*Markinjut mari kita lanjut
Akhirnya malam itu Al terpaksa menuruti keinginan geng The King untuk ke apartemen mewah milik temannya dikawasan pusat kota Jakarta. Setalah sampai di lobi, Jeffry langsung meminta Al untuk menghubungi temannya si pemilik apartment tersebut.
"Ada apa Al kau memintaku datang, apa sudah ada yang mau menyewa?" Tanya teman Al yang di tengarahi bernama David. Karena memang tak butuh waktu lama akhirnya pria itu sampai di apartement miliknya setelah Al menghubunginya.
"Ada yang ingin bertemu" jawab Al lirih dengan raut wajah yang tertunduk suram sehingga menimbulkan kecurigaan pada diri David.
"Hai bro, kita langsung ke unit apartment mu saja. Bagaimana?" Jeffry dengan tampang tengilnya merangkul pundak David dan mengajak pria itu untuk segera menuju unit apartment miliknya.
Merasa terkejut dan terintimidasi setelah tau beberapa orang yang ada disekelilingnya adalah geng The King, David tak berkutik dan hanya menurut saja ketika Jeffry terus menggiringnya menuju unit apartment miliknya.
Setelah sampai di lantai tujuh gedung apartemen itu, mereka langsung menuju unit nomer 41.
"Ayo buka pintunya" kali ini Varrel yang memerintah.
Setelah pintu terbuka dan mereka semua masuk. Sungguh dibuat takjub dengan interior apartemen itu. Ruangan yang mewah dengan satu kamar tidur utama dan dua kamar tidur lainnya, ruang tamu luas sekaligus sebagai ruang keluarga yang lengkap dengan sofa besar nan nyaman dan tv berukuran besar. Kemudian ada dapur dan ruang makan lengkap dengan mini bar nya. Jeffry tersenyum puas melihatnya.
"Jadi begini David......" Jeffry meletakkan tangannya tepat di kedua sisi pundak David dengan pandangan tajam penuh intimidasi membuat nyali David menciut seketika.
"Kau segeralah pergi ke London menyusul orang tuamu. Dan apartemen ini serahkan pada kami, kami yang akan mengurusnya" senyum miring Jeffry tersungging dengan jelas.
"Tap...pi"
"Sstt...." Jeffry meletakkan jari telunjuknya di bibir David dengan tatapan tajam memicing memotong ucapan David.
"Kau ingin berangkat ke London dengan selamat bukan? Jadi ikuti saja kata-kata ku" lanjut Jeffry.
"Benar bro, fokus saja pada kuliahmu disana. Urusan di sini, biar kami yang menanganinya seperti apa yang di katakan Jeffry" kali ini Nazar pun ikut menyahuti.
"Sekarang serahkan kartu aksesnya, dan kau bisa pergi dengan tanang, mengerti?" Jeffry mendorong David untuk segera keluar dari unit apartment miliknya.
Meninggalkan tempat yang merupakan tempat tinggalnya sendiri dengan perasaan kalut, mau tak mau David hanya pasrah tak mampu melawan The King apalagi geng yang diketuai oleh Jeffry, pria yang sangat bengal sehingga ia terkenal sebagai jagoan dunia bawah.
"Kamu lumayan juga Al, selain jago prediksi taruhan kamu juga sudah kasih kita basekamp baru yang keren" puji Varrel menepuk pundak Al yang berdiri mematung. Al merasa sangat gundah atas apa yang terjadi, David yang meminta bantuannya malah mendapat kesialan burhubungan dengan geng The King karenanya.
"Jangan dipikirkan Al, enjoy your life Ok" lanjut Jeffry yang langsung duduk nyaman di sofa dengan merentangkan kedua tangannya di sandaran.
***
Malam itu seperti biasanya ketika Jeffry tak ada pertarungan geng The King menghabiskan waktu bersama dengan bermain bilyard di kafe langganan mereka.
Hanya Jeffry, Varrel dan Nazar karena Al memilih tetap stay di apartment yang merupakan basecamp baru mereka. Al sedang sibuk menganalisa pertandingan sepak bola untuk menentukan taruhan yang akan dipasang.Hampir jam dua dini hari Jeffry dan anak buah nya memilih untuk mengakhiri permainan dan memutuskan kembali ke basekamp. Ketiga pria bertampang jagoan itu keluar dari cafe bilyard dengan santai.
"Tolong aku!' seru seorang gadis terengah-engah berlari ke arah Jeffry cs, seketika gadis itu berdiri dibalik punggung Jeffry seolah mencari perlindungan.
Jeffry cs hanya acuh kemudian memandang jengah pada beberapa pria bertubuh besar seperti preman yang datang menghampiri mereka.
"Serahkan jalang itu" salah seorang pria yang seperti preman berucap seperti mengancam namun tak membuat The King gentar sama sekali malah terkesan meremehkan.
"Wah bos, boleh juga nih untuk olah raga" ucap Varrel di iringi seringainya.
Tak dapat terelakan lagi, perkelahian sengit pun terjadi ketika salah satu preman mengarahkan pukulan kepada Jeffry namun dengan sangat mudahnya ketua geng The King itu mengelak sehingga membuat pria preman itu tersulut emosi.
Tiga lawan empat, masing-masing dari Nazar dan Varel melawan satu preman sedangkan Jeffry dengan santai melawan dua preman. Tak sampai sepuluh menit satu pukulan Jeffry yang masing-masing mengenai titik lemah lawannya langsung menumbangkan preman-preman tersebut tak berdaya tanpa menimbulkan luka sedikitpun pada diri Jeffry.
"Ck, terlalu mudah" dengus Jeffry memberikan tendang terakhir tepat diperut salah satu preman yang sudah terkapar dan melangkah pergi begitu saja di ikuti dua anak buahnya.
"Tunggu" gadis berbaju seksi yang meminta tolong pada Jeffry cs tadi menahan pergelangan ketua geng tersebut.
Jeffry memandang gadis itu dengan tatapan lelah tak terbaca.
"Haaiiisttt, apa lagi, aku sudah menolongmu dari sampah-sampah tengik itu" dengus Jeffry kesal.
"Aku tak punya siapapun dan tempat untuk berlindung. Ijinkan aku ikut dengan mu" lanjut gadis itu memohon.
"Buleh juga bos" Varrel yang hobby menyahut ikut menimpali sambil menelisik dari ujung kepala sampai ujung kaki gadis itu.
"Siapa namamu, dan kenapa mereka mengejarmu? Aku malas berurusan dengan hal sampah seperti ini lagi" lanjut Jeffry garang.
"Namqku Enzy, mereka preman dari Galaxy club" jelas gadis yang bernama Enzy itu.
"Jalang Galaxy Club rupanya" Nazar pun ikut menyahut dengan dingin.
"Kumohon, ajak aku bersamamu" lagi-lagi Enzy memohon penuh harap pada geng The King.
Tanpa menjawab lagi, dengan acuh Jeffry segera berlalu dan di ikuti anak buahnya yang membiarkan Enzy mengikuti juga dibelakang mereka.
***
Setelah sampai di apartment basecamp The King, Jeffry disambut Al yang sibuk berkutat didepan laptop menganalisa pertandingan.
"Bagaimana hasil analisanya? Apa kita bisa menang lagi seperti kemarin?" Tanya Jeffry mendekati Al dan menepuk pundak kuri Al.
"Pasang ini untuk taruhan besok, aku jamin" jawab Al mantap
"Ok, kita bertaruh dua juta untuk pertandingan ini. Berani?" Respon Jeffry dengan bertanya tentang keyakinan Al.
Al pun mengangguk yakin, ia akan mendapat untung berlipat dari taruhannya kali ini.
"Pemasukan kita akan makin bertambah bos, tidak hanya dari hasil pertarungan kita saja kalau begini" aura senang Varrel pun tersirat.
"Dan ini anggota The King baru kita, Enzy" Jeffry mengenalkan gadis yang baru saja mengikutinya tadi pada Al dan disambut senang oleh Al namun tidak dengan Nazar yang sedikit mendengus kesal. Baginya anggota perempuan yang tidak bisa apa-apa hanya akan merepotkan saja, sama halnya dengan Vita yang menurut Nazar hanya benalu yang memanfaatkan The King utamanya Jeffry untuk tameng perlindungannya saja.
*Ayuk di voment biar semangat bikin next nya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
KING ( ALKI )
FanfictionMature 21+ Kehidupan yang keras para remaja dalam pencarian jati diri.