Sudah beberapa jam berlalu. Kedua orang bersahabat tersebut menikmati waktu bersama seperti melupakan apapun yang mengganjal dipikiran mereka. Canda tawa terlontarkan disela-sela menonton film di laptop milik Jimin itu."Jiminie hyung, Vie hyung habis ini sampai!" Ujar Jungkook pada Jimin dengan perasaan yang sangat gembira.
"Iyaa, sudah share-loc kan?" Ucap Jimin mengingatkan.
Jungkook mengangguk cepat sembari fokus pada ponselnya. Sepertinya sedang saling bertukar pesan pada sang kekasih.
"Kamu tunggu disofa saja sana. Aku mau mencuci gelas-gelas." Katanya sambil membawa beberapa gelas yang berserakan dan berjalan keluar kamar menuju dapur.
Jungkook berjalan dengan girang ke pintu masuk apartemen saat seseorang membunyikan bel beberapa kali.
Saat membuka pintu, terpapang lah sesosok tampan dan tinggi serta berkulit tan itu. Pesonanya sungguh tak main-main! Pantas saja Jungkook yang imut menggemaskan cocok dengannya yang maskulin dan nampak dewasa.
Mereka saling berpelukan didepan pintu apartemen yang sudah tertutup semenjak mereka masuk, Jimin yang melihatnya dari jauh hanya membiarkan. Toh mereka sudah lama tak bertemu semenjak satu bulan yang lalu.
"Aku merindukanmu, bunny." Ujar pemuda itu dengan lemah lembut pada sang kekasih, Jungkook.
"Aku juga, Vie hyung." Jungkook makin mengeratkan pelukannya.
Astaga pasangan ini benar-benar membuat Jimin seperti nyamuk. Untung saja dirinya punya kesabaran setebal triplek kayu. Jika tidak mungkin mereka berdua akan mendapat kata-kata usiran.
"Ayo bunny kita ke hotel. Aku sudah membooking nya tadi sebelum kesini."
"Ehem.." Deheman Jimin membuat mereka menoleh ke sumber suara. Pemuda itu dengan sigap membungkuk hormat 90 derajat.
"Selamat sore. Maaf aku berlaku tidak sopan." Ia kembali keposisi semula. Jimin tersenyum dan membalas salamnya.
"Tidak apa-apa. Kalian jika mau pergi sekarang silakan. Selamat bersenang-senang. Nikmati waktu kalian ya!" Ujar Jimin sambil berjalan mendekat ke mereka berdua.
"Jiminie hyung.. Aku akan pergi bersama Vie hyung ya.." Jungkook menghampiri Jimin lalu reflek memeluknya.
"Iyaa Kookie, sana pergi. Pokoknya kalian harus menikmati waktu bersama yaa." Jimin menggoyang-goyangkan pelukan mereka kekanan kiri.
Jungkook sekarang sudah ada yang menjaga selain dirinya. Memang seharusnya seperti itu.
"Papaii Jiminie hyung!" Jungkook melepaskan pelukannya lalu kembali menghampiri kekasihnya yang sering dipanggil Vie hyung oleh Jungkook itu.
***
Apartemen kembali sepi, Jungkook sudah pergi bersama kekasihnya beberapa saat yang lalu. Entah mengapa dia merasa sedih. Bukan karena Jungkook dibawa oleh kekasihnya, bukan itu.
Mengecek ponselnya, kekasihnya itu tak menghubunginya sama sekali semenjak percakapan izin tadi pagi menjelang siang. Dirinya jadi semakin sedih. Apakah kekasihnya sesibuk itu?
Ia tak sedang dalam suasana hati yang bagus, ponsel genggamnya Ia lempar begitu saja di kasurnya. Memutuskan untuk keluar apartemen mencari angin segar diluar.
Taman dekat apartemen memang paling terbaik. Jimin suka disana, tenang dan tak membosankan. Angin sepoi-sepoi menerpa rambut dan wajahnya yang manis.
Disana juga ada beberapa pedagang kaki lima yang sempat Jimin hampiri. Ia membeli es krim vanilla sambil menikmati pemandangan yang menyejukkan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia | Nammin
FanfictionSekitar tiga hari ini, Park Jimin tak dapat tidur dengan nyenyak. Bahkan, Ia bisa sampai tak tidur sekalipun. Ia sungguh mengantuk, namun tak bisa tidur terlelap. Ia mengeluhkan kondisinya pada sang kekasih, Kim Namjoon. Tapi ternyata sang kekasih m...