Dihukum?

21 4 3
                                    


Jam menunjukan pukul 07:25 WIB. Seorang gadis mengunakan piama berwarna pink bermotif panda kini masih terlelap dalam tidurnya.

"Revaa!! Bangun kamu hampir terlambat ini."
Teriak bundanya dari arah bawah.

Teriakan bundanya kemudian membuat gadis itu tersontak kaget dan langsung bangun dari tidurnya.

"Hah? Terlambat? Emang pukul berapa sekarang ya?."
Gadis itu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Mata gadis itu membulat sempurna saat ia tau sebentar lagi ia akan terlambat masuk sekolah.

"Hah?! Bundaaa!! Revaa udah mau terlambatt!!."
Teriak gadis itu sambil berlari kearah toilet.

Gadis itu kini sedang berlari melewati anak tangga satu demi satu untuk turun kearah bawah agar segera berangkat kesekolah.

"Rev tunggu!!."
Panggil bundanya dari arah dapur.

"Iyaa bun kenapa?."

"Ngga sarapan dulu nak?."

"Ngga deh bun, Reva udah mau terlambat ini."
Jawab gadis itu sambil mencium punggung tanggan bundanya.

Kini gadis itu sudah berada didalam mobil avanza berwarna hitam milik ayahnya.
Gadis itu duduk sambil melihat kearah jendela.

"Ck, seharusnya gue bangun lebih awal kan kalo gini jadinya gue terlambat!."
Dengus gadis itu kesal.

"Ayah, bisa lebih cepat ngga bawa mobilnya? Reva udah mau terlambat."
Lanjutnya.

"Lain kali bangunnya lebih awal ya nak, agar tidak terlambat lagi."
Jelas ayahnya dengan tangan yang ada disetir mobil.

"Iya ayah."
Jawab gadis itu.

Kini gadis tersebut sudah berada digerbang sekolah yang telah ditutup.

"Tuhkan, udah ditutup gerbangnya."
Ucap gadis itu dengan raut wajah yang cemberut.

"Iya, karna lo udah terlambat."

Suara seorang pria dari arah belakang sontak membuat gadis itu kaget.

"Eh, siapa sih lo ganggu aja!."
Dengus gadis itu kesal sambil membalikkan tubuhnya kearah belakang.

Betapa terkejutnya gadis itu saat tau siapa yang ikut berbicara dengannya.

"Lo?! Ngapain sih lo disini!.
Ucap gadis itu kesal.

"Masih nanya? Lo lupa cill? Gue kan ketos di SMA ini."
Jelas pria itu.

Yapp!!
Dia adalah kak Devano, ketua osis yang selalu menganggu gadis itu.

"Lo terlambat cill? Ikut gue!."
Lanjutnya.

"Iih!! Kok gue harus ikut lo sih!."

"Lo udah terlambat cill."
Jelas pria itu, dengan nada dingin.

"Ck, Iyaa iyaa gue ikut lo!."
Jawab gadis itu sambil mengikuti pria berbadan tinggi itu dari belakang.

Mereka berdua menuju arah lapanggan sekolah tersebut. Dengan tujuan si osis ingin menghukum sang gadis yang terlambat tadi.

"Lo berdiri disini selama satu jam sambil angkat kaki satu!."
Pinta laki-laki itu.

"Ck, Iyaa iyaa dasar bawel."

"Apa lo bilang? Gue bawel? Gue tambah hukuman lo!."

"Ngga ngga kak jangan pliss!!."
Mohon gadis itu agar hukumannya tidak ditambah lagi.

"Cepat lakuin!"

"Iyaa iyaa"

Kini sang gadis sedang menerima hukamanya itu, betapa malunya ia ketika teman-teman kelasnya melihat dirinya sedang dihukum ditengah lapanggan sekolah.

1 jam berlalu sang gadis itu pun sekarang telah bebas dari hukuman yang diberi oleh laki-laki bawel menurutnya itu.

"Rev!!."
Teriak Amanda dari arah kantin.

"Hai Man."
Jawab gadis itu sambil menuju arah kantin.

"Rev, lo dihukum kak Devano yaa??."
Tanya Amanda penasaran.

"Iya! Gue dihukum sama cowo bawel itu, mukanya ngeselin lagi!."
Dengus gadis itu kesal.

"Hhaaha sabar Rev."
Ucap Amanda.

"Siapa yang lo bilang bawel cill, hmm?."
Ucap pria itu sambil menjewer telingga gadis pendek itu.

"Rev, kak devano tuh.. Gue balik ke kelas dulu daa!."
Ucap Amanda sambil berlari kearah kelas.

"Man!! Tolong gue cuy gue dijewer!!."
Rintih gadis itu.

"Makanya jangan suka bilangin orang sembarangan cill."
Jelas pria itu sambil melepaskan tanggannya dari sang gadis.

"Gue balik ke kelas dulu, bye!."
Lanjut pria itu sambil berjalan msnuju kelasnya.

"Ngga jelas lo!."
Dengus Reva kesal.

Bel pulang sekarang telah berbunyi yang artinya jam sekolah telah usai. Dari kejauhan terlihat seorang pria misterius berjaket hitam sedang mengawasi seorang gadis yang sedang berjalan bersama sahabatnya.

"Rev, gimana? Seru ngga pelajarannya?."

"Seru, tapi gue ngga ngerti tuh pr yang dikasih pak rehan."

"Sama Rev gue juga ngga ngerti, pak rehan kasih pr yang susah-susah cuyy herman gue."

"Heran kali Man! Herman mah paman gue kalik."
Balas Reva sambil menoyor pelan kepala Amanda.

"Jokes dikit kalik Rev."

"Iyaa in deh."

Setelah berjalan lama menuju gerbang sekolah Amanda akhirnya berpamitan untuk pulang.

"Byee Rev!!."

"Byee Man!."
Jawab gadis itu sambil melambaikan tangganya kearah mobil yang dipakai oleh sahabatnya itu.

Ya, Amanda adalah anak tunggal kaya raya. Bahkan ayahnya adalah pemilik perusahaan terkenal yang ada dikota itu. Sedangakan ibunya, adalah seorang yang mempunyai toko kue terkenal dikota itu juga.

"Ck, Amanda udah pulang gue tunggu depan gerbang aja deh."
Dengus gadis itu kesal.

"Brummm brumm, tinn tinn!!."

Siapa itu? Ya, itu kak Devan siapa lagi kalo bukan dia yang selalu buat sang gadis pendek itu kesal setiap hari wkwk.

"Ck, lo apa apaan sih?! Berisik cuy!!."
Teriak gadis itu sambil menutup telinganya dengan kedua tangganya.

"Buahahha, maap ye cill."

"Cal cil cal cil lo apa apaan sih kak?! Mau lo apa hah?."

"Hmm maunya lo cill, bolee? "
Jawab pria itu sambil melajukan motor balapnya itu.

"Lo ngga jelas anjirt!!."
Teriak Reva walaupun sang kakak kelasnya sudah tak terlihat lagi dari pandangannya.

"Dasar! Ngga jelas cih."
Dengus gadis itu kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si pendek milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang