*Cek ombak, yuukkk gas dibaca
Disebuah gang kecil dilingkungan kampus sekitaran ibu kota Jakarta segerombolan anak muda sedang merundung pemuda lainnya.
" Dasar cupu, serahkan dompetmu" salah satu pentolan gerombolan pembully sedang mencengkeram kerah baju remaja yang di bully.
"Geledah saja" sahut salah satu pembully menyeru.
Maka para gerombolan yang berjumlah lima orang itu beraksi dengan mengobrak-abrik barang sang remaja. Tak hanya itu, sesekali pukulan atau tendangan juga dilayangkan. Si remaja hanya pasrah karena memang dia tak bisa melawan yang sudah kalah oleh jumlah.Tiba-tiba datanglah tiga remaja pria yang seumuran juga dengan mereka namun dengan aura yang lebih kelam dan mengintimidasi. Ya, mereka adalah geng yang terkenal di lingkungan kampus itu. The King, geng yang di ketuai oleh Jeffry, pria yang terkenal akan kegarangannya dalam bertarung. Tak takut dengan siapapun, bahkan preman-preman senior di lingkungan itu dengan mudah dia hadapi.
"Sedang main-main hah?" Seru Jeffry dengan kedua tangan didalam saku celananya berdiri santai memancarkan aura bos yang terkesan meremehkan.
"Sepertinya seru juga bos, boleh lah kita gabung" sahut salah satu anak buah Jeffry yang paling berisik bernama Varrel."Ohh The King, tidak. Kita hanya iseng saja. Ayo kita cabut !" sang pembully mengajak rekan-rekan nya untuk pergi, menghindari resiko yang tak di inginkan itu lebih baik pikirnya. Maka dengan lari terbirit-birit para gerombolan pembully memutuskan untuk meninggalkan gang sempit itu.
"Cih, menjijikkan" hanya decihan kesal yang Jeffry lontarkan kemudian berbalik badan serta mengajak kedua rekannya pergi.
"Tung...gu" dengan sedikit tercekat remaja yang baru saja jadi korban bullying menyeru pada geng The King sehingga membuat tiga jagoan itu berhenti dari langkahnya dan berbalik menengokkan kepala.
"Aa...apa, boleh aku bergabung dengan kalian" tanya sang remaja membuat ke tiga jagoan itu mengernyit.
"Anak lemah sepertinya ga akan ada gunanya" seru salah satu anak buah Jeffry, Nazar si pria paling ketus mulut bermaksud untuk acuh dan tetap melenggang pergi meninggalkan tempat itu.
"Aku punya uang, aku juga pintar" lanjut remaja itu berseru.
"Ajak aja bos, siapa tau kita butuh anak seperti dia" usul Varrel merasa sedikit iba.
"Siapa namamu?" Tanya Jeffry.
"Al, namamu Alghazali. Aku pandai memprediksi skor kalau kau ingin taruhan judi" jawab remaja yang bernama Al itu dengan percaya diri. Dia tau geng The King mempunyai sepak terjang dunia bawah dalam perjudian dan pertarungan yang berkedok sebagai mahasiswa.
"Ok, buktikan untuk taruhan malam ini. Jika prediksi mu benar, kau boleh bergabung dengan The King"
"Ajak dia ke markas" titah Jeffry pada anak buahnya.Maka dengan sedikit tertatih, remaja bernama Al itu mengikuti geng The King pergi ke markasnya.
***
Akhirnya geng The King telah sampai dimarkasnya. Bangunan berupa garasi bengkel yang disulap menjadi markas dengan dilengkapi kamar tidur dan rungan yang terdapat sofa dan tv yang biasa digunakan untuk bermain game atau menonton pertandingan sepak bola.
"Bos, sepertinya kita harus mencari markas baru" usul Varrel yang sudah mendudukan dirinya di sofa. Merasa jika markas mereka dirasa sudah kurang nyaman.
Jeffry memang sudah memikirkannya, untuk mencari tempat baru yang lebih baik. Diam-diam ketua geng itu punya mimpi membangun usahanya untuk menguasai dunia bawah."Hai, sedang pada ngumpul nih. Aku bawakan pizza buat kalian" tiba-tiba datanglah gadis cantik masuk membawa sekotak pizza besar di tentengannya.
Setelah menyerahkan pizza pada anggota geng The King, gadis itu menghampiri sang ketua yang sudah merentangkan tangannya menyambut kehadirannya."Ada anak baru, king?" Tanya sang gadis di atas pangkuan sang ketua. Dia tak pernah memanggil Jeffry bos seperti anak buahnya yang lain. Dia selalu memanggil Jeffry dengan panggilan King.
"Kenalkan dia Al, baru saja gabung" Jeffry mengenalkan anggota barunya.
"Hai Al, kenalkan aku Yuki" dengan mengulurkan tangan gadis itu mengharap sambutan dari Al sang anggota baru.
Yuki adalah satu-satunya gadis di circle The King. Bukan karena dia salah satu anggotanya namun Yuki adalah satu-satunya gadis teman dekat Jeffry sejak mereka masih duduk di bangku SMP. Dan sampai sekarang Yuki tetap menempel pada Jeffry hingga di kampus Universitas Raya Jakarta (nama kampus fikstif ya ini gaes kampusnya).
"Al" jawab Al singkat membalas jabatan tangan Yuki.
Disaat semua sedang asik menikmati pizza yang Yuki bawa, Jeffry berbisik pada Yuki
"Aku ingin" sambil lidahnya bermain di telinganya, membuat Yuki bergidik dan reflek memukul lengan kekar Jeffry."Sorry, aku ga bisa. Sedang datang bulan" balas Yuki juga berbisik membuat Jeffry mendengus pelan dan menyandarkan tubuhnya di sandaran safa.
Yuki yang melihat reaksi Jeffry hanya terkekeh geli, maka dengan santai dia bangkit dari pangkuan Jeffry menarik lengan pria itu untuk ikut berdiri.
"Bisa dengan ini" sambil mengerling manja Yuki menunjuk bibir ranumnya dan menarik Jeffry masuk kedalam kamar membuat pria itu tersenyum senang.
"Huh, masih sore sudah senang-senang sendiri" dengus Varrel yang melihat bos mereka masuk ke kamar bersama Yuki. Sedangkan Nazar hanya diam memandang kearah pintu kamar yang mulai tertutup dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Sudah, ayo habiskan saja pizza nya" ajak Varrel yang masa bodoh pada Al yang masih canggung di geng itu.
"Kita main bilyard aja, nanti kirim pesan pada bos untuk menyusul. Aku gerah disini" dengus Nazar memilih pergi dari markas The King.
"Hei, tunggu. Habiskan dulu pizza-nya" Varrel menjawab dengan mulut penuh gigitan pizza namun tak di pedulikan Nazar yang tetap memilih cabut dari tempat itu.
"Ya sudah, ayo kita main bilyard. Bos akan lama kalau sudah dikamar sama Yuki" final Varrel yang memutuskan untuk mengikuti rekannya pergi dari markas mereka dan Al hanya pasrah mengikuti saja sebagai calon anggota baru The King.
*Masih pendek dulu ceritanya. Awal cerita belum ketebak gimana alurnya. Tokoh lain juga belum muncul. Pemanasan bakal gimana responnya nih. Kira-kira dilanjut apa ga hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING ( ALKI )
FanficMature 21+ Kehidupan yang keras para remaja dalam pencarian jati diri.