tatapan tajam.

"Huh, masih berani melotot begitu ya..." gerutu Seonghun. Dia mengangkat tangannya, lalu menampar pipi Sieun keras.

Pipi Sieun memerah akibat tamparan itu. Tapi sorot matanya tidak berubah.

Mereka berdua menggeram kesal. Keduanya langsung mengepalkan kedua tangan mereka.

"Tatapan itu membuatku kesal saja..." gumam Seonghun.

"Kita lihat apa cecunguk ini masih bisa begitu setelah kita menghajarnya!" seru Beomseok sambil memukul Sieun.

Pukulan dan tendangan langsung mendarat di tubuh Sieun bertubi-tubi. Sieun sama sekali tidak melawan, hanya menggunakan tangannya seadanya untuk melindungi tubuhnya.

"HENTIKAN! AKU MOHON! SIEUN BISA MATI! HARUSNYA KALIAN PUKULI SAJA AKU!"

Suho terus berteriak-teriak meskipun suaranya mulai serak. Kalau bukan karena pisau cutter di lehernya, dia pasti sudah berlari dan menghentikan mereka.

"SIEUN! KAU ITU ULAR PUTIH EUNJANG KAN!? KUMOHON BANGKIT DAN LAWAN MEREKA! JANGAN PEDULIKAN-UKH!"

Teriakan Suho terhenti saat tiba-tiba Baeksu menampar wajahnya.

"Diam, b*ngs*t! Kau membuat telingaku sakit saja!" serunya. "Cowok br*ngs*k sepertimu yang hobinya menggoda cewek memang pantas mendapatkan ini!"

"A-apa maksudmu?" tanya Suho tak paham.

Alih-alih menjawab, Baeksu justru menampar Suho lagi.

"Masih pura-pura tidak tahu ya? Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau menggoda cewek-cewek di tempatmu bekerja! Mentang-mentang wajahmu tampan, kau bisa berbuat sesukanya begitu? Padahal kau ini munafik, sok baik, sombong-!"

Suho tidak mendengarkan ocehan Baeksu. Dia sudah mendengarnya berkali-kali sewaktu SMP dulu. Matanya justru menatap nanar ke arah Sieun yang masih dipukuli Beomseok dan Seonghun.

Sieun... maaf... padahal kau sebenarnya sangat hebat... tapi kau dipaksa menyerah demi aku... maaf... semua ini... gara-gara aku...

Beomseok sekarang menjambak rambut Sieun, membuat wajahnya yang babak belur berhadapan dengannya.

"Hei, b*ngs*t! Bangun, masih terlalu cepat untuk tidur!" katanya sambil menampar Sieun lagi.

"Masih berani sombong sekarang? Hahaha! Lihat dirimu sekarang! Ini yang namanya Ular Putih Eunjang? Ayo mendesis dan liukkan badanmu seperti ular, keparat!" katanya mencemooh.

Mulut Sieun tiba-tiba bergerak, seolah hendak berbicara.

"Hah? Apa yang mau kau katakan, br*ngs*k?" kata Beomseok sambil mendekatkan wajahnya ke Sieun.

New MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang