Chapter 01; Green tea, with choco granola

15 3 1
                                    

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

"Mas Ryugi Atmajaya, ya?"

Lamunan Ryugi lantas pergi, saat suara asing menyebutkan namanya dengan begitu ringan. Bola mata Ryugi bergerak serentak, menatap presensi perempuan yang kini berdiri berjarak di depan matanya. Pria itu mengerjap sebentar, lalu mengangguk kaku sebelum akhirnya ia berdiri, guna menyambut kedatangan si perempuan.

Yah, akhirnya Ryugi setuju pada permintaan Mami, dan memilih foto Sastika Nayuma Rahajdjo dengan gerakan asal, karena ia ingin semuanya cepat selesai saja.

"Kamu, Sastika Nayuma?"

Si perempuan tersenyum tipis, dan mengangguk satu kali. "Maaf ya, Mas. Jadi harus nunggu lama." Sasti lantas mempersilakan Ryugi untuk duduk ikut menyusulnya.

"Toko bunga agak ramai hari ini. Kasihan kalau karyawan handle sendirian." ujarnya lagi, dengan tatapan tak enak hati sebab sudah membiarkan Ryugi menunggunya lama. Padahal, sudah berjanji untuk tidak terlambat.

Mendengar itu, Ryugi tersenyum maklum. "Nggak apa-apa, Sastika. Nggak terlalu lama juga kok, saya nunggunya."

Well yeah, meskipun 30 menit milik Ryugi jadi terbuang percuma.

Lantas, Sasti bisa bernapas sedikit lega. "Sasti aja. Takut terlalu ribet buat Mas Ryugi." ujarnya mengoreksi namanya dengan senyum segan.

"Baik. Kalau kamu nyamannya begitu."

Lalu, hingga di menit ke tiga mereka masih bungkam dan sama-sama enggan bicara. Ryugi terlalu kaku. Jujur saja, ia tidak pandai membangun obrolan dengan seorang wanita. Apalagi, bertatapan secara langsung begini. Dan untuk Sasti sendiri, perempuan itu juga terlalu malu untuk sekedar basa-basi demi mencairkan suasana di antara keduanya. Yeah, mereka baru bertemu pertama kali-itu juga menjadi salah satu alasan kuat.

"Mhmm, Mas—"

"Oh iya, Sasti—"

Setelah itu, mereka kembali menutup mulut masing-masing. Baik Sasti juga Ryugi, sama-sama meringis dalam hati. Mendadak begitu gugup, entah karena apa.

"Kamu duluan saja." final Ryugi, melihat ke arah Sasti. "Mau bicara apa?"

Sasti membuang napas samar, lalu berdehem sekilas guna menghilangkan kegugupan yang menderanya.

"Sasti mau tanya secara personal sih, sebetulnya, Mas." ucap Sasti, menatap Ryugi tak enak hati. "Tapi, kalau Mas Ryugi keberatan, nggak masalah. Nggak perlu di lanjutkan." imbuhnya dengan senyuman kecil.

Chef Kiss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang