Chapter 02 ; Tiramishu Latte

13 2 0
                                    

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Mungkin, di beberapa kesempatan, Sasti tidak akan memikirkan akan bagaimana akhir dari kencan buta yang sudah di laluinya. Sasti kepalang hapal dengan step by step yang akan terjadi setelah ia bertemu dengan pasangan kencan buta nya.

Laki-laki lain, akan langsung memutuskan putusan agar mereka tidak lagi berhubungan setelah Sasti menceritakan hal pilu yang sudah menimpanya-tiga kali. Para laki-laki itu akan beralasan yang macam-macam. Tapi, yang paling sering Sasti dengar adalah,

Aku mau cari pasangan yang nggak bermasalah. Kamu gagal menikah tiga kali, dan itu juga sebuah masalah.

Terlalu sering, Sasti mendapatkan kalimat itu dari pria. Marah? Mungkin, iya. Sesekali. Tapi, Sasti lama-kelamaan mulai bersikap legowo. Ia mulai tidak memusingkan lagi kenapa semua laki-laki tidak berlangsung lama saat mendekatinya.

Tapi, Ryugi Segio Atmajaya, berhasil membuat Sasti berpikir semalaman tanpa tertidur sedikitpun, setelah pria itu mengantarnya pulang kemarin.

Bahkan, keesokan harinya, Sasti masih termangu di depan meja makan dengan memikirkan hal yang sama. Sasti merasa belum bisa percaya—kenapa, Ryugi mau menemuinya, lagi? Sedangkan, sudah banyak laki-laki yang menolaknya secara terang-terangan karena masa lalunya.

"Sasti, kenapa ngelamun?"

Kelopak mata Sasti mengerjap cepat, ia menegakkan duduknya, melirik ke arah sang Kakak—Aryo Seta Rahardjo yang sudah mengambil posisi duduknya, di sampingnya.

"Mas lihat kamu dari semalam kayak lagi banyak pikiran. Kenapa, nduk?"

"Nggak kenapa-kenapa, Mas."

Bersamaan dengan itu, sang Ibu juga Rengganis datang membawa menu sarapan pagi ini. Senyum kecil, Sasti perlihatkan saat Ibu dan juga Rengganis menyapanya.

"Bener, ya, nggak ada apa-apa?" jeda "Kalau ada apa-apa, kamu bilang. Jangan di sembunyikan dari Mas Aryo, lho."

Oh, mulai lagi. Aryo dengan segala sikapnya yang terlalu ingin tahu ini dan itu. Namun, di banding menjawabnya, Sasti memilih mengangguk sembari mengacungkan jempolnya sebagai jawaban. Ia terlalu malas, jika berakhir adu argumen dengan sang Kakak.

"Oh iya, Sasti nanti pesen ojek online aja. Mas Aryo, nggak usah antar Sasti ke Flowers, dulu."

"Kenapa?" Aryo, lantas menghentikan aktivitas makannya, lalu menatap Sasti dengan seksama. "Biasanya juga Mas, 'kan yang antar kamu ke Flowers? Tumben sekarang bilang begitu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chef Kiss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang